Mengenal Anifatul Jannah, Pegiat Literasi Membaca yang Dirikan Perpustakaan di Rumah Sendiri

TRIBUNJOGJA.COM – Target dara bernama lengkap Anifatul Jannah dalam waktu dekat ini adalah segera menyelesaikan tesisnya yang menjadi syarat merampungkan pendidikan magister di Jurusan Islam dan Kajian Gender Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Anifa begitu ia akrab disapa mendapatkan beasiswa kuliah S2 setelah lebih dahulu menyelesaikan program sarjananya di jurusan Ilmu Komunikasi di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Jejak prestasi non akademik dara yang dilahirkan dan dibesarkan di Sidoarjo Jawa Timur ini ada di jalur pendidikan non formal.

Sejak tahun 2015 lalu Anifa aktif menjadi salah satu pegiat literasi membaca. Ia mendirikan semacam perpustakaan mandiri di rumahnya dengan nama Omah Moco.

Koleksi beragam buku miliknya menjadi barisan pengisinya. Semua buku ia pinjamkan secara gratis dan asas kepercayaan.

Peminjam kebanyakan adalah teman dan tetangga kanan kiri. Target utama pembaca bukunya kemudian adalah anak anak di sekitar rumahnya. Menurut Anifa, antusias anak anak untuk membaca buku sangat tinggi, hanya saja fasilitas buku bacaan masih terbatas.

Inilah yang menjadi alasan utama Anifa mendirikan Omah Moco. Melihat anak anak usia sekolah dasar di lingkungan rumahnya memiliki minat besar untuk membaca buku, ia pun berusaha memfasilitasi dengan buku buku yang kemudian ia dapatkan dari sumbangan berbagai sumber.

“Buku buku aku dapatkan dari aku mengajukan proposal ke banyak penerbit, ternyata direspon dengan baik dan dikirim buku buku untuk anak anak. Lama lama koleksi nambah banyak dan ngga hanya buku untuk anak anak saja,” terang Anifa.

Banyak membaca membuat pengetahuan Anifa terus bertambah. Dara yang memang menyukai pengalaman baru ini mencoba mengikuti Enterpreneurship Development Networking Asia, sebuah ajang yang memberi penghargaan kepada mereka pegiat literasi secara mandiri.

Apa yang dilakukan Anifa hingga berkembang menjadi sebuah kegiatan kolektif mandiri yang melibatkan banyak orang dinobatkan menjadi salah satu kegiatan yang dianggap sangat edukatif sehingga ia diundang menjadi pembicara tamu mewakili Mobile Book Collections Indonesia di The University of Sydney 2015, sebagai program EDNA Genesis.

Pengalaman yang didapat Anifa ini semakin membuatnya bersemangat untuk terus melakukan literasi membaca melalui Mobile Book Collections Indonesia yang ia bentuk bersama timnya.

“Literasi membaca kepada anak sejak dini harus terus kita lakukan. Peran orang tua sangat besar agar anak gemar membaca buku, dan mulai perlahan tidak ketergantungan dengan gadget. Aku selalu bilang, kenikmatan membaca buku fisik itu tidak tergantikan. Bau kertas dari buku baru bisa membuat ku sangat menikmati dan ingin segera menuntaskan membaca buku tersebut,” kata Anifa.

Ingin Mempopulerkan Kain Motif Nusantara

Dara yang dilahirkan di Sidoarjo, 2 Juni 1993 ini juga meraih beberapa penghargaan dan juga pernah dikirim ke beberapa negara dengan beberapa program yang diikutinya.

Antara lain menjadi delegasi student exchange di Chiang Mai University, Thailand dan delegasi World Interfaith Harmony Week YIPC Indonesia, Singapore-Malaysia.

Dara yang hobi membaca ini juga pernah menerima penghargaan untuk kategori bisnis inovasi dan berdaya saing, Women Entrepreneur Award, Fatayat NU Jawa Timur dan penerima award santripreneur Indonesia tahun 2017.

Rupanya, Anifa memang serius menjadi seorang sociopreneur. Selain ia menjadi pegiat literasi membaca, ia juga membangun usaha dengan misi mengenalkan kain dengan motif Nusantara. Ia membuat brand Songket Indonesia.

“Harapanku dengan songket Indonesia bisa mengenalkan ke masyarakat lebih luas lagi bahwa banyak sekali motif kain Nusantara dari berbagai daerah di Indonesia yang sangat bagus digunakan dan dibuat menjadi busana. Ini salah satu misi ku membangun bisnis ini,” kata Anifa.

Kegemaran Anifa membaca juga diikuti dengan kesukaannya menulis. Sebuah buku motivasi islami berjudul “Santri Nikah Jomblo Punah” sudah berhasil ia tulis dan terbitkan tahun lalu.

Bagi Anifa, membaca bisa membuka jendela dunia dan menulis bisa memberikan jendela dunia.

Penulis: yud
Editor: has

Artikel ini telah tayang di Tribun Jogja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *