Jesica Ong, Wanita Unik yang Memimpin Komunitas Games eSport di Kota Medan

Olahraga elektronik atau sering disebut dengan nama eSport sejauh ini masih dianggap sebagai profesi yang digeluti kaum Adam saja.

Padahal kalangan kaum hawa pun tak kalah eksisnya. Seperti dara 22 tahun ini, yang dikenal sebagai sosok pejuang games eSport di Kota Medan.

Jesica Ong, namanya. Perempuan ini cukup dikenal di kalangan muda mudi pehobi olahraga elektronik di Kota Medan. Bahkan, lebih dari itu, ternyata Jesica adalah penggagas salah satu komunitas eSport bernama Medan Fakka Community eSport

“Jadi saya dikenal sebagai penggagas salah satu komunitas eSport di Kota Medan, bernama Medan Fakka Community eSport yang sudah berdiri selama empat tahun. Nah, penamaannya sendiri gak ada artinya, ya. Karena unik saja,” ujarnya seraya tertawa.

Jesica mengatakan dirinya amat mencintai games ataupun permainan berbasis elektronik sejak kelas 6 SD. Hal itu pun berlanjut hingga ia dewasa. Ia berpikir agar, bagaimana olahraga elektronik bisa memiliki wadah dan bisa membuat turnamen-turnamen bagi pecintanya.

Selama empat tahun berdiri, Medan Fakka Community eSport berhasil menyelenggarakan eSport bagi pehobinya di Kota Medan. Tak kurang sampai 20 kali turnamen digagas dari komunitas yang rata-rata berusia 20 tahunan ini.

Jesica berujar, bahwa komunitas yang mereka dirikan punya mimpi yang kuat agar para pecinta eSport di Kota Medan bisa memiliki wadah. Bagaimana eSport bisa tumbuh selevel dengan kota kota besar di Pulau Jawa, menjadi cita cita tersendiri bagi mereka.

“Kalau di Jawa itu, kan, pemerintah sangat mendukung eSport ini. Pemerintah-nya sadar bahwa ketertarikan anak muda dengan dunia olahraga elektronik tak bisa dibendung. Oleh karena itu perlu diakomodir dan diperhatikan, sehingga tidak berjalan sendiri sendiri,” ujar dara yang kerap dipanggil Ci Pao, ini.

Perkembangan dunia olahraga elektronik semakin pesat secara global. Profesional yang hebat dalam bermain eSport bahkan tak jarang digaet oleh komunitas komunitas maupun klub eSport sebagai anggota tim dalam sebuah turnamen.

“Jadi pemain pemain eSport ini sudah seperti pemain bola. Kadang yang hebat bisa digaet oleh tim tim lain dalam sebuah turnamen. Ini kan berarti, bahwa eSport itu terus tumbuh,” ujarnya.

Ia berpesan bahwa menggandrungi eSport tak semata mata melupakan diri, bahwasanya manusia tetaplah makhluk sosial. Oleh karenanya dalam setiap pertemuan dengan para member Medan Fakka Community eSport, tak jarang mereka mengingatkan untuk tetap menjalin komunikasi dengan sesama.

“Makanya kita juga, ada agenda sebulan sekali untuk bertemu. Kemudian menyusun acara untuk donasi ke panti asuhan atau memberikan makanan ke jalan-jalan. Games tetap main tapi berinteraksi gak boleh berhenti,” cetusnya.

Dalam wawancara kepada Tribun Medan itu, Jesica mengakhiri bahwa untuk jadi seorang pemain eSport jangan tanggung-tanggung. Kalau punya kemampuan silakan berkompetisi dalam turnamen turnamen yang digelar. Sebab, sungguh disayangkan jika kemampuan tak diasah dengan teman teman yang lain.

Penulis: Alija Magribi
Editor: Feriansyah Nasution

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *