Sekolah Air Hujan juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin mempelajari proses pemanfaatan air hujan, baik secara individu maupun kolektif dan tidak dipungut biaya apapun.
Sleman tidak hentinya terus berkreasi dan berinovasi untuk menghasilkan sesuatu hal tepat guna. Hal itu terbukti dari sekumpulan orang yang mengatas namakan Komunitas Banyu Bening (KBB).
Komunitas Banyu Bening berinovasi untuk merubah air hujan menjadi lebih berguna dengan melalui sejumlah proses. Mereka juga membuat sebuah tempat yang diberi nama Sekolah Air Hujan yang diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun, Senin (9/9).
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyambut baik dengan keberadaan Komunitas Banyu Bening dengan sekolah yang mereka miliki karena memiliki dampak positif bagi masyarakat.
“Komunitas ini memberikan edukasi yang baik tentang air hujan agar dapat lebuh bermanfaat bagi masyarakat Sleman dan ternyata sudah ada sejak lama,” ujarnya.
Muslimatun menjelaskan, daerah Sleman merupakan bagain wilayah hulu dari yang memasok kebutuhan air di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Apabila kondisi air di Sleman baik maka bisa dipastikan wilayah DIY juga akan menerima air yang baik untuk kebutuhan konsumsi masyarakat.
“KBB ini berinovasi dengan air hujan bukan air tanah dan ini langkah yang baik apalagi ada manfaat lebih dari pengolahan air hujan ini seperti menyembuhkan sejumlah penyakit,” jelas Wabup Sleman itu.
Ketua KBB Sri Widyaningsih mengatakan, keberadaa komunitas yang dipimpinnya bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus penyadaran bagi masyarakat akan kegunaan air hujan.
“Air hujan bila diolah dengan tepat, akan menghasilkan manfaat yang lebih. Komunitas melalui sekolah yang kami resmikan ini, ingin mengedukasi masyarakat tentang pengolahan dan pemanfaatan air hujan,” ujarnya.
Sri Widyaningsih menuturkan, pola pikir masyarakat harus dirubah agar dapat memiliki pandangan bahwa air hujan bukan hanya sekedar jatuh dari langit dan hilang ditelan sungai. Jika dimanfaatkan air hujan begitu banyak faedahnya.
“Limpahan air hujan dari langit bisa membuat banjir akan tetapi dengan sejumlah proses dapat lebih berfaedah. Mulailah memanfaatkan air hujan dan lebih hati-hati menggunakan air tanah,” ujarnya saat diwawancara.
Komunitas Banyu Bening yang bersifat mandiri ini berada di Dusun Tempursari Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman dan telah berdiri sejak tahun 2012. Hingga saat ini mereka terus memberikan penyuluhan dan edukasi tentang pemanfaatan air hujan hampir diseluruh Indonesia seperti Surabaya, Nabire, Sulawesi hingga Sorong Papua.
Sekolah Air Hujan juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin mempelajari proses pemanfaatan air hujan, baik secara individu maupun kolektif dan tidak dipungut biaya apapun.