Komunitas Serupa Art Space Pamerkan Lukisan dan Patung Seniman Populer

Ratusan karya perupa Jepara kembali dipamerkan. Pada kegiatan bertajuk Distorsi Harmoni #3 oleh komunitas Serupa Art Space tersebut ada beragam karya yang ditampilkan mulai dari patung hingga lukisan. Bertempat di Jepara Ourland Park, pameran seni rupa itu berlangsung selama lima hari. Mulai 26-30 September 2019. Tak hanya melibatkan seniman populer dari Jepara, kali ini dilibatkan pula seniman-seniman besar dari Jogja, Lingkar Muria.

Ketua Panitia Mario Mogot mengatakan, tema yang diangkat yakni Lumbung Desa. Lumbung merupakan sebuah pertahanan bagi kehidupan dan penghidupan. Karenanya lumbung begitu penting bagi manusia. “Hari ini jika Lumbung Desa hanya dimaknai sekedar bertahan dari rasa lapar mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan, namun jika lumbung desa ditafsir pula sebagai lumbung budaya, hari ini kita sedang mengalami paceklik kebudayaan yang luar biasa,” katanya kepada Jawa Pos Radar Kudus.

Karena itulah, Distorsi Harmoni #3 ini berusaha melibatkan seniman-seniman nasional dengan kaliber internasional, dengan harapan tafsir tentang Lumbung Desa ini secara estetis dan kultural bisa menggugah kesadaran bersama. Dia melanjutkan, keikutsertaan seniman-seniman besar dari Jogja, Lingkar Muria bukanlah untuk gagah-gagahan semata. Lebih dari itu mereka merasa terpanggil untuk turut serta meletakkan kembali dasar-dasar kebudayaan bangsa ini dalam membangun manusia Indonesia lahir batin.

Kegiatan itu dihadiri langsung Plt Bupati Jepara, Dian Kristiandi. Andi sempat berkeliling lokasi pameran. Dia juga sempat untuk melukiskan cat warna diatas sebuah kanvas.  Andi mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan ini. Menurutnya ekspresi dalam kehidupan sehari-hari bisa diungkapkan lewat seni. ”Mari jaga kesenian yang ada di Jepara ini agar semakin maju, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional,” katanya. Untuk itu perlu sinergi antara pelaku seni dan semua elemen termasuk masyarakat dan pemerintah. ”Agar kesenian Jepara tetap eksis. Selain itu, karya seni tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga tuntunan,” imbuhnya.

Pada pameran ini ratusan karya yang ditampilkan merupakan persembahan dari Utoyohadi, Nasirun, Imam Bucah, Indarto Agung Sukmoko, Nano Warsono, Laksmi Shitaresmi, Budi Karya, Umar Chusaeni, S. Mulyana Gustama, Indrayana, Andi Febian Putra, Joko Pramono, Anie Djatmiko, Danil Makurapa, Suci Indyaswati, Nashrudin Taufiq, M. Ali Burhan, Winantyo Agung Pambudi, Meta Enjelita, Ahmad Zain M, Septo Edy Amperawan, Anto Termawan, Susiyo Guntur, Tino Setyono, Roni, Rohmad, Adji Goeno, Widi Benang dan lainnya.

Untuk menyemarakkan gelaran tersebut, selama pameran ditampilkan pula berbagai pertunjukan mulai wayang, teater, perfomance ar, batik shadow dari sanggar batik Dongaji Yogyakarta, launcing buku hingga diskusi.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *