Pecah, 4 Komunitas Berkolaborasi Gelar Octoberock Community

Dalam sebuah komunitas, keakraban dan kekompakan adalah nomor satu. Begitu juga saat mereka berinteraksi dengan komunitas lainnya, apalagi, jika mereka memiliki kesamaan minat, musik misalnya.

Atas dasar inilah, empat komunitas: Queenindo (penggemar Queen), Indonesian Bloodbrothers (penggemar Iron Maiden), Helloween Indonesia (penggemar Helloween), dan Glam Rock Community Indonesia (GRCI) sepakat menggelar sebuah ajang silaturahmi dibalut konser musik bertajuk “Octoberock Community” di Hard Rock Cafe, Jakarta, Sabtu, 5 Oktober 2019.

Karena ini acara dari komunitas untuk komunitas, band-band yang tampil pun mewakili komunitas masing-masing. Queeindo misalnya, diwakili oleh Made In Heaven, Volzkid mewakili Indonesian Bloodbrothers, GRCI diwakili Big Game, sementara Parallel mewakili Helloween Indonesia.

“Event Octoberock dibuat sebagai pemersatu berbagai genre musik rock/metal yang masing-masing mempunyai ciri khas yang unik. Dengan event ini, diharapkan terjalin keakraban dan kekompakan antara masing-masing komunitas,” ujar Yuce Siti Maria, perwakilan Queenindo.

Sarah Rimba Rinjani, perwakilan dari Indonesian Bloodbrothers menambahkan,”Semua panitia dan operasional acara ini datang dari perwakilan masing-masing komunitas. Mereka profesional bekerja untuk menyukseskan acara ini, termasuk mencari sponsor,” ujar Sarah, yang juga merupakan admin di Indonesian Bloodbrothers.

Menariknya, masing-masing band dari komunitas ini, menampilkan vokalis tamu alias featuring artist, yang sudah punya nama besar di industri musik Indonesia. Made in Heaven misalnya, menampilkan Ophie Danzo, mantan vokalis Voodoo, dplant, yang kini berkibar bersama Second Born.

Begitu juga dengan Volzkid, di acara yang dipandu dua host Arman Diantoro dan Aprilia Kenzie ini, mereka dibantu rocker legendaris, mantan vokalis El Pamas, Doddy Katamsi, yang kini mengibarkan Seven Years Later. Sedangkan Parallel dibantu vokalis Jikunsprain, Koko Sasongko.

Parallel Jadi Pembuka

Parallel jadi pembuka ajang Octoberock Community ini. Bersama Koko Sasongko, band yang digawangi Dhimas Diamond Kristianto, Anton Ferdi Hazairin (gitar), Wista Dwi Novianto (bass), dan Irfan Ahmad (drum) ini menggeber nomor-nomor hits dari Helloween, seperti  “Eagle Fly Free”, “Power”, “How Many Tears” “Future World”,” I Want Out”, “Forever One” serta lagu berdurasi panjang, “Keeper of The Seven Keys”.

Alhasil, sejak sore tensi pun langsung tinggi. Suasana juga sangat cair, karena di panggung, Koko, yang jebolan kompetisi menyanyi di televisi, The Voice Indonesia ini tampil super energik dan komunikatif dengan audiens. Mereka menutup penampilan ciamik itu dengan lagu dari Angra, “Nova Era”.

Lepas Parallel turun panggung, giliran band andalan Queenindo, Made In Heaven unjuk gigi. Band yang namanya diambil dari album ke-15 Queen ini unik, karena berangotakan seorang ayah dan dua anaknya.

Sang Ayah, Daniel Kristian, memainkan gitar dan bernyanyi. Sementara, sang putri Florence Daughti (bass), dan putranya, Zach Danson, yang masih berusia 11 tahun memainkan drum.

Penampilan mereka makin kinclong dengan dukungan Hongky, vokalis The Bynals dan guest star Ophie Danzo. Nomor-nomor seperti “Tie Your Mother Down”, “Stone Cold Crazy”, serta “Fat Bottomed Girl” pun dilantunkan dengan apik.

Ophie, yang sempat melejit bersama Voodoo dengan hits “Salam untuk Dia” di era 1990-an, bahkan tak sekadar menyanyi, dia juga sesekali bermain kibor/piano, seperti di lagu legendaris “Bohemian Rhapsody”.

Karena lagu-lagu yang dimainkan sangat familiar, tak pelak, karaoke massal terjadi hampir di semua lagu yang dimainkan Made In Heaven, feat Ophie. Selain lagu-lagu Queen, mereka juga sempat membawakan “Cupid’s Dead” (Extreme) dan “You Give Love a Bad Name” (Bon Jovi).

Big Game Bikin Cair

Big Game yang beranggotakan Arief Widiasmoko (gitar), Nanta Shehaan (bass), Kris (kibor), Danel Elang (drum), dan Agus Mudhouse (vokal) tampil sebagai performer ketiga malam itu. Mereka juga berhasil membuat suasana makin pecah dan cair. Lagu-lagu seperti “Light and Thunder”, “Out With The Boys”, “Love Don’t Come Easy” (White Lion), “Where Are You Now (Roxus), “Jump” (Van Halen), serta “I’ll be There For You” (Bon Jovi) dibawakan dengan apik oleh band yang namanya diambil dari judul album ketiga White Lion itu.

Big Game juga sempat mendaulat vokalis Jon Angelz untuk berkolaborasi di lagu “Ride The Wind” (Poison) dan “Broken Heart” (White Lion). Sementara drummer Fadli Widodo diajak tampil pada lagu milik Europe, “Carrie”.

Selain konser musik, acara ini juga penuh dengan door prize, persembahan dari masing-masing komunitas dan sponsor. Salah satunya dari All That Rocks, yang merupakan favorit para metal head. Hadiah yang disediakan pun beragam, mulai t-shirts musik, gantungan kunci, payung, tote bags, pin, mug, hingga bantal.

Sebagai band pamungkas, tampillah Volzkid. Kehadiran band yang baru merilis album The Jammin’ Present ini cukup ditunggu karena sudah sangat familiar di kalangan penggemar Iron Maiden. Tak pelak, suasana pun makin pecah.

Malam itu, penampilan Yarry Wungkar, Abuy (gitar), Idoy (bass), dan Ivan Wungkar (drum) pun spesial, karena kehadiran Doddy Katamsi. Tampil juga sebagai musisi pendukung, Wisnu Heretix Divine pada bass dan Khalif Mahendra, drummer band thrash metal, Oracle.

Aksi Doddy Katamsi dan Volzkid

Volzkid membuka gigs dengan dua lagu hits Iron Maiden: “The Evil That Men Do” dan “Fear of The Dark” yang dinyanyikan vokalis mereka, Welly. Sisanya, mereka berkolaborasi dengan Doddy membawakan lagu-lagu milik Iron Maiden lainnya, seperti “2 Minutes to Midnight”, “Wasted Years”, “The Trooper”, serta “Aces High”.

Selain penampilan Volzkid yang keren, aksi Doddy pun sangat prima. Mengenakan kaca mata hitam dan t-shirt hitam Iron Maiden dibalut rompi jins, rocker yang menjulang di era 1990-an itu masih begitu gahar di panggung.

Suara melengking yang menjadi ciri khas Doddy sejak dulu masih jelas berbekas. Wajar, karena putra dari mendiang aktor Amoroso Katamsi ini memang dikenal memiliki teknik vokal mumpuni. Dia juga dkenal sebagai guru vokal bagi vokalis-vokalis era sekarang.

Volzkid juga sempat memainkan lagu mars Indonesian Iron Maiden Bloodbrothers, dengan vokalis Bambang Priambudi. Lagu ini juga masuk dalam album The Jammin’ Present.

“Bukan hanya performance band-bandnya yang keren, tetapi spirit/semangat dari acara ini yg patut diacungi jempol. Menggabungkan empat komunitas untuk melebur bukan soal gampang. Biasanya antar komunitas punya karakter dan ciri serta ego yang berbeda,” ujar Budi Putra, admin GRCI.

Budi bersama GRCI mengaku banyak belajar dari acara ini, terutama dalam hal mempersiapkan acara, menjalin relasi dengan pihak-pihak lain termasuk soal venue, pencarian sponsor, dan pengelolaan anggarannya. “Manajemen secara profesional seperti yang di-share teman-teman Queenindo dan Indonesia Bloodbrothers sangat menginspirasi buat GRCI,” ujarnya.

Penulis/reporter: Edu Krisnadefa

Artikel ini telah tayang di liputan6.com

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *