Komunitas 1000 Guru Kupang menaruh perhatian kepada murid-murid di pedalaman Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka berkeliling dan mengajar di sekolah-sekolah di Provinsi kepulauan tersebut.
Didik Iswahyudi, Ketua Komunitas 1000 Guru Kupang, diwawancarai POS-KUPANG.COM, Rabu (22/1/2020) mengatakan, kegiatan traveling dan mengajar tersebut merupakan program jangka pendek Komunitas 1000 Kupang.
“Kita juga punya dua program lain, selain Traveling and Teaching, kita punya Smart Center dan Traveling and Giving,” ungkapnya.
Dia jelaskan, kegiatan Traveling and Teaching dilakukan setiap 3 (tiga) bulan di lokasi yang berbeda-beda, melibatkan volunteer yang secara sukarela ingin ikut serta untuk memberikan motivasi dan berbagi dengan anak-anak sekolah di pedalaman di NTT.
Menurutnya, selain memberikan motivasi, mengajar anak-anak di pedalaman, mereka juga memberikan penyuluhan kesehatan gigi kepada anak-anak dan pelayanan kesehatan gratis kepada orang tua dan warga masyarakat sekitar tempat berlangsungnya kegiatan.
Kegiatan Travelling and Teaching ini, kata dia sudah dilakukan di beberapa sekolah, antara lain, SDN Aisio, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS, SDN Nitanalain,
Desa Tebole, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao, SDN Amsila, Kecamatan Camplong, Kabupaten Kupang.
SDN Rium, Desa Pakubaun, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, SDN Kelas Jauh Raibasin, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.
SDN Batu Esa, Desa Sumlili, Kecamatan Kupang Barat, SDN 02 Amfoang Selatan, Lelogama, Kabupaten Kupang, TRK Banli, Dusun Banli, Desa OP, Kecamatan Nunkolo, Kabupaten TTS.
SDN Sinar Atubesi, Dusun Dilagusun, Desa Lamaksenulu, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu (berbatasan langsung dengan Timor Leste), SDN Temkuna, Desa Humusu, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten TTU, SDN Oefafi, Desa Fatuulan, Kecamatan Ki’e, Kabupaten TTS, SD GMIT Fatumnasi, Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
SDN Anggur, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara.
14. SD Inpres Onansila, Desa Onansila, Kecamatan Semau Selatan, Kab. Kupang.
Sementara Smart Center (SC), merupakan program jangka panjang bertujuan untuk memberantas buta aksara. Kegiatan ini sudah berlangsung selama satu tahun 2016-2017 antara lain, di SDN Rium, Desa Pakubaun, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang.
“Selama satu tahun anak-anak SDN Rium diberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah yang lebih berfokus pada membaca dan berhitung dan pemberian makanan tambahan bernutrisi seperti susu, bubur kacang hijau, telur, serta memantau perkembangan gizi mereka, ” ungkapnya.
Dia ceritakan, anak-anak di SDN Rium yang awalnya tidak bisa membaca dan menulis bahkan juga ada yang tidak mengenal huruf sama sekali sekarang sudah bisa membaca dan menulis dengan lancar bahkan pada ujian kelulusan kelas 6 mereka semua dinyatakan lulus.
Terakhir program Traveling and Giving. Dilakukan pada hari raya keagamaan seperti Natal dan Idul Fitri, bertujuan untuk mempererat toleransi antar umat beragama.
Dia katakan, kegiatan TnG yang pertama kami lakukan di SDK Anugerah, Haukoto Sikumana, Kecamatan Maulafa Kota Kupang pada tanggal 17 Desember tahun 2016 lalu.
Kegiatan TnG kedua kami lakukan di SDN Purnama Baun pada tanggal 12 Desember 2017. TnG ketiga dilaksanakan bersama anak-anak pengajian masjid Al Barqah Desa Tablolong Kabupaten Kupang pada tanggal 1 Juni 2018.
Kemudian TnG keempat mereka berkesempatan berbagi dan bermain bersama adik-adik SD Gmit Oelbiteno, Kecamatan Fatuleu Tengah.
Lalu pada saat menyambut Ramadhan kami melakukan TnG kelima bersama adik-adik di Taman Pendidikan Al-Qur’an, Masjid Al Muhtadin, Noelbaki. Serta pada TnG keenam kami berkesempatan berbagi Kado Natal kepada adik-adik di SD Negeri Nait, Oenesu, Kupang Barat.
Dia mengatakan Komunitas 1000 Guru adalah komunitas non profit yang bersifat sukarela atau volunteer didirikan di Jakarta pada tahun 2012 oleh Jemi Ngadiono, kemudian berkembang ke seluruh Indonesia.
Pada bulan April tahun 2015 oleh Meilani Komalig membentuk Komunitas 1000 Guru Kupang.
Sejak terbentuk sampai dengan saat ini beranggotakan kurang lebih 25 orang anak muda dengan berbagai macam latar belakang pendidikan, suku, ras agama dan profesi antara lain dokter umum, dokter hewan, guru, karyawan swasta, karyawan BUMN, PNS, dosen, wiraswasta, wartawan, dan mahasiswa.
Menurutnya komunitas ini adalah komunitas anak-anak yang muda yang menyukai travelling atau jalan-jalan menikmati keindahan alam, selain travelling kami juga memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak-anak Indonesia khususnya pendidikan di pedalaman Nusa Tenggara Timur.
Bertolak dari kesamaan hobi inilah yang menjadi motivasi utama kami untuk tidak hanya sekedar jalan-jalan dan menikmati keindahan alam saja tetapi juga mau berbagi pengetahuan dengan menjadi guru selama 1 (satu) hari bagi anak-anak di pedalaman.
“Sejak tahun 2015 sampai dengan sekarang kami sudah membantu 17 sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, Kabupaten TTU, Kabupaten Belu dan Kabupaten Rote Ndao serta telah membantu 1000 anak dengan bantuan berupa tas dan perlengkapan sekolah, alat peraga, pakaian seragam, sepatu, bangunan sekolah dengan bantuan dari CT ARSA Foundation dan BNPB Kabupaten Kupang, bangunan MCK, dan alat instalasi air,” ungkapnya.
Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Rosalina Woso
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com