Tips menghindari klaim green palsu dari sebuah produk

Di pasar swalayan kita ditawari ‘green bag’. Saat di mal, ada agen yang aktif promosikan apartemen ‘green building’. Kemudian saat di jalan tol, ada spanduk kontraktor yang juga katanya ‘green’.Iya, dijaman sekarang ini kita dikelilingi oleh berbagai iklan produk dan jasa yang diberi warna hijau.

Lalu, bagaimana kita bisa mengerti mana klaim green yang sesungguhnya, dan mana yang palsu (‘greenwashing’)? Mari kita gali. Nanti dulu — memangnya apaan sih ‘greenwashing’ itu? Apakah maksudnya mencuci pakai sabun hijau?

Eh ternyata bukan. Greenwashing sebenarnya adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberi kesan pada konsumennya bahwa mereka bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup–namun hanya pura-pura.

Misalnya apa nih? Contohnya banyak.

  • Perusahaan yang mendanai penanaman ribuan pohon tetapi setelah itu ditinggal sampai pohon tersebut mati.
  • Produk kertas, misalnya copy paper, dengan logo “green” (seolah-olah kertas ini sudah disertifikasi sebagai kertas ramah lingkungan), padahal logo sertifikasi tersebut buatan perusahaan itu sendiri!
  • Pasar swalayan yang katanya menyediakan tas belanja untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Tapi pada prakteknya, saat konsumen ingin membayar, kasirnya tidak pernah bertanya pada konsumen,”mau pakai plastik atau bawa tas?”
  • Kompleks perumahan yang dipromosikan sebagai eco atau green karena ada banyak taman/pepohonan, namun setiap rumah didesain untuk boros menggunakan listrik, tidak menyediakan sistem pengelolaan sampah RT, air hujan dari atap masuk ke selokan (bukan ke sumur resapan), tidak ada transportasi umum (akibatnya warga tetap harus pakai mobil/motor untuk berkaktivitas) dan tidak menyediakan fasilitas yang aman bagi pejalan kaki dan pengguna sepeda.
  • Perusahaan bikin acara seperti konser, bazaar, dan festival dengan label “green”, sementara dalam pelaksanaannya ada banyak sampah yang bertebaran (mis. sampah brosur, plastik dan styrofoam); sampah hanya dibersihkan oleh petugas kebersihan dan dibuang ke TPA, tidak dipilah/didaur ulang; konsumsi panitia diberikan dalam kotak styrofoam dan gelas plastik; pengunjung tidak dihimbau untuk menggunakan kendaraan umum atau sepeda; dan acara menggunakan listrik yang sangat besar.
  • Perusahaan yang bikin acara lingkungan, padahal produknya berbahaya bagi lingkungan atau perusahaan tersebut belum bertanggung jawab mengelola sampah dari kemasan produknya.

Tips mengidentifikasikan produk atau label yang berbau greenwashing

  1. Tulisan menggunakan bahasa marketing yang gak jelas (“Go green dengan mengikuti fun bike tour kita!”)
  2. Penggunaan kata sains yang sebenarnya tidak ada (“Produk ini dibikin dengan zat baru ecotin atau ecoblablabla”)
  3. Klaim yang tanpa pembuktian (“Dengan membeli produk ini Anda akan mengurangi emisi karbon setinggi 80%!”)
  4. Produk-produk yang jelas-jelas mengancam lingkungan atau berbahaya bagi kesehatan (mis. bensin, motor/mobil, rokok, obat nyamuk) tetapi yang dipromosikan sebagai produk ramah lingkungan atau sehat.

Cara paling sederhana untuk tidak dibohongi dengan klaim greenwashing adalah dengan bertanya pada Paman Google. Kalau Anda merasa ada produk yang berbau greenwashing, sebaiknya produk tersebut dicek terlebih dahulu melalui internet. Ada pun beberapa website yang bisa bermanfaat:

Tips mengurangi greenwashing

  • Hindari beli/gunakan produk greenwashing
  • Hubungi produsen yang melakukan greenwashing dan meminta mereka untuk tidak membohongi konsumen
  • Informasikan teman/keluarga tentang bahaya greenwashing (emang bahayanya apa? ditulisan ini gk disebutkan) dan produk merupakan bagian greenwashing

Membeli produk-produk dengan label yang seolah-olah “green”, hanya akan membuang-buang uang Anda sambil ikut mendukung produsen tersebut untuk terus merusak lingkungan. Lagipula ini akan menunjukkan bahwa Anda termasuk konsumen yang senang ditipu.

greenlifestyle.or.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *