Komunitas Arcadia Runners, Merekat Silaturahmi Warga dengan Lari Bersama

Suasana ceria dan heboh selalu mewarnai pertemuan Arcadia Runners, komunitas pelari yang tumbuh di lingkungan Kompleks Perumahan Permata Arcadia, Ciherang, Depok.

Lari bersama atau sekedar kumpul-kumpul selalu meninggalkan kesan yang membuat anggotanya ingin kembali lagi.

Komunitas lari yang satu ini memang unik.

Terbentuk di lingkungan perumahan Permata Arcadia di Ciherang, Depok, kumpulan warga dari berbagai rentang usia, profesi, dan suku bangsa ini segera berhimpun dengan cair.

Setiyo Saputo, pendiri Arcadia bercerita, komunitas ini terbentuk setelah ia memulai kegiatan berlari di sekitar kompleks perumahan Permata Arcadia, Ciherang, Depok dua tahun yang lalu.

“Penginnya menebar virus pola hidup sehat di warga, memulai olahraga dari hal yang sangat kecil seperti gerak badan dan berjalan. Dimulai dari sekarang di usia berapapun, selagi kita bisa bergerak supaya dapat kesehatan yg baik,” tuturnya.

Pria 53 tahun itu bertekad menjaga kesehatannya setelah mendapati kondisi dirinya rawan diabetes dengan kadar gula darah sudah mencapai 360.

Selain itu, Setiyo ingin menyalurkan hobi lama berkegiatan di alam bebas.

“Saya coba memulainya dengan jalan kaki seputar kompleks lalu diikuti lari-lari ringan,” tuturnya.

Semula hanya sendiri saja Setiyo berlari.

Lalu di jalan bertemu dengan tetangga.

Tegur sapa dan obrolan ringan berubah jadi ajakan untuk jalan dan lari bersama.

Kebetulan Setiyo memang tergolong orang yang “ramai”, senang bersosialisasi, dan menghidupkan suasana.

“Saya suka berorganisasi dan membantu orang lain lewat kegiatan-kegiatan sosial maupun SAR. Kebetulan juga banyak warga yang ingin hidup lebih sehat dan tidak mudah sakit,” tuturnya.

Sekitar enam bulan berjalan, latihan lari ringan setiap Sabtu-Minggu pagi yang semula hanya diikuti 5-6 orang,  mulai bertambah pesertanya.

Ibu-ibu kompleks yang penasaran, ingin sehat, mulai menunjukkan minat.

Saat itu kata Setiyo, tidak ada yang punya pengalaman lari dengan benar.

Suatu ketika saat berlari keluar kompleks perumahan mereka bertemu sekumpulan pelari yang dari penampilan terlihat pelari yang lebih serius.

Rupanya mereka itu Bukit Golf Runner, kelompok pelari dari perumahan sebelah.

Setelah berkenalan, Setiyo minta izin bergabung ikut latihan dan belajar lari bersama.

Gayung bersambut.

Jadilah dua kelompok itu sering bertemu dan berlatih bersama di kompleks perumahan.

Aktivitas lari bersama itu membuahkan hasil.

Banyak anggota Arcadia yang merasakan langsung manfaat lari bersama.

Mulai dari kondisi badan yang lebih sehat dan bugar, hubungan dengan tetangga lebih erat, dan kumpul bersama menghadirkan kesegaran baru setiap akhir pekan.

Hal ini yang membuat semakin banyak warga yang tertarik untuk bergabung.

“Dari kebersamaan dengan Bukit Golf Runner itu kami lalu bisa belajar lari dengan lebih benar dan hasilnya lebih baik untuk kesehatan,” tutur Setiyo.

Beberapa anggota lalu mulai mencoba ikut lomba lari yang banyak diadakan pada waktu itu.

Lomba pertama yang mereka ikuti adalah Komando Run 5k dan Brimob Run.

Berhasil menyelesaikan lomba tanpa melewati batas waktu (COT) dan pulang membawa medali mendatangkan kegembiraan tersendiri.

Bagi Setiyo sendiri, karier larinya terus berkembang.

Tak hanya di jalur jalanan, ia juga merambah kawasan pegunungan yang dicintainya dengan mengikuti event-event trail run seperti di Gunung Gede Pangrango.

Ia juga mampu mengikuti nomor full maraton 42km dengan hasil yang relatif bagus pada usianya.

Pada lomba berikutnya, semakin banyak anggota Arcadia Runner yang ikut bergabung.

Sebelum lomba, mereka berlatih bersama di akhir pekan dengan lari sekitar kompleks sampai kawasan Cimanggis, seperti ke Warung Oncom dan Warung Gabus Pucung yang populer di kalangan pesepeda.

“Setelah berhasil di 5k, kami coba-coba ikut lomba 10k dengan persiapan latihan yang lebih baik dan porsinya lebih banyak. Kami menimba ilmu dari internet dan berlatih bareng dengan coach Arief di Bukit Golf,” tutur Setiyo.

Hasilnya semakin banyak anggota Arcadia yang mampu menyelesaikan lomba dengan baik.

Semakin sering ikut lomba, semakin banyak pula anggota baru yang bergabung.

Hingga kini jumlah anggota komunitas ini yang aktif mencapai 200 orang.

Pada event Superball Run 12 Januari 2020 lalu, Arcadia Runner menjadi salah satu komunitas dengan jumlah peserta terbanyak yaitu 69 orang.

Setiyo menyatakan kKerekatan diantara warga dirasakannya memang semakin kuat.

Candaan tiada putus saat latihan maupun lomba membuat kumpulan atau kopi darat berikutnya selalu dinantikan.

“Kuncinya memang harus ada yang konsisten jadi motor penggerak. Di Arcadia gak hanya satu dua orang saja, tapi jadi banyak yang menggerakkan. Kami juga dibantu Ketua RW 023 Pak Suparto yang responsif menjawab kebutuhan warga untuk olahraga ini,” tuturnya.

Semangat gotong royong juga terbangun secara spontan.

Misalnya untuk berangkat ke tempat lomba terkadang warga patungan menyewa bus.

Kalau ada anggota yang ingin ikut lomba namun kondisi keuangan belum memadai, tak segan-segan mereka urunan untuk menutup biaya lomba.

Di Kompleks Permata Arcadia Ciherang ini, lari bersama akhirnya menjadi perekat kohesi sosial di kalangan warga.

Lari meruntuhkan tembok-tembok kaku hubungan antar warga yang hanya dilandasi formalitas pengurus lingkungan atau kepentingan sesaat.

Sebuah kondisi yang boleh jadi semakin langka di lingkungan perkotaan dengan perumahan model kluster yang cenderung memupuk sikap individualistik dan membatasi lingkup sosial warganya.

Setiyo mengatakan, ia akan meneruskan kegiatan Arcadia Runners dan merangkul lebih banyak warga di lingkungan perumahan itu agar lebih bersemangat untuk hidup sehat dan bersilaturahmi sambil lelarian.

“Jadi bisa mengurangi budget rumah sakit dan sekaligus menghilangkan stress,” tutur Setiyo sambil tertawa renyah.

Artikel ini telah tayang di Tribun News
Penulis: Max Agung Pribadi
Editor: Max Agung Pribadi

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *