Komunitas Depok Banget : Gara-gara Skripsi, Sowan ke Tokoh Masyarakat (1)

Keberadaan komunitas tumbuh subur di Depok. Mereka tergabung tidak hanya berlatar hobi, minat, atau kecintaan yang sama terhadap sesuatu hal. Ada komunitas yang anggotanya para penggila sepeda motor, mobil antik, atau terhimpun dari kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, seni budaya, hingga olahraga.

Komunitas di Depok juga hadir sebagai respon atas keresahan terhadap kondisi kota yang terletak di pinggiran ibu kota ini.

Nah, salah satunya adalah Komunitas Depok Banget. Adalah WaliKota Depok, Mohammad Idris yang meresmikan tonggak berdirinya komunitas ini, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Idris berharap, adanya kolaborasi kegiatan dengan komunitas yang digagas para mahasiswa ini sejalan dengan program Kota Depok.

Ketua Komunitas Depok Banget, Alfian Tegar Prakasa mau berbagi kisah. Pria dengan rambut ikal ini membeberkan, berdirinya komunitas yang awalnya dari proses skripsi di Universitas Indonesia, Jurusan Administrasi Niaga.

Adapun temanya skripsi yang diangkat Tegar soal kesiapan Kota Depok dalam implementasi smart city. Maklum, sejak tahun 2015 lalu, penerapan program smart city, yang mana sebagian besar pelayanan publik di Kota Depok telah terintegrasi dengan layanan berbasis aplikasi.

Tetapi ketika terus menggali dan mendalami isu tersebut, justru membuat Tegar resah. Pasalnya, masih banyak kekurangan dan persoalan di dalamnya. Depok ini sekilas tampak baik-baik saja. Sebuah kota yang berkembang pesat, banyak bermunculan apartemen dan mal, tapi keberadaan pasar tradisional dan PKL yang mulai tersisihkan.

Padahal, secara lokasi Depok ini dekat dengan Jakarta, sehingga punya potensi yang bisa digali selain pembangunan infrastruktur komersil.Meski terlihat maju dari segi infrastruktur, di sisi lain, Depok juga memiliki wajah kota yang semrawut, macet dan kerap banjir di sejumah titik.

“Pada mulanya, saya cuma bisa ngeluh saja dan tak tak bisa berbuat apa-apa. Dari keresahan itu saya kepikiran apa yang bisa diberbuat sesuatu ketimbang hanya berkeluh-kesah. Beranjak dari situ, saya kumpulin teman-teman, ajak ngobrol dan diskusi, coba merumuskan konsep kegiatan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat, ada kepanitiaan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat,” bebernya.

Sebagai permulaan, kelompok diskusi ini baru melibatkan para mahasiswa UI dan terbentuk pengurus inti sebanyak 14 orang. Selanjutnya, diskusi semakin intensif mematangkan konsep program kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Tegar, dari Januari-Maret 2019, pihaknya banyak turun ke lapangan dan mempelajari permasalahan, berkomunikasi dengan tokoh masyarakat seraya meminta pendapat dan masukan. Hal ini juga sekaligus bahan pembelajaran bagi para mahasiswa dan bersosialisasi dengan masyarakat.

“Alhamdulillah responnya sangat baik dari masyarakat. Cukup banyak yang mendaftar jadi pengurus tidak hanya mahasiswa UI tapi pelajar SMA dan yang sudah bekerja juga ingin bergabung jadi pengurus. Akhirnya, terjaring 40 pengurus komunitas,” ungkapnya.

Dari hasil pembicaraan para pengurus, Komunitas Depok Banget ini punya value muda berkarya-Depok berdaya. Artinya, dengan bersama-sama para anak muda dan mereka yang semangat kempemudaan mampu membuat karya yang bermanfaat bagi masyarakat. “Visi Komunitas Depok Banget adalah menghubungkan pemuda dan bergerak untuk kebermanfaatan,” sebut Tegar.

Adapun misi komunitas ini adalah membangun kondisi internal yang hangat dan totalitas dalam bekerja; menjalankan program-program yang tepat guna dan tepat sasaran bagi daerah binaan; dan membangun relasi yang baik kepada publik dan seluruh mitra komunitas.

Menurut Tegar, Depok Banget sebagai identitas komunitas ini berlatar dari pemikiran kalau Depok ini menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi warga Depok, karena sejak lahir, masa kecil, hingga sekarang, berada dan besar di kota ini. Dengan demikian, Depok Banget itu adalah komunitas dari anak muda Depok untuk Depok. (*)

Editor : Pebri Mulya

Artikel ini telah tayang di Radar Depok

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *