Chubby Scooter: Akrabkan Para Pecinta Vespa

Naik Vespa keliling kota,
Sampai Binaria,
Hatiku jadi gembira
Penggalan lirik Naif berjudul Piknik 72 sangat pas untuk anak Vespa. Bagaimana tidak, naik Vespa merupakan kenikmatan tersendiri bagi pecintanya. Sampai saat ini pun, kadang kita melihat Vespa melintas di jalan raya, entah itu Vespa klasik atau Vespa modern.
Para pengguna Vespa itu punya sebutan keren: scooterist. Pengguna Vespa terbanyak di dunia setelah Italia –negara asal Vespa– bahkan adalah Indonesia. 
Jumlah melimpah pencinta Vespa di Indonesia diiringi munculnya berbagai komunitas Vespa di berbagai daerah. Sebagian terdaftar resmi di Ikatan Vespa Indonesia (IVI), sedangkan sebagian lainnya independen alias tak terdaftar di IVI.
Salah satu komunitas Vespa itu ialah Chubby Scooter yang didirikan 3 Maret 2003 oleh Bonny Dwi Ananta, Albertus Hari Kuncoro (Coro), Oke Sofyan (Oke), dan Agus Gunawan (Gugun). Markas Chubby Scooter berlokasi di Jakarta. Mereka belum lama ini merayakan ulang tahun yang ke-14.
Bonny Dwi Ananta bercerita bahwa awal mula ia dan tiga kawannya membentuk komunitas Vespa ialah karena mereka suka Vespa namun belum memiliki wadah untuk berkumpul dan berbagi cerita soal pengalaman mereka dengan Vespa.
Suatu ketika saat sedang nongkrong di sekitar Kemang, Jakarta Selatan, terbetik gagasan di benak mereka untuk membuat sebuah perkumpulan Vespa guna mengakrabkan para pencinta Vespa. Bonny dan kawan-kawan lalu berkeliling sekitar Jakarta Selatan seperti Jalan Bangka, Kemang, Warung Buncit, dan sekitarnya untuk menyebarkan undangan yang berisi ajakan kepada orang-orang yang suka Vespa untuk kumpul bersama.
“Isi undangan itu kira-kira hari Sabtu, malam Minggu, tanggal segini, jam segini, kita ngumpul yuk. Gitu doang ajakannya, dan ternyata banyak yang respons. Sekitar 30 orang kumpul malam itu,” kata Bonny.

Setelah terkumpul dan saling kenal, mereka memikirkan nama dan ikon komunitas untuk didaftarkan secara resmi ke IVI.

“Dulu, kebetulan kami semua punya Vespa bentuknya gemuk dan semok. Terus kalau lihat struktur Vespa dari atas, kelihatannya kayak lebah, gede gitu. Gemuk alias chubby kalau kata orang-orang. Jadi deh (namanya) Chubby Scooter,” kata Bonny.

Gambar lebah yang menjadi logo komunitas Chubby Scooter, dipilih karena lebah dalam bahasa Italia –negara asal Vespa– memiliki arti “Vespa”.
“Kalau dalam bahasa Inggris, wasp (tawon). Makanya itulah kenapa komunitas-komunitas Vespa kebanyakan pakai lambang lebah, karena Vespa itu artinya ‘lebah’ dalam bahasa Italia,” kata lelaki 39 tahun itu.
Sampai saat ini sudah ada sekitar 40 orang anggota yang terdaftar dalam Chubby Scooter. Siapapun, selama “judulnya” skuter, boleh masuk ke dalam komunitas itu asal memiliki surat izin mengemudi (SIM).
“Di sini (Chubby Scooter) kami enggak ada iuran bulanan. Enggak perlu isi formulir segala macem,” kata Bonny.

Setelah belasan tahun di dunia Vespa, Chubby Scooter membuat tagline untuk komunitas mereka, yakni Vespaku, Pestaku.

“Kayak sajak saja. Orang biasa nyebut Vespa itu pespa. Pespa itu lebih dekat ke pesta. Jadi deh Vespaku, Pestaku,” ujar Bonny.

Vespa juga punya penggemar di kalangan anak-anak muda. “Kalo menurut saya, Vespa itu style. Jadi kalau lo mau style (di komunitas), lo harus bawa Vespa. Vespa sudah jadi part of style di Indonesia,” ujar Bonny.
Sumber: KUMPARAN
Foto: Dok. Chubby Scooter
Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *