Saung Mimpi: Kenalkan Profesi ke Anak-Anak dengan Cara Unik

Komunitas Saung Mimpi punya cara tersendiri mengenalkan jenis-jenis pekerjaan ke anak-anak. Salah satunya dengan meminta anak-anak untuk mempraktikan profesi yang diperkenalkan.

Hal itu setidaknya terlihat saat komunitas yang berdiri tiga tahun lalu tersebut mengenalkan pekerjaan ‘sineas’ kepada 18 anak Panti Asuhan Mustika Tama, Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul Minggu (29/05/2016). Acara itu diselenggarakan dalam rangka ulang tahun ke-3 Saung Mimpi.

Acara diawali dengan bonding atau perkenalan antara volunteer dan anak-anak panti asuhan Mustika Tama. Selanjutnya perkenalan jenis-jenis profesi sineas seperti kameramen, aktris, aktor, sutradara, clapman dan produser. Perkenalan jenis profesi dilakukan dengan memeragakan pekerjaan tersebut dibantu oleh properti hasil karya volunteer.

Acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok berdasar jenis profesi sineas. Anak-anak panti asuhan Mustika Tama bebas memilih untuk masuk dalam kelompok profesi sesuai dengan pilihan mereka. Anak-anak panti asuhan Mustika Tama yang duduk di kelas 4-6 SD mempraktekkan profesi pilihan mereka masing-masing dipandu oleh para volunteer dari Saung Mimpi. Sementara itu untuk anak-anak balita diberi gambar profesi untuk diwarnai.

“Untuk acara ini kami mengambil satu tema saja yaitu sineas, karena kami sedang mengembangkan profesi sineas untuk diperkenalkan kepada anak-anak,” ujar Ibnu Dharmawan, salah satu volunteer Saung Mimpi yang menjadi bagian dari divisi Syahrir atau Public Relation.

Saung Mimpi adalah sebuah komunitas yang mempunyai tujuan untuk mengajak anak-anak berani bermimpi dengan cara mengenalkan berbagai contoh profesi. Cara yang digunakan adalah dengan mempraktekkan pekerjaan dari berbagai profesi di depan anak-anak. Menurut Ibnu, anak-anak akan lebih mudah mempelajari sesuatu melalui visual dan peragaan.

“Kami menggunakan instrumen yang menggambarkan profesi tersebut. Misalnya pekerjaan arsitek, nanti anak-anak kami beri waktu untuk rancang gambar sederhana, kemudian kami menggunakan lego untuk mengarahkan mereka membangun lego sesuai gambar yang mereka buat,” ujar Ibnu.

Foto dan narasi diambil dari Kedaulatan Rakyat Jogja.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *