Komunitas Pejuang Sedekah Mandiri; Penebar Manfaat dan Kebaikan, Bersedekah Tanpa Syarat

Komunitas Pejuang Sedekah Mandiri – Penebar Manfaat dan Kebaikan, Bersedekah Tanpa Syarat. Begitulah motto Komunitas Pejuang Sedekah Mandiri (PSM). Bersedekah adalah seikhlas hati, tanpa paksaan dan bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, serta dalam bentuk apapun. Itulah arti sedekah bagi PSM.

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 261).

Ini menegaskan bahwa bersedekah itu bukan mengurangi harta kita, melainkan semakin bertambah, bertambah, dan bertambah. Hal ini juga yang ingin ditularkan Komunitas PSM kepada rekan lainnya untuk tidak sungkan mengeluarkan sedekah walaupun sedikit, agar harta yang dimiliki menjadi lebih berkah.

Komunitas ini terbentuk berawal dari ngumpul bareng beberapa teman dan keinginan untuk berbagi (bersedekah) dengan orang-orang yang kurang mampu. “Punya ide tapi kadang enggak tahu mau dibuat bagaimana karena saat itu kita semua, pengurus ataupun donatur punya kegiatan dalam komunitas masing-masing,” ungkap Ahmad Khomeini salah satu pengurus Komunitas PSM.

Melihat begitu banyak komunitas sedekah yang sudah ada saat ini di kota Medan, Komunitas PSM memiliki karakter tersendiri dalam mengajak masyarakat, khususnya para donatur untuk bersedekah. “Bedanya di PSM ini kalau ingin bersedekah ya, sedekah saja. Enggak ada syarat atau ketentuan apapun. Disini semua ide ditampung, enggak ada perbedaan antara satu orang dengan yang lainnya. Sama rata semua,” tegas Ahmad Khomeini.

Ahmad Khomeini juga menjelaskan bahwa nama Pejuang Sedekah Mandiri diambil dari filosofi para anggota yang selama ini kalau ingin membuat kegiatan sedekah sumber dananya berasal dari mereka sendiri. Jadi mandiri tanpa dibantu dari mana pun. Kegiatan komunitas ini bersifat langsung, yang mana maksudnya adalah setiap dana sedekah yang sudah terkumpul akan langsung mereka salurkan kepada yang berhak menerimanya.

Komunitas ini tergolong unik, sebab mereka tidak memiliki kepengurusan yang baku. Setiap anggota di Komunitas PSM sewaktu-waktu bisa saja jadi ketua di setiap kegiatan mereka, sebab setiap orang punya peran dan tugas masing-masing. “Semua anggota ya pengurus, semua pengurus ya donatur,” tutur Ahmad Khomeini lagi.

Komunitas PSM berawal dari tujuh orang, yang kemudian terus bertambah seiring kegiatan yang terus bergulir. Ahmad Khomeini mengatakan bahwa tidak ada jumlah pasti dari keanggotaan mereka, sebab orang-orang yang bergabung selalu saja berganti-ganti di setiap kegiatannya. Itu alasan kenapa mereka tidak bisa menetapkannya.

Komunitas Pejuang Sedekah Mandiri memiliki beragam kegiatan, yang mana kegiatan utama dilakukan regular sebulan sekali. Akan tetapi, terkadang mereka selingin dengan kegiatan-kegiatan lain, seperti Rumah Tahfiz.

Beberapa Rumah Tahfiz yang penah dijadikan kegiatan yaitu Rumah Tahfiz yang berada di JL. HOS Cokro Aminoto Medan. Rumah Tahfiz itu membutuhkan peralatan belajar berupa meja dan white board. “Karena selama ini mereka belajar mengaji hanya dengan beralaskan bantal,” ungkap Ahmad Khomeini.

Tidak hanya Rumah Tahfiz yang di Medan, Komunitas PSM juga melakukan kunjungan ke Rumah Tahfiz yang di Kisaran. Adapun bantuan berupa peralatan belajar mengajar dan juga Al-Qur’an sebanyak 130 examplar, serta bantuan tunai.

Selain itu Komunitas PSM juga memberikan bantuan kepada salah satu dhuafa, yaitu Bapak Ferry. Beliau adalah penderita lumpuh layu sejak beberapa tahun belakangan dan saat ini dirawat di RS. Adam Malik, Medan. Komunitas PSM juga sempat bekerjasama dengan Komunitas Berbagi Nasi Medan, dalam rangka turun ke jalan untuk membagi-bagikan nasi kotak.

Komunitas PSM juga memiliki kegiatan “Their Dream Come True”. Dimana segmen ini memberikan apa yang dibutuhkan Panti Asuhan. Contohnya, ada Panti yang memerlukan televisi, perlengkapan mandi, ataupun perlengkapan tidur (bantal, guling, dan kasur). Jadi kegiatan mereka lebih bervariatif, tidak hanya sekedar datang, makan bareng, ibadah bareng, berbagi bingkisan saja, melainkan lebih kepada memberikan sumbangan yang memang dibutuhkan oleh pihak panti.

Sumber: Cerita Medan

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *