Indonesian Bamboo Community; Menyulap bambu menjadi produk bernilai jual tinggi

Bambu masih dipandang sebagai barang yang kurang bernilai. Namun hal inilah justru yang membuat Adang Muhidin dan Abah Yudi Rahmat ingin mengubah persepsi tersebut. Melalui sebuah komunitas bernama Indonesian Bamboo Community (IBC), bambu disulap menjadi produk-produk yang lebih bernilai.

Komunitas ini berdiri pada 30 April 2011. Awalnya Adang yang memiliki basic teknik ilmu material bertemu dengan Abah Yudi Rahmat yang merupakan pengrajin bambu. Adang ingin mengembangkan produk bambu yang selama ini kurang bernilai.

” Kenapa orang-orang tidak berpikir kreatif untuk mengembangkan produk bambu. Tahun 2011 saya bertemu Abah Yudi Rahmat yang merupakan pengrajin bambu hingga akhirnya kita mendirikan Indonesian Bamboo Community,” ujar Adang.

Saat awal berdiri jumlah anggota komunitas masih sedikit. Namun seiring berjalannya waktu jumlah anggota mulai bertambah banyak. Saat ini anggota ada 300 orang dari seluruh wilayah Indonesia. Namun untuk Bandung ada sekitar 30 orang.

Ada beragam kegiatan yang dilakukan di komunitas ini. Komunitas ini sendiri memiliki divisi produk dan divisi musik. Untuk divisi produk anggota dapat belajar membuat beragam produk alat musik yang berasal dari bambu. Sebut saja Contra bass, cello, gitar, perkusi, kecapi,biola hingga saxophone yang terbuat dari bambu. Sementara untuk divisi musik, para anggota berlatih untuk memainkan alat musik dari bambu.

Alat musik yang dibuat oleh komunitas ini juga untuk dijual kepada masyarakat. Peminat yang datang rupanya tak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.

” Ada 12 negara yang menggunakan produk dari komunitas ini, seperti Meksiko, Belgia, Perancis, Yunani, Jepang, Amerika Serikat dan Inggris,” kata Adang.

Tak hanya itu, dari alat musik bambu ini para anggota di komunitas berkesempatan untuk tampil di berbagai acara festival seperti Java Jazz Festival dan Blues Festival.

Berkat berbagai upaya yang dilakukan untuk mengembangkan bambu, IBC mendapat berbagai penghargaan. Salah satunya Anugerah Inovasi Jabar tahun 2014 untuk kategori bidang seni dan budaya dari Pemprov Jabar. Tak hanya itu komunitas ini juga pernah membuat angklung setinggi 14 meter yang kemudian masuk dalam catatan MURI.

Jika Anda penasaran dengan komunitas ini bisa datang langsung ke sekretariat di Jalan Malong Asih No 23 atau mengunjungi akun Twitter @ibc_30, Instagram @inabamboon dan fanpage Facebook ; Indonesia Bamboo Community. Selain memposting beragam kegiatan seperti pertunjukan musik, mereka juga memposting produk-produk buatannya.

” Jika ingin bergabung kami sangat terbuka. Yang penting Punya kemauan untuk belajar,” kata Adang.

Sumber: Merdeka

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *