Malang Berkebun; Manfaatkan Lahan Sempit Menjadi Ruang Terbuka Produktif

Prihatin dengan makin minimnya lahan terbuka produktif di Kota Malang, anak-anak muda dari berbagai kalangan mendirikan Malang Berkebun. Gerakan ini adalah kepanjangan tangan dari Indonesia Berkebun yang dulunya didirikan Ridwan Kamil (wali kota Bandung).

”Ngapain harus berkebun? Mau jadi petani? Kan kotor”… Sindiran-sindiran seperti itulah yang kerap dialami oleh anggota komunitas Malang Berkebun. Ya, komunitas itu memang tidak seseksi komunitas lain yang lebih berhaluan lifestyle, seperti komunitas motor hingga komunitas penggemar grup musik.

Meski begitu, anak-anak Malang Berkebun tak mau patah arang. Mereka tetap melakukan kegiatan berkebun seperti yang sudah mereka lakukan sejak September 2012 lalu. Hingga kini, setiap Minggu mereka rutin melakukan kegiatan tersebut di sejumlah lokasi di Kota Malang.

”Mengapa hanya di Kota Malang, karena kami konsepnya memang urban farming. Menyasar di kota-kota yang memang lahan produktifnya sempit sekali. Beda dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu yang lahannya masih sangat luas,” kata koordinator Malang Berkebun Ardha Pradhana.

Alumnus Pertanian Universitas Brawijaya (UB) tersebut mengatakan, komunitas Malang Berkebun memiliki tujuan memanfaatkan ruang terbuka yang tidak produktif menjadi lahan produktif. Selain itu, mereka juga menjadikannya sebagai ruang edukasi melalui berkebun. Tanaman yang ditanam adalah jenis yang produktif dan bisa langsung dimanfaatkan masyarakat, di antaranya sawi, bayam, hingga kangkung.

Ardha, sapaan akrabnya menjelaskan, dengan kebutuhan ruang terbuka publik di Kota Malang, maka lahan yang dikelola Malang Berkebun berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, laboratorium, dan ruang kreativitas.

”Bisa menjadi laboratorium, karena juga bisa dijadikan uji coba bagi masyarakat pegiat gerakan hijau dan juga masyarakat umum. Sementara untuk ruang kreativitas, di situ bisa dijadikan ajang berkumpulnya warga untuk melakukan berbagai hal,” kata pria 24 tahun tersebut.

Anggota Malang Berkebun lainnya, Yusnia Sakti, menambahkan, pihaknya juga ingin memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan. Yaitu, dengan memberikan edukasi tentang ekologi kehidupan yang baik. Malang Berkebun juga ingin memberi tambahan pengetahuan pada dunia pendidikan dan masyarakat tentang penghijauan dengan berkebun.

”Kebun-kebun kecil bisa dijadikan sarana uji coba maupun tempat penelitian bagi civitas akademika, komunitas berkebun, maupun masyarakat pada umumnya. Berkebun tak hanya bisa dilakukan di lahan-lahan besar. Namun juga di lahan kecil tapi produktif,” ucap Yusnia.

Alumnus Sastra Inggris UB tersebut menjelaskan, berkebun ala Malang Berkebun bisa dilakukan di sejumlah ruang kecil. ”Anggota kami banyak yang berasal dari kalangan mahasiswa. Mereka membuat kebun-kebun kecil di kosannya,” kata perempuan yang tinggal di kawasan Kaliurang, Kota Malang, itu.

Sumber: radar malang

 

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *