Komunitas Anak Dayak Maanyan (KOMANDAN); Mengangkat budaya Maanyan yang mulai terlupakan

Budaya maanyan yang mulai terkikis oleh modernisasi mendorong generasi muda untuk bertindak, maka Alfirdaus Andak, Debbi Leriantoni, Batapea (alm), Lungai, Puput, dan Esti serta diikuti kawan-kawan yang kebetulan tergabung dibeberapa sanggar tari di Barito Timur membentuk Komunitas Anak Dayak Maanyan (KOMANDAN). Saat ini mereka telah memiliki lebih dari 100 orang yang terdaftar, belum ditambah simpatisan.
Walaupun mereka menamakan diri sebagai Komandan, namun didalamnya tergabung berbagai sub enik seperti dusun, lawangan, banjar kapuas, kahayan bahkan jawa. “Siapa saja boleh datang dan belajar disini baik menari hingga membuat ornament,”jelas Ketua Komandan, Firdaus
Dijelaskannya pula, komunitas ini tidak memungut biaya sepeserpun untuk orang yang berlatih tari ditempat mereka. Selain itu di komunitas ini tidak ada iuran yang dipungut, untuk memenuhi kebutuhan dana kegiatan mereka punya cara sendiri. Biasanya komunitas ini diundang untuk mengisi acara pernikahan, dari acara ini mereka dibayar dan dana itulah yang disisihkan untuk kas Komandan. Penggunaan dana kas Komandan adalah untuk pembangunan sanggar, merenovasi alat music tradisional, selain itu dana kas bisa dipinjam oleh anggota komandan.
Kegiatan rutin dari Komandan sendiri adalah latihan tari, belajar membuat ornament dan mendokumentasikan ritual adat seperti balian mati. Secara structural komunitas ini berada dibawah Dinas Pariwisata Barito Timur dan Kecamatan Dusun Timur, namun secara keorganisasian mereka bergerak independent.

Rencana kedepannya Komandan ingin membenahi sanggar di sekretariat mereka, dan membuka pusat budaya Maanyan di Palangka Raya. Hal ini bertujuan untuk mengangkat budaya Maanyan yang mulai terlupakan oleh generasi muda.

Sumber: http://komandanmaanyan.blogspot.co.id/

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *