APRINDO: Penjual Adu Diskon, Pembeli Membeludak

BELANJA sangat melekat pada momen perayaan Lebaran di Indonesia. Belanja menjelang Lebaran bukan lagi gejala karena telah mengakar dan menjadi kebiasaan masyarakat sejak dulu hingga sekarang.

Ya, mengenakan barang serbabaru menjadi alasan mengapa banyak kalangan belanja menjelang Lebaran. Apalagi setelah mereka menerima tunjangan hari raya (THR). Alhasil, ”ritual belanja” menggerakkan semua dari hulu hingga hilir, dari produsen hingga konsumen.

Pengunjung di berbagai pusat perbelanjaan di Kota Semarang, misalnya, membeludak. Meski lebaran masih kurang 10 hari lagi, kerumunan orang yang berbelanja sudah terasa.

Wajah penuh kebahagiaan saat menenteng tas berisi belanjaan dari produk makanan, pakaian, hingga sepatu terlihat di Mal Ciputra Semarang, Jumat (24/6).

Hampir seluruh gerai di pusat perbelanjaan di kawasan Simpanglima itu sudah menawarkan berbagai promosi dari potongan harga 20%-70% hingga bonus menarik. Misalnya, beli satu dapat satu. Apalagi di atrium mal itu juga digelar bazar ”Lebaran Great Sale” untuk berbagai produk.

Bahkan digelar pula program belanja tengah malam, ”Late Night Shopping”. Humas Mal Ciputra Semarang, Aisa R Jusmar, menuturkan momen Ramadan dan lebaran bagi bisnis eceran memang berbeda dari bulan-bulan lain. Sebab, pada saat itulah tingkat konsumsi masyarakat meningkat.

”Mereka memanfaatkan setiap penawaran dari berbagai gerai di pusat perbelanjaan yang dianggap menarik. Itu berpengaruh terhadap penjualan dan transaksi di mal, khususnya menjelang lebaran,” ujar dia.

Mal Ciputra Semarang mencatat, transaksi setiap Ramadan dan lebaran meningkat. Pengunjung mal juga membeludak dibandingkan dengan hari-hari biasa. ”Jika dihitung setiap bulan transaksi Mal Ciputra antara Rp 3 miliar dan Rp 4 miliar. Pada momen Ramadan dan menjelang hari raya bisa antara Rp 5 miliar dan Rp 6 miliar per bulan.

Pengunjung pun meningkat drastis dari biasanya 30.000 orang per hari menjadi 60.000 orang per hari,” kata Aisa. Sementara itu, sejumlah tenant di Mal Paragon memberikan potongan harga dari 20% sampai 50%. Diskon itu untuk mengejar target penjualan selama lebaran.

Promotion Manager Mal Paragon Dian Widiyanti menuturkan, hampir semua tenant memberikan diskon sampai 50% untuk menarik minat pengunjung. Lewat promosi itu, ujar Dian, diharapkan dapat meningkatkan omzet penjualan.

Diperkirakan, omzet bisa dua kali lipat ketimbang bulan-bulan biasa. Untuk mendorong transaksi, Paragon juga akan menyelenggarakan belanja tengah malam. Semua tenant akan dibuka sampai pukul 00.00.

Dongkrak Pengunjung

Dian menuturkan promosi gerai mendongkrak jumlah pengunjung. Pada hari biasa, pengunjung Mal Paragon 30.000-35.000 orang. Namun menjelang libur lebaran, pengunjung meningkat menjadi 40.000-45.000 orang.

Dia menuturkan semua tenant yang menyajikan kebutuhan pakaian, sepatu, dan tas, misalnya di Matahari Paragon, ramai sejak dua minggu sebelum lebaran. Selain itu, Hypermart yang menyajikan makanan dan minuman serta kebutuhan rumah tangga juga sudah penuh sesak sejak seminggu lalu.

Dia memperkirakan peningkatan transaksi berlangsung selama H-6 sampai H-3 lebaran. Swalayan Ada Cabang Setiabudi juga tak kalah memberikan diskon sampai 25% . Diskon diberikan pada pemegang member card Ada Setiabudi.

Promosi cuci gudang diberikan kepada konsumen dengan menyediakan aneka produk, seperti pakaian, tas, sepatu, barang elektronik. Store Manager Ada Setiabudi Heriyono memperkirakan puncak transaksi pada H-6 sampai H- 1 lebaran. Sebab, pada saat itu masyarakat sudah mendapatkan THR.

Mereka pun berbelanja aneka kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan selama lebaran serta berbelanja pakaian untuk anak-anak. Selain diskon, Java Mall Semarang selama lebaran agresif menggelar pameran. Ada pameran komputer, pameran telepon seluler, dan pameran mobil berbagai merek.

”Java Mall menyelenggarakan banyak kegiatan untuk mendorong penjualan selama libur lebaran. Yang mencari telepon baru bisa membeli di sini selama pameran. Sebab, harga telepon selama pameran jauh lebih murah,” tutur Bagian Promosi Java Mall, Qomarudin.

Itulah gaya hidup yang terjadi setiap tahun. Pada kesempatan itu masyarakat yang bekerja, baik di pemerintahan maupun swasta, menerima THR. Dan, itu mendorong pergerakan roda perekonomian karena uang beredar meningkat, lalu mendorong daya beli konsumen.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Tengah, Budi Handojo Soeseno, mengemukakan hari raya Idul Fitri merupakan salah satu momentum yang ditunggu pengusaha eceran. Para pengusaha sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari atau sekitar dua bulan sebelumnya.

”Umumnya anggota kami, khususnya yang menyediakan barang pangan dan sandang, menambah stok dan mengeluarkan koleksi produk terbaru saat lebaran. Upaya itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen, tetapi juga mendongkrak penjualan,” katanya. Aprindo memprediksi permintaan konsumen meningkat antara 30% dan 50%.

Budi menuturkan tahun ini spesial karena momen lebaran bersamaan dengan hari libur sekolah sekaligus tahun ajaran baru. Jadi belanja konsumen tidak hanya meningkat dua kali lipat, tetapi bisa tiga kali lipat. ”Karena itu, kami mengimbau anggota Aprindo menjaga produk.

Sediakan barang pangan yang baru dengan masa kedaluwarsa masih lama. Barang sandang juga harus berkualitas karena sekarang konsumen cukup cerdas membandingkan harga dan kualitas,” ujar pemilik Bali Swalayan Semarang itu.

Sumber: Suara Merdeka

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *