Asal kompak langsung jadi. Itulah yang tergambar dari lahirnya komunitas anak pinang (KAP). Komunitas ini masih terbilang seumur jagung, karena baru terbentuk Minggu, 9 April 2014 lalu.
Meski terbilang baru, tapi anak-anak KAP terbilang aktif. Belum lama ini, program sosial telah pun mereka jalankan. Seperti memberikan sembako bagi warga yang kurang mampu di daerah Tembeling. Kegiatan sosial itu terwujud tentu atas kesadaran dan kepedulian kepada sesama. Satu pandangan mereka, semua sama, berhak untuk hidup layak.
Lalu, siapa saja mereka yang tergabung di komunitas ini? Bagaimana terbentuknya? Ternyata, KAP ini terbentuk lewat komunikasi sesama di jejaring sosial, facebook.com.
Inisiatif awalnya datang dari Rico Gunawan. Awalnya ia membuat grup di akun facebook. Ternyata, dari grup itu, komunikasi mereka semakin intens. Akhirnya, seiring berjalannya waktu, ada kopi darat dan kini lebih kurang 35 orang sudah bergabung. Tentu saja, komunikasi semakin penting. Itu yang mereka rasakan. Belakangan, mereka pun sepakat, ada pertemuan atau kopi darat yang digelar satu kali dalam seminggu.
Dari kopi darat itu, berbagai ide pun lahir dengan sendirinya. Sembari, keakraban terus terjalin. Lewat kopi darat itulah, ada yang mengusulkan dilakukan kegiatan sosial.
Baru-baru ini, mereka menggelar kegiatan gotong-royong. Semua pun punya andil. Bagi anggota laki-laki, tentu saja memegang turun bersama-sama bergotong royong. Namun, tidak bagi yang perempuan. Mereka menjadi tukang masak.
Dijuluki Dewa Penolong
Usia yang muda, baik komunitas maupun usia anggotanya, ternyata tidak membatasi mereka untuk berbuat. Tentu, berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain.
Itulah yang ditunjukkan Komunitas Anak Pinang. Bahkan, kini, mereka mendapat julukan dewa penolong. Julukan itu, tentu datang, karena aksi mereka bermanfaat untuk yang lain.
“Ya begitulah, tanpa mandang jabatan dan ras sekalipun. Yang namanya orang butuh pertolongan ya kita pasti bantu,” kata Rico, ketua sekaligus penggagas komunitas ini.
Menurut pria ramah ini, meski diantara mereka banyak berasal dari para pekerja namun terketuk pintu hati ketika mereka mendengar ada warga tersandung musibah. Ketika hal itu terjadi, banyak di antara anggota KAP yang langsung menggalang dana dan turun aksi nyata membantu korban yang sangat membutuhkan.
“Kita kumpul terlebih dahulu, langsung gerak ke lokasi yang akan kita beri bantuan,”ungkap pria yang masih berstatus sebagai mahasiswa di Tanjungpinang ini.
Memang, diceritakan Rico, awal mereka mendirikan komunitas ini tujuannya untuk aksi sosial. Dalam forum kecil mereka saat pembentukan, ada dua opsi yang muncul, antara KAP Sosial atau KAP Otomotif.
Lantas, kebanyakan anggota Komunitas Anak Pinang sepakat memilih KAP sosial. Kini, mereka punya sekretariat di Jalan Ir Sutami Gang Teraling No 5 Tanjungpinang. Untuk keberadaan mereka di dunia maya, mereka aktif akun facebook Komunitas Anak Pinang (K.A.P).
Sumber: Tanjungpinang Pos