Yayasan Hamba: Bekerja Penuh Ikhlas Abdikan Diri Sayangi Anak-Anak

Yayasan Hamba merupakan singkatan dari Sahabat Manusia Pembutuh Cinta – adalah rumah perlindungan bagi anak yang meyakini bahwa sebaik-baiknya pengasuhan adalah oleh ibu kandung. Dengan nilai ini maka bayi yang terpaksa diasuh di dalam lingkungan Yayasan Hamba sebisa mungkin haruslah ditemani oleh ibu kandungnya, setidaknya sampai si bayi disapih.

Reunifikasi keluarga, yaitu bersatunya anggota keluarga, juga merupakan mandat yang diemban Yayasan Hamba. Untuk program ini, yayasan melakukan assessment guna memastikan kesiapan keluarga asal anak, yang meliputi kesiapan ekonomi, tempat tinggal, dan mental orangtua atau kerabat yang akan menerima sang anak, demi anak mendapatkan lingkungan pengasuhan yang memadai.

Apabila hasil assessment dirasa cukup baik, maka biasanya anak bisa menghabiskan waktu liburan bersama orang-tua mereka; atau apabila tidak memungkinkan, maka yayasan bisa mengupayakan orang-tua untuk bisa menjenguk sang anak di rumah perlindungan Yayasan Hamba. Harapan Yayasan Hamba adalah semua anak pada akhirnya bisa hidup bersama orangtua kandung mereka. Namun kenyataan hidup tidaklah semudah itu. Adalah berkah apabila pada akhirnya anak-anak bisa bertemu dengan orangtuanya. Karena ada anak-anak yang selama bertahun-tahun di bawah pengasuhan Yayasan Hamba memiliki mimpi suatu saat ditengok ibu mereka.

Anak-anak asuh Yayasan Hamba kebanyakan adalah anak-anak dari keluarga termarjinalkan, yang orang-tuanya tidak memiliki tempat tinggal melainkan ala kadarnya dari bahan tak layak di daerah-daerah kumuh. Ada juga anak-anak asuh yang termasuk dalam kategori tidak dikehendaki oleh keluarga besarnya oleh satu dan lain sebab, misalnya anak yang dilahirkan remaja perempuan dengan retardasi mental yang pergaulannya lepas dari pengawasan. Ada juga anak-anak yang kedua orangtuanya berpisah dan kemudian pergi menitipkan anak-anak mereka di Yayasan Hamba tanpa sekali pun mampu menjenguk sang anak.

Menyandang nama Yayasan Hamba pada tahun 2012, pada awalnya sang pendiri – Ibu Lestari Projosuto – memulai kerja kemanusiaan sejak tahun 1976 dengan melakukan pendampingan pada keluarga-keluarga yang tidak memiliki rumah maupun tidak memiliki pekerjaan yang tinggal di gubug-gubug kumuh di Jakarta.

Tahun 1980 Ibu Lestari dibantu beberapa relawan mulai melakukan pendampingan pada anak-anak jalanan, antara lain dengan menemani mereka belajar bersama sementara orangtua mereka mencari penghidupan. Untuk memudahkan kerja-kerja kemanusiaan ini, pada tahun 1984 rekan-rekan relawan Ibu Lestari mendirikan Yayasan Amalia di Jakarta. Pada tahun 1992 para relawan kemanusiaan ini mulai menampung anak-anak balita jalanan di daerah kumuh agar mereka bisa mendapatkan lingkungan tumbuh yang lebih memadai.

Pada tahun 1995, nama yayasan berganti menjadi Yayasan Aulia dan bersamaan dengan itu Ibu Lestari membuka rumah perlindungan di Yogyakarta bagi anak-anak dari Jakarta. Mereka disekolahkan di berbagai sekolah dasar di Yogyakarta.

Pada tahun 2012, ketika melepaskan diri dari Yayasan Aulia, rumah perlindungan anak di Yogyakarta ini diberi nama Yayasan Hamba. Para pengasuh angkatan pertama yag membantu Ibu Lestari, seperti Yustina Kartini (Oma), Theresia Sri Sugiyati (Mak Tres), Anisasri Melani (Bu Lani), Yohanes Supriyanto (Pak Pri) dan Yustinus Michael (Pak Tinus) saat ini masih mengurus anak-anak asuh di Yayasan Hamba.

Saat ini Yayasan Hamba mengasuh sekitar 50 anak beserta sembilan ibu dan delapan orangtua asuh. Yayasan Hamba berkeinginan bisa ikut serta mendorong tumbuhnya solidaritas sosial serta mengundang para relawan dan donatur untuk ikut terlibat dalam kerja-kerja kemanusiaan melalui Yayasan Hamba yang berlokasi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *