Lentera Anak Pelangi (LAP) didirikan sebagai respon terhadap kealpaan program penanggulangan dan pengurangan dampak buruk HIV dan AIDS yang khusus menyasar pada anak di DKI Jakarta. Di tahun 2009,LAP beroperasi dengan dukungan dana hibah United Nation Development Programme (UNDP) lewat Indonesia Partnership Fund (IPF) bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Lentera Anak Pelangi lahir di lingkungan civitas akademika Unika Atma Jaya dengan harapan dapat menjadi laboratorium bagi mahasiswa maupun dosen untuk mengaplikasikan ilmu yang relevan akan kebutuhan anak-anak terdampak HIV dan AIDS beserta keluarga mereka.
Guna membantu keluarga anak yang terdampak HIV dan AIDS lewat pemberdayaan keluarga, LAP ditempatkan di bawah Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Dalam 1 tahun Lentera Anak Pelangi mendampingi 88 unit kepala keluarga dengan 121 anak terdampak, 26 di antaranya terinfeksi HIV. Di awal berdirinya, LAP memiliki 16 orang staff dan memiliki Drop in center (DIC) di daerah Cempaka Putih yang bisa diakses oleh anak dan keluarga dampingan untuk mendapatkan layanan klinik kesehatan dan psikososial.
Pendanaan yang dilakukan oleh IPF-UNDP dan KPAN hanya berlangsung selama 1 tahun. Setelah pendanaanya selesai, LAP mencoba mencari alternatif pendanaan lagi lewat donor perorangan dan terpaksa memangkas staffnya menjadi 5 orang. Dengan sisa pendanaan dari IPF-UNDP, LAP masih bisa bertahan dibantu donasi dari sponsor perorangan.
Pertengahan 2011, LAP tidak lagi berada di bawah Pusat Pemberdayaan Masyarakat tetapi dipindahkan ke bawah Pusat Penelitian HIV Atma Jaya (PPH). Seiring dengan bergabungnya LAP dengan PPH, pendanaan oleh Rotary Club Jakarta Sentral dimulai. Selain itu dukungan dana juga datang dari Werk Group’72untuk kegiatan pemeriksaan CD4, VL, dan tes laboratorium lainnya. Beberapa donor pribadi baik dari Jakarta maupun luar Jakarta (Solo dan Surabaya) juga ikut menyumbang untuk mendukung kegiatan LAP sepert pembelian obat-obatan rutin setiap bulan untuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bulanan. Pendanaan Rotary Club Jakarta Sentral akan berakhir di bulan April 2014.
Sejak 2014 hingga 2015 sebagian besar dana Lentera Anak Pelangi berasal dari Yayasan Mitra Surya Mandiri, dan beberapa donor lain yang sudah ikut mendanai LAP sejak 2011. Tahun 2015, seiring dengan sudah dimasukkannya isu anak dalam Strategi Rencana Aksi Nasional (SRAN) Penanggulanan AIDS tahun 2015-2019 yang baru, maka diharapkan akan ada anggaran baik dari pemerintah maupun lembaga donor internasional untuk mendukung program anak dengan HIV di Indonesia. Lentera Anak Pelangi sendiri berkomitmen akan tetap mendampingi 75 anak mengingat bahwa beberapa anak sudah memasuki usia lebih dari 12 tahun sehingga dukungan berupa susu tidak lagi diberikan kepada mereka dan bisa diberikan kepada anak-anak lain yang berusia kurang dari 12 tahun.
Sumber: Laman Lentera Anak Pelangi