Peringati Hari Pahlawan, Komunitas Maros Berbagi Salurkan Bantuan Sembako

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa pahlawannya,” demikian kutipan Bung Karno dalam orasinya yang berapi-api.

Di lain tempat, Bung Karno juga sering melontarkan kalimat “Jangan sekali-kali melupakan sejarah (JasMerah).

Betapa tidak, bangsa Indonesia tidak akan mencapai kemerdeakaan tanpa adanya pengorbanan Jiwa-Raga, Darah dan Air mata dari para pejuang revolusi untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan Kolonialis-Imperialis.

Pesan Bung Karno tersebut menegaskan bahwa sebuah bangsa yang utuh tidak semerta-merta lahir (merdeka) begitu saja, namun melalui proses perjuangan yang begitu panjang dan berdarah. Bagi Bung Karno sendiri, kemerdekaan itu hanya menjadi jembatang emas menuju Masyarakat adil Makmur.

Zaman revolusi 1945 itu sudah berlalu. Bukan lagi tahun dimana santri dan ulama bersatu padu mengusir tentara sekutu di Surabaya, ataupun tak dirasakannya lagi pidato Bung Tomo yang mengetarkan bumi dan langit, orasi yang membakar semangat seluruh rakyat Indonesia yang murni berjuang untuk kemerdekaan.

Kini, genap 71 tahun semenjak pertempuran Surabaya yang kemudian diperingati sebagai hari pahlawan, hanya sebahagian kecil dari rakyat Indonesia yang sadar akan pengorbanan para pahlawan yang membawa Indonesia pada kemerdekaan.

Namun, hal demikian tidak terjadi bagi beberapa remaja yang mengatasnamakan Komunitas Maros Berbagi. Bagi mereka, memperingati Hari Pahlawan harus dilakukan dengan tindakan yang nyata, seperti menyalurkan bantuan berupa sembako kepada 10 pejuang kemerdekaan, Kamis (10/11/2016).

Ketua Komunitas Maros Berbagi, Andi Nur Alim mengatakan, penyaluran bantuan tersebut dilakukan di Kecamatan Tanralili dan Moncongloe, Kabupaten Maros.

“Bantuan berupa sembako diberikan ke pejuang kita yang  menikmati hari tuanya dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas dan serba kekurangan,” katanya.

Salah satu warga kurang mampu yang didatangi yakni, Dg Bago (91) di Dusun Benteng Gajah, Tanralili.

Dia menyasar daerah pedalaman karena, masih banyak warga yang belum tersentuh bantuan pemerintah dan dibiarkan hidup miskin.

“Masih banyak warga pelosok yang hidup miskin. Belum tersentuh bantuan pemerintah. Makanya kami berbagi di daerah yang jauh dari kota,” katanya.

Sumber: Macca News

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *