Lewat “Terangi 48”, Kaum Muda Ini Lestarikan Terumbu Karang

Keindahan bawah laut Indonesia tak perlu diragukan lagi. Bahkan karena memiliki lebih dari dua ribu jenis ikan karang dan 600 spesies karang, Indonesia masuk sebagai salah satu negara dengan kawasan Segitiga Terumbu Karang (coral triangle).

Sayangnya hal ini tidak sejalan dengan kesadaran tinggi dari kebanyakan masyarakatnya untuk menjaga kekayaan alam bawah laut tersebut. Akibatnya keberadaan terumbu karang saat ini semakin sedikit karena kerusakan yang dibuat oleh manusia.

Padahal, menurut Syifa Fauziyyah, salah seorang volunteer Komunitas Terumbu Karang Indonesia (Terangi) 48, sama seperti hutan, yang menunjang kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi, laut juga memiliki peran yang sama pentingnya.

“Kita semua harus tahu bahayanya kalau terumbu karang nggak ada lagi di laut. Ini tentu akan berpengaruh pada  keseimbangan ekosistem, rantai makanan hilang. Mengingat terumbu karang juga rumah bagi hewan-hewan laut dan ikan, kalau terumbu karang hilang, ikan juga hilang. Kalau ikan hilang, nelayan nggak punya mata pencaharian,” jelasnya pada suara.com saat ditemui beberapa waktu lalu.

Khawatir dengan permasalahan yang semakin kompleks ini, maka dibuatlah Komunitas Terangi 48, yang kegiatannya di bawah binaan Yayasan Terumbu Karang Indonesia.

Syifa mengatakan, komunitas ini sengaja dibentuk untuk terus menyebarkan informasi tentang permasalahan terumbu karang di Indonesia dan sebagai wadah bagi anak muda yang peduli dengan kelautan, konservasi serta monitoring terumbu karang.

“Setelah tahun 1999 Yayasan Terumbu Karang Indonesia terbentuk, kami pikir kalau informasi mengenai berbagai hal tebtang terumbu karang juga harus disebarkan lagi, jangan sampai terputus berhenti di kita,” ungkap dia.

Untuk angka 48 sendiri, kata Syifa, diambil dari nama salah satu idol group, JKT 48, yang tengah populer hingga saat ini. Ia berharap, dengan nama ini, akan semakin banyak orang yang ikut dan bersedia menjadi relawan Yayasan Terangi, dan menjadi bagian dari komunitas Terangi 48.

Komunitas yang didirikan 2013 ini, hingga kini sudah beranggotakan lebih dari 50 orang. Menurut Syifa, tidak semua anggota dalam komunitas mereka memiliki latar belakang kelautan. Beberapa di antaranya bahkan masih bersekolah dan kuliah.

Terangi 48 sendiri mencoba fokus pada kegiatan yang berbasis pada pendidikan lingkungan dan kelautan, mulai dari edukasi, monitoring terumbu karang, pameran, hingga peningkatan kapasitas. Hal ini, menurut Syifa, menjadi fokus utama karena masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui mengenai terumbu karang.

Misalnya masih banyak yang belum mengetahui bahwa sebenarnya terumbu karang adalah hewan. Biasanya, orang selalu menjawab bahwa terumbu karang adalah batu atau tumbuhan.

Selain itu, kata Syifa, masyarakat juga harus diedukasi tentang transplantasi terumbu karang, agar terumbu karang yang sudah rusak bisa perlahan-lahan tumbuh kembali.

Untuk melakukan sosialisasi terumbu karang, Terangi 48 juga sering mengadakan Edugames. Dalam Edugames, sosialisasi tentang terumbu karang dikemas kreatif dalam bentuk permainan agar tidak membosankan dan dapat diterima oleh masyarakat.

Tak hanya itu, Terangi 48 rutin juga rutin melakukan berbagai kegiatan bersama komunitas dan lembaga lainnya dalam rangka memperingati Hari Terumbu Karang (Coral Day) setiap tanggal 8 Mei. Pada momen itu, mereka melakukan kegiatan seperti restorasi terumbu karang dan monitoring terumbu karang di laut.

Sampai saat ini, Terangi 48, sudah melakukan berbagai kegiatan dan penyelamatan terumbu karang di beberapa daerah di Indonesia, mulai dari Wakatobi, Maratua, dan selanjutnya adalah Pulau Bang, Sulawesi.

Selain itu, komunitas ini juga sangat memperhatikan hal-hal yang dapat bermanfaat bagi anggotanya. Salah satunya adalah memfasilitasi sertifikasi menyelam (diving) dengan gratis.

Nah, merasa peduli dengan laut Indonesia dan ingin menyelamatkan terumbu karang? Kamu bisa ikutan menjadi volunteer Yayasan Terangi terlebih dahulu melalui info yang bisa diupdate di akun Twitter @terangi_

“Di situ ada info kegiatannya, biasanya tiap kegiatan kita open volunteer, dan setelah itu baru bisa gabung di Terangi 48,” tutup dia.

Sumber: Suara

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *