Komunitas Aspal; Tertampar Guyonan Istilah “Pemuda Palsu”

Komunitas Aspal (Asli Pemuda Bukan Pemuda Palsu) adalah sebuah komunitas yang lahir dari grup WhatsApp (WA). Anggotanya merupakan sekelompok orang dengan berbagai latar belakang profesi, diantaranya penggiat media, fotografer, wiraswasta, peneliti, mahasiswa, pns dan aktivis.

Lahirnya komunitas ini berawal dari guyonan istilah ‘pemuda palsu’ yang dialamatkan kepada setiap orang yang berpenampilan anak muda namun diam-diam telah memiliki isteri dan anak. Maka dibuatlah sebuah akun grup WA. Berjalan waktu, beberapa anggota WA tidak ingin lagi disebut pemuda palsu melainkan asli pemuda.

“Akhirnya kata Aspal yang awalnya singkatan dari Asli Pemuda Palsu, kita ganti dengan Asli Pemuda Bukan Pemuda Palsu,” kata Agung Tanrasula, salah satu anggota Aspal, Rabu, 21 Desember 2016.

Aspal juga ingin menunjukkan bahwa predikat pemuda layaknya tidak hanya melekat pada mereka yang berusia 16 sampai 30 tahun. Sekalipun berusia diatas 30 tahun, seseorang yang memiliki semangat membangun potensi diri, keluarga dan bangsa maka ia layak disebut pemuda.

Batasan usia pemuda Indonesia dengan negara lain berbeda. Sesuai pasal 1 ayat (1) UU No. 40 tahun 2009, tentang kepemudaan menyebutkan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun. Jika merujuk pada aturan ini, maka seseorang akan diberi status sebagai pemuda tatkala berada pada rentang umur 16 – 30 tahun.

Namun pada kenyataannya, saat ini banyak organisasi kepemudaan yang diakui pemerintah justru diketuai oleh mereka yang sudah berumur lebih dari 30 tahun.

Lebih lanjut Ia mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia WHO yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss melalui studi tentang kualitas kesehatan dan harapan hidup rata-rata manusia di seluruh dunia menetapkan kriteria baru yang menyebutkan Pemuda adalah mereka yang berusia 18 – 65 tahun.

“Pada intinya kita bangga disebut pemuda, Karena dari tangan pemuda Indonesia menjadi negara yang berdaulat,” ujarnya.

Bersama komunitas Aspal, pihaknya terus akan mengkampanyekan semangat pemuda dan mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki anggotanya, baik skill dan potensi usaha dan pekerjaan.

“Ada juga itu pemuda yang malas, tidak progres dan manja. sejatinya mereka tidak layak disebut pemuda,” katanya.

Anggota Aspal lainnya, Ilham Akbar mengatakan, saat ini Aspal tengah membentuk wadah dan merencanakan program kedepan. Sebagian besar program sifatnya bakti sosial dan pengembangan potensi anggota.

“Untuk ngumpulnya kita masih mobile, terkadang dari warkop ke warkop, diantaranya warkop milik anggota Aspal, the Brothers Cofe and Tea, warung sarabba di sungai cerekang dan beberapa tempat lainnya milik anggota,” ungkapnya.

Sumber: INFO CELEBES

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *