Komunitas Ngopi Akronim; Berbagai Kepercayaan, Agama & Ideologi Duduk Bersama

Di tengah hiruk pikuk persoalan sosial, politik, ekonomi dan budaya yang menguras energi, muncul sebuah komunitas yang santai, penuh canda yang berada di Kabupaten Purwakarta. Adalah, Komunitas Ngopi Akronim sebuah komunitas yang berbasis diskusi yang tidak terlalu serius, dengan topik yang sederhana dan sehari-hari.

Berkolaborasi dengan Komunitas Jurnalis Muda Independen (KJMI), Wancina Tobacco Purwakarta (WTP), Komunitas Membaca dan Memicu (Macapicu), membuat obrolan mengalir dari berbagai perspektif yang bebas.

Inisiator Komunitas Ngopi Akronim Hendra Januar mengungkapkan, dalam kumpulan ngopi ini, berbagai kepercayaan, agama dan ideologi duduk bersama. Berbicara tentang apa pun yang dekat dengan keseharian dan tanpa kesimpulan yang bersifat pasti.

Selain itu, komunitas ini bersifat bebas, tidak ada struktur dan peraturan. Satu-satunya aturan adalah tidak adanya peraturan. Sementara tempatnya tidak tetap, berpindah-pindang. Kadang-kadang di taman, di cafe, bahkan di trotoar.

“Komunitas tak sengaja dibuat. Semula kami hanya orang-orang yang gelisa dengan diri kami sendiri, dan dengan keadaan hidup sekitar. Banyak hal yang terlewat di hayati dan direnungkan, sehingga hidup seperti kering, dan gak bermakna,” kata Hendra, Senin, (23/10).

Dia sendiri mengatakan bahwa komunitas ini adalah ruang alternatif untuk mereka yang sudah jenuh dengan keadaan, obrolan-obrolan politik yang membosankan, dan kadar penghayatan hidup yang menipis.

“Iya, sebagai manusia, ada banyak dimensi hidup yang perlu disadari realitasnya. Kita sudah terjebak pada satu mainstream, hingga pikiran tertutup. Seperti parasut yang terikat, bagaimana ia bisa terbang?,” pungkasnya.

Sumber: RMOL JABAR

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *