Bandung Fashion Society: Bersama Tekuni Perkembangan Dunia Mode

Menjadi desainer mode ternama merupakan impian ­bagi banyak orang yang memiliki bakat dan minat di ­dalamnya. Bedanya, jika dulu untuk menjadi desainer harus mengenyam pendidikan atau kursus di bidang mode. Kini, berbagai cara lain mulai terbuka lebar.

Seperti yang terlihat dalam komunitas Bandung Fashion Society (BFS) yang mulai terbentuk satu tahun terakhir. Isinya adalah desainer-desainer mode independen yang menyediakan waktu serta keinginan untuk saling berbagi dan belajar mengenai perkembangan dunia mode. Ada anggota yang memang khusus belajar atau kursus mengenai mode, ada pula yang terjun secara autodidak.

Selasa, 6 Februari 2018 siang, beberapa anggota BFS ditemui di sela-sela kegiatan rutin pemotretan katalog bersama Chevy Barlians Photography di Topindo Residence Buah Batu, Bandung. Kegiatan pemotretan tersebut merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan bersama.

Koordinator BFS Muhammad Subarkah menuturkan, awalnya komunitas ini digagas berlatar persahabatan sembilan penggagasnya. Dari momen berkumpul dan berbincang mengenai dunia mode, karena anggotanya sama-sama pencinta mode, terpantik ide untuk mulai mendirikan komunitas.

”Daripada hanya ngobrol-ngobrol, akhirnya kami mantapkan untuk mendirikan komunitas. Di Bandung dan Jawa Barat memang sudah ada beberapa asosiasi fesyen, tetapi kami merasa belum sampai pada titik itu, makanya yang kemudian muncul adalah wadah komunitas,” ucap pria yang biasa disapa Benz itu.

Tanpa bermaksud bersaing, Benz menekankan ingin ikut berkontribusi meramaikan industri mode di Bandung dan Jawa Barat. Lewat wadah komunitas, BFS diharapkan bisa menjadi ajang belajar dan berbagi mengenai informasi serta pengetahuan di dunia mode.

Selain itu, menurut Benz, BFS juga diharapkan bisa menjadi wadah untuk saling mendukung antarsesama anggotanya.

”Kebetulan, kami semua mempunyai brand busana sendiri. Nah, kami juga punya pemikiran yang sama, yaitu sama-sama ingin lebih meramaikan industri fesyen di Kota Bandung. Apalagi Bandung sebagai Parijs Van Java juga merupakan kota fesyen,” tuturnya.

Mengenai penerimaan anggota komunitas, Benz menyebutkan bahwa BFS terbuka untuk siapa pun yang mencintai dunia mode. Akan tetapi, tetap ada syaratnya, yaitu punya produk fesyen sendiri yang merupakan hasil karya sendiri.

Pria yang telah berkecimpung dalam dunia fesyen selama lima tahun terakhir ini menilai, sebagai kota yang juga dikenal lewat dunia fesyen, perkembangan mode di Bandung dan Jawa Barat cukup pesat. Oleh karena itu, banyak bermunculan desainer-desainer baru atau muda yang memiliki karya sangat bagus. Kreativitasnya pun tak diragukan lagi.

”Namun, desainer baru sering kali memiliki perasaan bingung dan tidak percaya diri karena harus berjuang sendiri. Itu sebabnya, dukungan dari rekan seprofesi yang berkumpul di suatu wadah komunitas bisa menjadi penyemangat,” tuturnya.

Sumber: PIKIRAN RAKYAT

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *