Komunitas Bagi Buku NTT Salurkan 100.000 Buku Untuk Taman Baca dan Sekolah

Terhitung hingga Februari 2018 sejak berdiri empat tahun lalu, Komunitas Bagi Buku NTT telah menyalurkan lebih dari 100.000 buku kepada sekitar 200 taman baca dan sekolah-sekolah di NTT.

Penggagas Komunitas Buku Bagi NTT, Wilibrodus Marianus Bata sampaikan ini dalam kaitan dengan diskusi publik literasi yang digelar di Kupang, Sabtu (14/4/2018). Diskusi publik itu mengambil tema “Gerakan Literasi untuk Perubahan.”

Marianus Bata menjelaskan, seiring perkembangan, komunitas ini juga menerima permintaan dan turut menyalurkan buku ke sejumlah taman baca di luar NTT antara lain ke Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Jawa Timur, NTB hingga Manokwari, Papua. Setelah sekian lama berkiprah secara terpisah di banyak tempat, tahun ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) yang keempat komunitas Buku Bagi NTT melaksanakan sebuah perjumpaan akbar.

“Perjumpaan ini untuk menyatukan semua relawan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, sekaligus menghubungkan para pengelola Taman Baca Masyarakat yang selama ini telah bersinergi dengan Komunitas Buku Bagi NTT,” kata Marianus Bata.

Dia menyampaikan, Komunitas Buku Bagi NTT adalah wujud nyata kepedulian anak muda NTT untuk mengatasi kesenjangan mutu pendidikan di daerahnya sendiri melalui gerakan sederhana, membaca dan donasi buku.

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, para relawan Komunitas Buku Bagi NTT telah bekerja secara sukarela, bahu membahu di berbagai wilayah, berkiprah menumbuhkan gerakan literasi di seluruh penjuru NTT.

Berlandas semangat kolektif dan pelayanan, komunitas ini kini menyatukan ratusan relawan dan penggerak literasi yang tersebar di 21 kabupaten di NTT, 10 kota di luar NTT hingga Hongkong.

“Sebagian besar relawan adalah mahasiswa, bahkan di Hongkong, penggerak komunitas ini adalah para buruh migran asal NTT,” terang Marianus Bata.

Dia mengatakan, dalam temu akbar, para relawan mengagendakan pembahasan sejumlah hal penting demi keberlanjutan komunitas, khususnya untuk merumuskan sistem pengelolaan organisasi sosial serta pembahasan kurikulum untuk rumah baca.

Partisipasi masyarakat dalam pendidikan adalah hal penting dan patut digaungkan terus-menerus, sebab cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa bukanlah tugas pemerintah semata, melainkan tugas semua elemen.

Marianus Bata berargumen, gerakan semesta seperti Buku Bagi NTT tumbuh karena kepedulian yang sama untuk membawa perubahan melalui pendidikan. Perjalanan selama empat tahun tentu belum seberapa, waktu yang masih sangat sumir untuk sebuah komunitas sosial dan orang-orang yang bergerak secara sukarela. Langkah yang diambil bukan untuk mendapat penghargaan dan pujian, melainkan hanya sebuah pelayanan sederhana.

“Namun dibalik kesederhanaan ini, kami mengusung sebuah cita- cita besar, kami punya visi menumbuhkan sedikitnya satu rumah baca di tiap kampung, mewujudkan generasi NTT yang cerdas, membuktikan bahwa anak muda NTT berdaya, mampu melahirkan solusi atas masalah-masalah yang ada dalam keseharian kami. Kami harus jadi pemeran utama di tanah sendiri, mercusuar untuk Indonesia dan dunia,” tegas Marianus Bata.

Sumber: NTT ONLINE NOW

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *