Tips Mendirikan Taman Baca Rumahan

Minat baca di Indonesia masih dalam posisi rendah. Banyak hal yang dilakukan untuk mendorong tumbuhnya minat baca di Indonesia. Salah satunya membuat taman baca. Tapi, bagaimana sih membuat taman baca itu?

Simak tips mendirikan taman baca dari Naila Tazkiyya, pendiri Taman Baca Bukit Cinta ini yuk!

Taman Baca Bukit Cinta yang saya dan suami dirikan di rumah pada Februari 2009, waktu itu kami dirikan dengan agak nekat. Ceritanya, saat saya cuti melahirkan saya perhatikan banyak sekali anak-anak yang bermain sesukanya bahkan beberapa hobi sekali “silaturahim” ke warnet. Nah, kami mendadak kepikiran garasai yang menganggur hanya dihuni oleh sebuah sepeda motor bisa dimanfaatkan jadi taman baca kecil-kecilan di rumah kami. Berawal dari ide ini, dengan semangat 45 kami berusaha mencari informasi dari internet daaaan jadilah tgl 9 Februari 2009, TAMAN BACA BUKIT CINTA resmi dibuka ? alhamdulillaaah.. Di post ini saya akan coba berbagi tentang cara mendirikan taman baca baru dan tips meramaikan taman baca yang sudah ada.

Pembukaan waktu itu kami isi dengan lomba mewarnai, menggambar, story telling dan pertunjukaan sulap.. Alhamdulillah, kurang lebih 90-an anak memadati rumah kecil kami. Dan, begitulan seterusnya hingga sekarang Taman Baca ini kami satukan menjadi perpustakaan masjid Al-Ikhwan untuk menambah akses bagi sahabat kecil. Karena di rumah kami, taman baca hanya dibuka Sabtu Minggu dengan pertimbangan tidak ada yang menjaga, nah sekarang dengan diletakkan di masjid jadi bisa diakses kapan saja, insya Allah.

Sekarang, saya akan mencoba berbagi bagaimana awal mendirikannya:

  • Niat yang teguh. Huhu, kenapa ini saya letakkan di nomer satu karena memang tanpa niat yang teguh akan sangat sulit sekali memastikan taman baca ini akan berdiri. Hampir semua taman baca adalah berbetuk aksi sosial sebagai bentuk kepedulian atas kondisi lingkungan yang harus diakui masih sangat rendah minta baca dan mencari ilmunya.
  • Tidak usah berpikir terlalu muluk. Percayalah jika ingin menarik anak-anak untuk gemar membaca bukan hanya jumlah koleksi buku dan kemewahan lokasi yang mereka cari namun kenyamanan. Jadi walaupun hanya bermodalkan 1 rak buku dan tikar butut, asalkan hati pengelolanya lapang menerima pengunjung yang datang.
  • Cari partner yang cocok. Dalam hal ini, partner saya sudah gak perlu ditanya lagi donk ya, siapa?? Pastinya suami tercintaahh.. Alhamdulillah kami berdua punya concern yang sama di bidang pendidikan jadinya muluss lahh berabgai persiapan dan biaya yang keluar didukung 1000% oleh beliau.
  • Menyiapkan buku bacaan. Biasanya orang yang berminat mendirikan taman baca pasti memiliki minat baca yang cukup tinggi seperti suami saya, atau yang suka membeli buku tapi lupa membaca seperti saya ? Jadi sumber awal pastinya adalah diri kita sendiri. Selanjutnya siapa lagi? Jika teman-teman tinggal di komplek dengan rata-rata wargha kalangan menengah ke atas bisa mulai minta donasi buku ke para tetangga, kalau dulu kami selain koar-koar ke tetangga kami juga mencoba “nodong” dengan baik-baik kepada teman2 di milis atau email pribadi siapa tahu ada yang mau nyumbang buku, lemari, dll. Berupa uang pun bisa karena nanti kita yang akan membelikannya jadi buku. Alhamdulillah, dulu teman-teman merespon sangat baik, hingga kami menerima 3 lemari buku, buku2 beraneka jenis (walaupun perlu diakui kebanyakan yang disumbang buku pelajaran) hahayyy…. Untung kasus ini, saya punya sedikit tips, khusus untuk buku pelajaran buatlah semacam bazar di setiap awal tahun ajaran sehingga sahabat kecil taman baca bisa memilih buku pelajaran yang sekiranya cocok dan sesuai dengan mereka, kemudian bebas dibawa pulang dan dimiliki, walaupun kami anjurkan juga untuk mewariskannya ke adik kelasnya agar lebih bermanfaat lagi.
  • Menyiapkan acara launching. Pernah liat launching produk di mal, atau peresmian mal atau kantor baru? Nah, kalau yang sudah pasti diinginkan orang saja mereka promo gede-gedean, maka taman baca sebagai topik yang kurang populer di kalangan masyarakat kita, harus lebih kreatif lagi menyusun rencana launchingnya.
  • Woro-woro ke masyarakat. Setelah mulai siap berbagai infrastrukturnya kami melibatkan tukang ojek dalam merenovasi dan menghias garasi kami, jadi pas ditanya mereka sudah tahu kalau di rumah kami akan ada taman baca. Kemudian kami silaturahim ke pengajar TPA dan warga senior di kampung – kampung untuk minta ijin mengundang anak-anak wilayah kampung yang bersebelahan dengan sekolah kami. Pokoknya harus heboh, tiap keetmu anak kecil saya selalu mengingatkan jangan lupa ya, 9 Februari ke Jl Jambi ya, ada lomba2 dan dongeng. ?
  • Ijin ke Pengurus RT, RW dan Kelurahan. Yup, demi patuh pada aturan suami tercinta bolak-balik ke pengurus di atas untuk mnemperoleh ijin lokasi sebagai taman baca di kelurahan, alhamdulillah diterima, dan kita memang harus sedikit repot nyiap-nyiapin proposal surat ijin dan lain-lain. Tapi terbayar kok itu semua dengan kegembiraan anak-anak ketika launching waktu itu.
  • Pendanaan kegiatan. Untuk yang satu ini selain mengikhlaskan sebagian uang belanja bulanan untuk mendirikan taman baca kami juga menggalang dana dari para donatur. Prinsip kami, kegiatan tidak harus mahal dan fancy yang penting bermanfaat dan membuat anak-anak ceria. Kadang kami juga hanya menagjak mereka bermain tradisional di lapangan dekat lokasi taman baca, gratisss

Sumber : Naila Tazkiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *