Mainkan Orkestra Indonesia Raya, Komunitas Ini Sabet Rekor MURI

Komunitas Taman Suropati Chamber (TSC) telah menggelar konser Indonesia Raya dan Memainkan Lagu Indonesia Raya secara orkestra di Taman Suropati. Konser ini berhasil memecahkan Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Rekor Dunia karena diikuti banyak peserta.

Namun, dibalik konser yang resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi pada Minggu (5/5/2019) itu, tentu ada sosok penggerak yang berhasil menghimpun sekitar 326 peserta dari berbagai sekolah dan komunitas musik. Sang punggawa TSC tersebut adalah Agustinus Esti Sugeng Dwiharso atau yang akrab di sapa Mas Ages.

Menurut Mas Ages, komunitas ini terbentuk atas niat dari berbagai macam keinginan para personelnya yang berbasis di Taman Suropati.

“Di sini kita memberikan pembelajaran bermain biola kemudian dari sekian angkatan yang terlibat di sini kemudian mereka sudah bisa membagikan ilmunya di sekolah-sekolah,” tutur Mas Ages, dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2019).

Menurut pria kelahiran Kulonprogo, 7 Mei 1970 itu, para peserta ini punya kaitan erat dengan Taman Suropati karena instruktur mereka adalah orang-orang yang memulai kariernya di sini. Bahkan ia sendiri telah belajar di Taman Suropati sejak 12 tahun lalu.

“Instruktur mereka tidak harus latihan di tempat ber-AC, di ruang yang tertutup tetapi mereka latihan di atas rerumputan, di kebun. Tetapi kemudian mereka mampu mentransfer ilmunya kepada para murid-muridnya di berbagai tempat,” tegas pria yang pada 2006 lalu diundang ke Den Haag, Belanda untuk menjadi tutor orang Eropa menyosialisasikan musik Keroncong.

Di taman ini, lanjut Mas Ages, ada kelas bibit, kelas akar, kelas dahan dan kelas ranting. Filosofinya adalah menyemai sesuatu dengan telaten dan rutin dari bibit hingga menjadi tumbuh dan berkembang.

“Kami adalah Komunitas Musik Taman Pertama di Indonesia bahkan di dunia dan kami gunakan sebaik-baiknya untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda yang tanggap, mau dan semangat menjalankan kreativitas tanpa pamrih dan memiliki orientasi kepada tujuan,” katanya.

Dia menambahkan, yang membuat dirinya bangga hingga saat ini adalah aransemen musik yang disajikan untuk acara Pemecahan Rekor MURI berasal dari salah satu siswa yang pernah belajar musik di Taman Suropati.

“Empat di antara mereka yang meng-arrangement acara ini telah menjadi sarjana musik atas bantuan anggota komunitas dan masyarakat yang peduli. Jadi dari taman ini pun telah tumbuh para pendekar yang akhirnya membawa anak-anak ini bersiap memecahkan Rekor MURI hari ini,” ujarnya.

“Semoga bagi anak-anak muda di Indonesia acara ini menjadi inspirasi untuk selalu punya ide, kreativitas di manapun, kapanpun. Kalian jangan pernah menunda ide-ide itu karena jika kalian menunda sehari ide itu berarti sukses kalian juga tertunda satu hari, terima kasih Kemenpora, bapak-bapak, ibu-ibu semoga hari ini lancar,” imbuhnya.

 

Artikel ini disadur dari Detik

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *