Komunitas Tionghoa Padang Marayakan Keberagaman

Selama sepekan ini—sejak 30 Januari hingga 8 Februari 2020—kawasan Kota Tua di Padang, Sumatra Barat, disemarakkan penampilan seni-seni budaya multietnis berbasis tradisi. Masyarakat komunitas keturunan Tionghoa di Padang sedang merayakan keberagaman etnis dengan suka cita.

Kawasan yang mencakup Kota Tua itu Kampung Pondok, Pelabuhan Muaro, Pasa Gadang, Pasa Mudik, Kampung Keling, Kampung Nias, Kampung Jao, hingga Batang Arau, merupakan representasi keberagaman budaya yang memiliki keunikan kultural sejak dahulu yang dihuni beragam komunitas etnis, antara lain Tionghoa, Minangkabau, India, Nias, Jawa, Batak, dan lainnya. Eksistensi etnis ini mewarnai perjalanan panjang sejarah Kota Padang.

Kampung Pondok sendiri didominasi etnis Tionghoa. Setiap tahun, saat merayakan Imlek atau Cap Go Meh, suasana oriental sangat kental terasa. Sepekan ini, masyarakat keturunan Tionghoa dari berbagai perkumpulan, menggelar Festival Cap Go Meh 2571. Peristiwa budaya yang ketiga kalinya dilaksanakan, mendapat respons positif dan disambut antusias publik dan wisatawan.

“Tahun 2020 ini atau menurut kalender Tionghoa tahun 2571, Festival Cap Go Meh Padang berbeda dengan yang sebelumnya. Peristiwa budaya Festival Cap Go Meh diperkaya dengan penampilan seni-seni budaya dari etnis lainnya, seperti Batak, Minangkabau, Nias, Mentawai, dan pameran seni rupa jejak etnis dalam seni rupa. Jadi tahun ini, kegiatan kultural ini kita beri nama Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020 dengan tema “Cap Go Meh Nusantara”,” kata Albert Hendra Lukman, inisiator festival ini kepada sumbarsatu, Senin (3/2/2020) di Padang.

Menurutnya, festival sudah diawali sejak 30 Januari lalu dengan pameran bazar aneka produk dan pasar malam yang digelar di Gedung Himpunan Bersatu Teguh (HBT) dibuka   Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah.

“Pada Senin 3 Februari ini, pembukaan Galeri Padang sekaligus pameran seni rupa bertema Jejak Etnik dalam Rupa yang dibuka Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat,” tambah Albert Hendra Lukman, yang juga anggota DPRD Sumatera Barat ini.

Dikatakannya, Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020  dikesankan menyatukan berbagai budaya serta kesenian yang ada di tanah air, dalam satu festival yang diharapkan menjadi salah satu kalender wisata dan menghibur masyarakat kota Padang bahkan warga Sumatra Barat.

Seperti tahun sebelumnya, festival ini merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh anggota DPRD Sumatra Barat, Albert Hendra Lukman, dengan memanfaatkan anggaran pokok-pokok pikiran yang disalurkan melalui Dinas Pariwisata Sumatera Barat.

“Kita yakin Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020 meriah,” katanya.

Sementara itu, menurut Edy Utama, kurator Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020, salah satu yang menjadi penting dalam perjalanan peristiwa budaya ini ialah diintergrasikannya Padang Multikultural Festival dengan perayaan Cap Go Meh.

“Penyatuan yang integratif ini menegaskan bahwa keberagaman multikulturaldi Padang (Sumatra Baray) mendapat tempat yang terhormat. Komunitas Tionghoa memberikan pemaknaan yang penting terhadap keberagaman dan ini merupakan modal budaya yang perlu kita rawat dan kembangkan,” urai Edy Utama, yang selama ini banyak mengusung festival-festival seni pertunjukan yang berangkat pada pluralisme dan keberagaman etnis di Sumatra Barat.

Dikatakannya, Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020 juga membuka ruang dialog budaya yang selama ini kurang mendapat perhatian. Selain itu, festival ini juga akan menghadirkan kolalaborasi seni antaretnis (seni Tionghoa dan gandang tasa serta randai  Minangkabau).

“Kita membuka kemungkinan kemungkinan hadirnya pemikiran-pemikiran yang berangkat dari kekayaan budaya kita yang beragam. Dalam rangkaian Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020Pada kita gelar seminar menghadirkan narasumber berlatar etnis yang berbeda. Saya kira ini akan menarik sekali. Temanya “Padang Lama dengan Perspektif Sejarah dan Masa Depan,” terang Edy Utama.

Komunitas seni dengan latar belakang etnis yang tampil dalam iven ini, ialah Komunitas Seni Minangkabau Pedalaman, Komunitas Seni Minangkabau Pesisir, Komunitas Seni Jawa, Komunitas Seni Batak, Komunitas Seni Sunda, Komunitas Seni Ronggeng, Komunitas Seni Mentawai, Komunitas Seni Nias, Komunitas Seni Keling (India), dan sapangka (tuan rumah) Komunitas Seni Tionghoa.

Agar Lebih Masif

Hendri Agung Indrianto, Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Sumatra Barat, mengatakan Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020 merupakan salah satu iven yang masuk dalam kalender wisata Sumatra Barat.

“Potensi iven ini sangat besar. Sejak pertama digelar hingga sekarang, Festival Cap Go Meh tampak kemajuan dalam tata kelola festival dan promosinya pun sudah terarah. Mungkin yang perlu dilibatkan dalam secara  masif yaitu partisipasi kaum milenial. Karena ini perayaan Cap Go Meh atau Imlek sudah terjadwal waktunya, maka persiapan promosi dan brandingnya bisa dilakukan jauh-jauh hari dengan melibatkan kaum muda digital,” jalas Hendri Agung Indrianto.

Menurutnya, tahun depan Cap Go Meh dan Padang Multikultural Festival gaungnya bisa lebih massal dan masif lagi.

“Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melalui Dinas Pariwisata selalu mendukung kegiatan ini. Dan  tentu saja berharap member dampak pada ekonomi dan kesejahteraan rakyat Sumatra Barat,” urainya.

Cap Go Meh adalah perayaan tahun baru Imlek yang digelar masyarakat Tionghoa setiap hari ke 15 di awal tahun merupakan rangkaian perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek 2571 ini.

Jadilah Saksi

Berikut rincian jadwal dan kegiatan Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020 sejak 3 hingga 8 Februari 2020, yang digelar di pelbagai ruang-ruang publik di kawasan Kota Tua Padang.

SENIN, 3-8 Februari 2020

Pameran Seni Rupa di Geleri Padang di Jalan AR Hakim No 12 Padang dengan tema Jejak Etnik dalam Rupa: Revitalisasi Padang Galeri. Ada 55 lukisan yang dipamerkan di galeri berlantai tiga ini karya dua perupa perempuan dari suku Minangkabau dan etnis Tioghoa, kelahira Sumatra Barat, yaitu Maria Tjui dan Evelyna Dianita.

Perupa Maria Tjui perempuan kelahiran Pariaman, 14 Mei 1934. Belajar seni rupa dengan S. Sudjoyono dan memperdalam seni patung di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Pengalaman pameran internasional sering diikutinya.

Evelyna Dianita, perempuan Minangkabau kelahiran Bukittinggi 13 Juli 1966. Ia dikenal perupa yang menaruh perhatian pada perempuan Minangkabau dalam karya rupanya. Banyak melakukan pameran di pelbagai kota di Indonesia.

SELASA, 4 FEBRUARI 2020

atraksi budaya Arakan Kio dari perkumpulan Keluarga Lie-Kwee yang bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 150 tahun, yang dimulai pada pukul 16.00–19.00. Arak-arakan Kio ini, akan diselenggarakan di Jalan Niaga atau sekitar kawasan Pondok kota Padang.

RABU, 5 FEBRUARI 2020

Pertunjukan kesenian multikultural di Gedung Pertunjukan Café Bat & Arow, Jalan Batang Arau No 35 Padang pukul 19.30-22.30. Berbagai kesenian dari sejumlah daerah seperti Nias, Mentawai, Batak serta Tionghoa, dipadu menjadi satu alunan nan mempesona.

KAMIS, 6 FEBRUARI 2020

Seminar sehari dengan tema “Padang Lama dalam Perspektif Sejarah dan Masa Depan”. Seminar ini akan menghadirkan sejumlah pakar, yaitu Dr. Lindayanti, M.Hum, Dr. Ernawati, M.Hum, Dr. Anatona Gulo, Dr. Pramono, M.Hum, Dr. Jonny Wongso, MT, Novrial, SE, Akt, Drs. Hanefi, M.Pd, serta budayawan Edy Utama.

Pada malam harinya, dimulai pukul 19.30, pertunjukan seni multikultural dari komunitas Jawa, Sunda, Minang dan Seni Ronggeng di Café Bat & Arow di Jalan Batang Arau No 35 Padang.

JUMAT, 7 FEBRUARI 2020

Arakan Kio dari Perkumpulan Keluarga Lim yang juga berusia 150 pada tahun ini, yang dimulai pukul 16.00-19.00. Kemudian dilanjutkan dengan pidato kebangsaan yang rencananya akan disampaikan oleh Yeni Wahid, putri presiden Indonesia ke 4, KH. Abdurahman Wahid.

Setelah itu, pertunjukan seni multikultural kembali disuguhkan kepada warga kota ini dengan menampilkan Gandang Barongsai dan Gandang Tasa Pariaman, pertunjukan dari komunitas seni India Gazal dan diakhiri dengan kolaborasi multietnik.

SABTU, 8 FEBRUARI 2020

Merupakan puncak perayaan Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020

dengan menampilkan aneka seni dan budaya serta pawai budaya Nusantara, yang dimulai pukul 16.00-19.00 dengan panggung utama di bawah Jembatan Siti Nurbaya, Jalan Batang Arau Kota Padang.

Selain pertunjukan, panitia juga menyediakan uang tunai sebesar Rp5 juta, hadiah bagi pemenang lomba Video/Vlog Youtube. Siapa saja bisa mengikuti lomba ini, dengan mengupload video di Youtube tentang kemeriahan atau perayaan Cap Go Meh 2571 dan Padang Multikultural Festival 2020 di Padang.

sumbarsatu.com

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *