Komunitas The Kutu Buku; Dorong Minat Baca Masyarakat di Kalimantan Selatan

MINIMNYA minat baca di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menimbulkan keprihatinan. Belum lagi tidak adanya wadah khusus di kota tersebut.

’’Itu menjadi alasan utama kami untuk bergerak,’’ kata Joko Purnomo, 25, perwakilan dari komunitas The Kutu Buku (TKB).

TKB adalah sebuah komunitas anak muda yang berusaha mengembangkan minat baca masyarakat. Soal usia, komunitas tersebut terbilang masih muda, satu tahun.

TKB berdiri pada 2016. Saat itu Joko dan teman-teman cukup gusar dengan keadaan minat baca masyarakat di Banjarmasin.

’’Waktu itu ada sih beberapa komunitas yang bergerak. Tetapi, kegiatannya nggak kelihatan. Ada juga yang vakum dan segmen yang disasar sempit,’’ keluhnya.

Menurut Joko, perlu ada gagasan baru untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Banjarmasin. Akhirnya, ide tercetus. ’’Lapak baca, rupanya, efektif,’’ ungkap Joko.

Tidak lama berselang, tepatnya pada 6 Maret 2016, sebuah komunitas terbentuk. ’’Komunitas ini kami beri nama The Kutu Buku,’’ katanya.

Pada waktu itu, tidak banyak yang bergabung dengan wadah perkumpulan ini. Tidak mau impiannya menjadi sekadar wacana, dia dan teman-teman membuka lapak baca di Taman Siring Menara Pandang di Jalan Pierre Tendean. Sebuah spanduk berwarna putih polos digelar. Buku-buku dari berbagai genre dipamerkan.

Sebuah potongan kardus bertulisan ’’Membaca Gratis’’ juga diletakkan di atas tumpukan buku. ’’Buku yang dipamerkan biasanya novel, sastra, motivasi, serta buku-buku anak-anak,’’ lanjut Joko.

Mulai saat itu hingga sekarang, lapak mereka terus digelar. Minggu pun mereka melakukan aktivitas.

’’Setiap Minggu pagi kami buka lapak di Taman Siring Menara Pandang. Rata-rata seluruh anggota pasti ikut,’’ ujarnya.

Hingga saat ini, TKB mempunyai 40 orang anggota. Joko paling merasa terkesan ketika melihat orang tua yang mengajak anaknya berhenti sejenak di lapak baca.

’’Makanya, buku yang paling banyak itu buku anak-anak di lapak,’’ terang dia.

Meskipun sekadar mampir membuka beberapa lembar halaman, itu tidak menjadi masalah bagi Joko dan komunitas The Kutu Buku. ’’Upaya untuk menumbuhkan minat baca selalu datang dari hal-hal kecil,’’ tuturnya.
Tidak lelah bergelut dengan lapak baca, Joko dan teman-teman di komunitas juga bergerak membangun sebuah perpustakaan. Sasarannya waktu itu, lanjut dia, adalah sekolah, tepatnya MI Tarbiyatul Islamiyah.

Sekolah itu berada di daerah terpencil. Lokasinya di Kelurahan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Masuk ke desa, melalui jalan tanah terlebih dahulu.

Pendirian perpustakaan yang dilakukan TKB cukup beralasan. Selain melihat kondisi sekolah yang tidak punya perpustakaan, mereka memang tidak punya lahan yang pasti untuk membuka taman baca di Banjarmasin. ’’Kendala kami di lahan. Makanya mencari tempat yang bisa kami bina, ternyata ketemu di Kabupaten Banjar,’’ jelasnya.

Joko dan anggota komunitas akhirnya berunding dengan pihak sekolah. Pihak sekolah sepakat memberikan lahan beserta ruangan. Urusan pengelolaan buku dan dekorasi ruangan diserahkan kepada komunitas.

Dana membangun perpustakaan dari mana? ’’Kami mendapat dana dari sumbangan per anggota sih. Kami juga jual stiker dan berjualan baju-baju bekas,’’ ungkapnya.

Untuk penyediaan buku, mereka mendapat bantuan dari kantor Perpustakaan Daerah Kalsel. Hingga sekarang, perpustakaan tersebut masih aktif walaupun mereka tinggal. Komunitas ini hanya datang satu bulan sekali. ’’Tapi, anak-anak sekolah itu tambah aktif membaca buku. Setiap hari pasti ada yang datang untuk membaca atau meminjam buku,’’ tuturnya.

Tidak tanggung-tanggung, komunitas ini juga merogoh kocek untuk membuat sebuah ajang kompetisi. TKB memberikan hadiah dan penghargaan kepada mereka yang aktif hadir dan meminjam buku di perpustakaan.

’’Harapannya, hal-hal seperti ini bisa menggenjot minat baca masyarakat,’’ ujar Joko.

Sumber: JAWA POS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *