Komunitas Payung: Ruang Untuk Segala Pertanyaan Mahasiswa

Ditengah-tengah arus industrialisasi pendidikan tinggi di Indonesia, adalah semacam tantangan tersendiri bagi dunia mahasiswa, yang dimana pada dunia mahasiswa lah segala macam pikiran dan kehendak justru ingin terbang kemana-mana.

Arus industrialisasi ini bisa dilihat dari adanya semacam mindset umum; bahwa kuliah adalah modal untuk mencari pekerjaaan, jika tidak mendapatkan pekerjaan maka tak usah kuliah!  Begitu kira-kira logikanya. Logika umum seperti inilah yang justru mau tak mau, lambat tak lambat semakin merembes pada pikiran para mahasiswa.

 

Disinilah mengapa, Komunitas Payung lahir demi tujuan berpartisipasi aktif dalam ruang publik; ruang yang dapat mempertanyakan ulang kembali perputaran segala wacana yang berkembang. Komunitas Payung yakin, bahwa sekalipun wacana dipengaruhi oleh kondisi materiil objektif, namun ia juga dapat dijadikan mesin tempur guna membangun sumber daya manusia yang berkapasitas emansipatif.

Berdiri di tahun 2012, bisa dibilang bahwa umur Komunitas Payung bagaikan seorang bayi yang masih mencoba belajar untuk belajar berbahasa dan berjalan merangkak. Namun bagi Komunitas Payung, umur hanyalah dijadikan sebagai sarana untuk merekontruksi ulang pembelajaran.

Komunitas Payung juga menyelenggarakan agenda-agenda rutinan seperti diskusi mingguan, yang banyak memperbincangkan filsafat, politik, hukum, gender, kebudayaan, dsb. Selain itu, ada agenda tahunan yang turut diadakan oleh Komunitas Payung, seperti Seminar Epistemik, hingga parade kebudayaan yang bekerja sama  dengan berbagai elemen-elemen kemasyarakatan di Semarang.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *