Perpustakaan Anak Bangsa: Lahirkan Angsa-Angsa Berkualitas

Perpustakaan Anak Bangsa (PAB) berdiri pada tahun 1998, sampai saat ini sudah berjalan selama 19 tahun dan tetap eksis sepanjang waktu. Dalam perjalanannya, Anak Bangsa disingkat menjadi “Angsa”. Hal ini tercermin dari nama tenarnya, yakni “Angsa Library”. PAB memberikan pelayanan peminjaman dan penyediaan buku-buku dan bahan bacaan lainnya kepada masyarakat secara gratis tanpa dipungut biaya. PAB memberikan pelayanan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, pelayanan buka terus sepanjang waktu. Proses peminjaman sangat mudah, tanpa jaminan KTP atau kartu identitas lainnya, tanpa aturan yang mengikat, tanpa batas waktu, tanpa denda, tanpa batas jumlah buku yang dipinjam. Semuanya serba bebas dan gratis untuk masyarakat umum.

PAB didirikan dengan tujuan untuk menumbuhkan, menanamkan dan membudayakan minat membaca dilingkungan masyarakat yang nantinya akan dapat membantu program pemerintah dalam memberantas buta huruf dan meningkatkan wawasan bagi masyarakat di pedesaan. PAB ingin menjadi penunjang dunia pendidikan sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM.

Jumlah anggota PAB sudah mencapai 9.000 orang lebih dari usia balita, PAUD, TK, SD, SMP, SMA, remaja, mahasiswa, masyarakat umum, ibu rumah tangga dan bapak-bapak. Dalam satu hari PAB dikunjungi sekitar 100-150 orang. Mereka berasal dari 65 desa sekitar yang tersebar dibeberapa kecamatan di wilayah kabupaten Malang, bahkan ada yang berasal dari kota Malang, Batu, Pasuruan, Probolinggo, Blitar, Kediri, Sidoarjo, Surabaya dan beberapa daerah lainnya. Karena masih banyak sekolah-sekolah di desa sekitar tidak ada Perpustakaannya, praktis kebanyakan siswa pinjam bukunya di PAB, bahkan beberapa gurunya juga memanfaatkan koleksi PAB.

Koleksi buku-buku di PAB sudah mencapai 51.600 eksemplar lebih, dan semua koleksi itu adalah bantuan atau sumbangan masyarakat umum yang didapat melalui minta dari rumah ke rumah, dan juga ada beberapa yang dari penerbit, penulis dan toko buku.

Adapun kegiatan di PAB selain penyediaan buku dan peminjaman juga ada kegiatan edukatif lainnya yaitu: bimbingan belajar, diskusi mingguan, temu penulis, bursa naskah, mading, beberapa lomba antara lain mewarna, menggambar, baca puisi dll. Selain itu PAB juga mengadakan perpustakaan keliling 3X seminggu, jadi bagi masyarakat yang tidak bisa datang ke PAB maka mereka bisa menunggu perpustakaan keliling singgah di desa masing-masing.

PAB juga membantu berdirinya perpustakaan di desa lainnya, dan membantu menambah koleksi buku bacaan di beberapa perpustakaan yang sudah ada maupun yang masih baru berdiri. Sudah ada sekitar 94 perpustakaan yang bisa dibantu PAB dalam penambahan koleksi bacaan. Selain itu kami juga membuka beberapa sudut baca di tempat-tempat keramaian yang banyak dikunjungi masyarakat, sehingga akses bacaan semakin mudah dijangkau.

Untuk petugas maupun penjaga perpustakaan adalah siapa saja yang datang adalah dia penjaganya, jadi ada tanggung jawab pada masing-masing anggota/pengunjung karena merasa memiliki perpustakaan. Dari kegemaran membaca akhirnya ada anggota yang bisa membuat karya tulis, baik itu puisi maupun cerpen, dan ada beberapa yang bisa berwira usaha dari panduan membaca buku, selain itu sekarang disekitar perpustakaan sudah berkurang jumlah masyarakat yang buta huruf, atau bahkan sudah tidak ada sama sekali.

PAB telah sedikit membantu masyarakat dalam bidang pendidikan. Inilah gambaran tentang sebuah perpustakaan sederhana, yang terpencil, dengan fasilitas yang sangat terbatas tetapi sangat dibutuhkan masyarakat. Betapa PAB masih sangat membutuhkan bantuan dari semua pihak baik perseorangan, lembaga dan instansi agar tetap bisa eksis sepanjang waktu, dan dapat berkembang serta semakin maju dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Demi masa depan masyarakat Indonesia yang lebih baik.

Foto diambil dari laman web Angsa Library.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *