Komunitas Friendly on the Beat, Wadah Penggemar Break Dance

Berdiri sejak 11 September 2012, Friendly on the Beat kini memiliki 20 anggota aktif yang berasal dari Cengkareng, Kalideres, Duri Kosambi, Daan Mogot dan beberapa wilayah lainnya di Jakarta Barat. Mayoritas anggotanya adalah siswa SMA dari berbagai sekolah. Bisa menari, mengkreasikan gaya tarian, dan tetap solid menjadi modal utama untuk bergabung di komunitas dance yang dipopulerkan bangsa barat itu.

Marsa Nouval, Ketua Friendly on the Beat menceritakan komunitas itu terbentuk dari gabungan berbagai sekolah di Jakarta Barat. Pertemuan demi pertemuan di setiap kejuaraan antarsekolah, membuat mereka semakin dekat dan saling mengenal. Sampai suatu saat, tercetus gagasan untuk membuat komunitas bernama Friendly on the Beat.

Meski mereka kini sudah duduk di bangku kuliah, soliditas antaranggota tetap terjaga baik. Berbagai event dance bergengsi di Jakarta dan Tengerang juga selalu diikuti. Tidak sedikit penghargaan dari perlombaan berhasil direbutnya, meskipun masih di tingkal lokal. Bahkan tak jarang, mereka diundang sebagai pengisi acara dalam suatu event.

Marsa menjelaskan, inspirasi gerakan menari didapat dari banyak sumber. Salah satunya adalah media sosial youtube. Para penari break dance  memadukan gerakan dengan alunan musik yang berirama hiphop tapi ritmenya sedikit lebih pelan dan tidak terlalu cepat. “Tarian break dance juga dikembangkan beberapa jenisnya seperti shuffle dance, robotic dance, b-boy, dubstep, liquid dance, dan beberapa tipe tarian lainnya,” papar Marsa.

Untuk mengenal lebih jauh komunitas ini, Friendly on the Beat rutin melakukan latihan setiap Kamis, Jumat, dan Sabtu malam dari pukul 19.00 – 22.00, di lapangan Perumahan Duri Kosambi Baru, Jakarta Barat. “Kita rutin latihan untuk mempopulerkan di wilayah Jakarta Barat ini,” pungkasnya.

Foto dan narasi diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *