Fotografer Trenggalek Deklarasikan Komunitas Kamera Lubang Jarum

Sejumlah penggiat dan pecinta fotografi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Ahad mendeklarasikan komunitas Kamera Lubang Jarum (KLJ) dalam rangka memperingati Hari Fotografi Lubang Jarum se-Dunia atau World Pinhole Day 24 April.

“KLJI Trenggalek akan menjadi semacam forum bagi pecinta atau peminat fotografi untuk belajar mengenali teknik dasar cara kerja kamera yang sudah berkembang seiring kemajuan teknologi saat ini,” kata Ketua KLJI Trenggalek, Tri Yulik atau Tirex di Trenggalek.

Ia menuturkan, prosesi deklarasi KLJI Trenggalek berlangsung sederhana. Dengan hanya beranggotakan tujuh orang peminat/pecinta fotografi dari tingkat SMA dan umum, kata Tirex, peresmian komunitas dilakukan dengan praktik langsung penggunaan kamera konvensional berbahan kaleng rokok serta potongan alumunium foil.

Tirex yang pemilik gerai foto “Mata Ikan” tersebut menyatakan, para peserta sempat diberi materi dasar cara kerja kamera yang masih menggunakan polaroid atau kertas film sebagai media penerima bayangan gambar.

“Kemarin (Sabtu, 23/4) peserta kami latih membuat kamera dengan bahan kaleng rokok bekas, lalu membuat lubang di bagian tengah (kaleng) seukuran jari dan ditutup dengan alumunium foil yang di titik tengah ditusuk (dilubangi) jarum,” paparnya.

Lubang kecil seukuran lubang jarum di tengah media alumunium foil itulah yang menurut keterangan Turex berfungsi sebagai diafragma pada lensa untuk celah masuknya bayangan gambar.

“Ketepatan dalam membuat lubang jarum inilah yang sensitif karena jika meleset, terlalu besar dan tidak presisi bisa menyebabkan kebocoran gambar karena cahaya masuk ke layar kertas film di dalam kamera kaleng terlalu over (banyak),” jelasnya.

Dari sekitar 20 kali percobaan menggunakan belasan kamera lubang jarum tadi, kata Tirex hanya sekitar tujuh kamera lubang jarum yang berhasil membentuk gambar dengan objek bangunan pendopo Kabupaten Trenggalek serta tugu dan tulisan “Trenggalek” yang menjadi ikon daerah tersebut.

“Tidak apa-apa gagal. Karena dalam KLJ peserta dilatih untuk olah rasa, olah pikir, dan olah raga sehingga saat menggunakan kamera dengan teknologi lebih canggih seperti sekarang, logika dasar sudah bisa menyesuaikan,” ujarnya.

Fajar Romli, peserta pelatihan KLJ di Trenggalek mengaku mendapatkan pengalaman yang berharga dari aktivitas tersebut. Ia merasa puas saat salah satu kamera kaleng hasil kreasinya berhasil mendapat gambar objek dengan distorsi cahaya seimbang.

“Melalui pelatihan KLJ ini, kami diajari cara mempertimbangkan dengan benar arah cahaya dan jarak objek dengan kamera. Sebuah pengalaman yang cukup berharga bisa mendapat ilmu baru dari seperti ini,” kata Fajar.

Foto dan narasi diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *