GARUDA Youth Community (GYC) merupakan organisasi pemberdayaan kepemudaan yang bergerak di bidang konservasi dan penyelamatan lingkungan melalui aksi kampanye, propaganda, riset, dan proyek pemberdayaan masyarakat (community empowerment) berbasis kewirusahaan berwawasan lingkungan (eco-preneurship).
GYC bergerak secara independen, nirlaba dan dijalankan keseluruhan oleh anak muda. GYC didirikan oleh David Immanuel Sihombing pada tanggal 2 Februari 2010 di Universitas Indonesia (UI). Awalnya, GYC berdiri sebagai komunitas mahasiswa UI yang fokus dalam mengkampanyekan gaya hidup hijau di lingkungan kampus.
Beragam program telah dilakukan baik taraf lokal maupun nasional, seperti Fun Bike, Pameran Karya Daur Ulang Limbah, Festival Hari Bumi, Konferensi Nasional Lingkungan bekerjasama dengan UNS dan Pemerintah Kota Solo, serta Lomba karya Tulis Ilmiah Nasional “Penataan Jakarta sebagai Water Front City Berwawasan Lingkungan” bekerjasama dengan Jakarta Water Front City Research Centre.
Setelah setahun berjalan, GYC mulai mengembangkan sayap ke ranah lebih luas: nasional. Kini, GYC berdiri dengan tujuan untuk mengasah kepekaan dan meningkatkan partisipasi anak muda Indonesia dalam melakukan perubahan melalui pengembangan potensi, bakat, dan kemampuan yang disalurkan dalam bentuk proyek pengabdian masyarakat dan lingkungan yang difokuskan di tiga lini pergerakan: edukasi (pendidikan), advokasi (kampanye) dan teknologi (engineering).
Wajah baru GYC ditandai pula dengan hadirnya partisipasi dari universitas di luar UI, seperti Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Tarumanegara (UNTAR), Universitas Bakrie, Sekolah Bisnis PPM, Universitas BINUS, Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Gunadarma, Universitas Jendral Soedirman (UNSOED), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Universitas Padjajaran (UNPAD), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan masih banyak lainnya. Kini, GYC pun hadir di tiga kota, Jakarta, Bandung, dan Surabaya serta direncanakan pula hadir di kota-kota lainnya.
Dalam melakukan konservasi dan penyelamatan lingkungan sekaligus pemberdayaan potensi dan bakat anak muda Indonesia, GYC melakukan kegiatan yang mencakup: kampanye, riset dan pengembangan masyarakat.
Saat ini, GYC sedang menjalankan program social enterprise melalui pemberdayaan limbah kulit kerang hijau yang selama ini tidak diberdayakan oleh masyarakat setempat. Pemberdayaan dilakukan dengan melakukan prinsip Ekonomi Hijau, dimana warga dibiarkan untuk memperoleh insentif berupa uang tunai dan investasi pendidikan/kesehatan jika menukarkan limbah kulit kerang hijau yang dimiliki di program Bank Sampah GYC dan terlibat dalam kegiatan daur ulang limbah tersebut.
Tidak hanya mendapatkan profit dari hasil penjualan limbah kulit kerang hijau di Bank Sampah GYC dan dari hasil penjualan barang olahan kulit kerang hijau, warga juga mendapatkan insetif berupa tabungan kesehatan yang berasal dari simpanan dari sebagian hasil profit penjualan barang olahan.
Berbicara tentang advokasi dan kampanye, secara khusus, GYC mempropagandakan dua isu unggulan, yaitu: “Konsumen Cerdas” dan “Kampus Hijau”.
“Konsumen Cerdas” merupakan program GYC yang berbasiskan kampanye online. Program ini hadir melalui situs (weblog) dan akun di jejaring sosial Twitter untuk mengisi kebutuhan terhadap sumber informasi mengenai produk maupun jasa yang beredar di Indonesia. Situs ini akan memuat informasi mengenai jejak karbon, siklus sosial, hingga kisah di balik proses manufaktur dan distribusi produk-produk yang beredar di pasaran.
Kedepannya, kampanye perlindungan konsumen “Konsumen Cerdas” tidak hanya dihadirkan dalam bentuk situs dan akun di jejaring sosial, namun juga dalam bentuk on air talkshow di radio, dan publikasi artikel di sejumlah media cetak lokal dan nasional.
Selain “Konsumen Cerdas”, GYC juga mempopulerkan kampanye “Kampus Hijau”. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi perguruan tinggi dalam melakukan konservasi dan penyelematan lingkungan kampus masing-masing. Kampanye ini dihadirkan dalam bentuk online yaitu situs dan akun di jejaring sosial Twitter serta bentuk offline, yaitu pengadaan perhelatan konferensi nasional yang digelar pada tanggal 26 – 28 November 2010 di UNS, Solo.
Dalam melakukan kampanye dan sosialisasi isu-isu diatas, GYC pun menerbitkan newsletter setiap bulan dimulai dari bulan Agustus 2011. Penerbitan newsletter ini mendapatkan sambutan sangat baik oleh seluruh kalangan. Belum lebih dari 3 minggu pasca penerbitan, newsletter telah dilihat oleh lebih dari 300 orang.
Selain menerbitkan newsletter bulanan, GYC juga aktif menerbitkan artikel di sejumlah media cetak, seperti Media Indonesia, Kompas, dan The Jakarta Post dan melakukan sosialisasi di beberapa radio ibukota.
Untuk kategori riset, GYC sedang fokus untuk melakukan dua kajian penelitian, yaitu pengolahan limbah kulit kerang menjadi produk kerajinan tangan dan aksesoris wanita serta pendayagunaan limbah kulit jeruk menjadi sabun mandi ramah lingkungan.
Riset ini sejalan dengan bentuk pengabdian masyarakat (community empowerment) yang akan dijalankan GYC di daerah Pondok Bambu, Cilincing, dimana sebagian masyarakat di daerah tersebut menggantungkan hidup dari hasil budidaya kerang hijau.
Kegiatan riset pemberdayaan kulit jeruk sebagai alternatif sabun untuk rumah tangga juga diharapkan dapat menjadi solusi atas persoalan pencemaran air di kawasan sungai Ciliwung yang sebagian besar disebabkan oleh limbah rumah tangga, khususnya limbah cair hasil buangan dari kegiatan MCK.
Dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial lingkungan di atas, GYC berharap dapat mewujudkan impian menjadi pionir sekaligus platform pemberdayaan anak muda Indonesia untuk mewujudkan pencapaian MDGs dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui program-program sosial yang dilakukannya saat ini.
Kegiatan kampanye dan propaganda, riset multi-disiplin tentang isu lingkungan dan pemberdayaan anak muda, dan program social entreprise berbasis eco-preneurship sebagai bentuk pengabdian masyarakat merupakan kegiatan utama GYC yang dijalankan secara berkelanjutan.
Narasi diambil dari laman Facebook Garuda Youth Community.
Foto diambil dari sumber.