Komunitas Ketjil Bergerak bersama Bonggal Hutagalung mengadakan pameran bertajuk Choir of the Mischief. Pameran yang berlangsung hingga 5 Maret ini berlangsung di Jogja Contemporary, Jogja National Museum (JNM). Ragam karya mulai dari lukisan, video hingga instalasi tersaji di ruang pamer.Kurator pameran Chabib Duta Hapsoro mengungkapkan, pameran ini sebagai penanda daya kreativitas.
Terlebih memaknai tema yang diangkat dalam pame-ran ini, di mana melihat bagai-mana sisi nakal, jahil anak muda menjadi benih kreatif seni.“Nakal dalam artian yang positif yang melahirkan daya kreativitas. Membangun kesadaran anak muda atas keadaan di lingkungan mereka. Ini terlihat dari ragam pemilihan kata yang tertangkap dalam pameran ini,” katanya.Sudah menjadi ciri khas Ketjil Bergerak dalam merespons setiap isu dalam sebuah tagline.
Seperti dalam karya-karya yang dipamer-kan kali ini. Misalkan tulisan Kalau pria mau kuat dia harus banyak makan tauge jangan minum bir. Tulisan terpampang dalam karya yang berjudul Like a Rolling Stone. Karya yang menggunakan ragam media ini seakan mengajak pengunjung untuk berpikir. Terlebih di bawah tulisan tersebut ada nama dan foto Ir Soekarno. Adapula karya berjudul Disposable Heroes yang terpajang dalam dua rak atas bawah. Sang kurator menilai karya ini cukup menggelitik. Sosok superhero dalam wujud action figure hadir dalam kedua rak ini.“Karya ini menggarisbawahi kecenderungan kelompok ini melibatkan publik. Dalam karya ini mereka mengajak publik untuk menyumbang mainan mereka melalui media sosial. Responsnya pun luar biasa, karena tidak sedikit yang menyumbangkan,” katanya.
Pameran ini secara tidak langsung juga merekam opini anak muda. Terutama dalam merespons bentuk-bentuk peristiwa di masa lalu. Respons ini terwujud dalam tagline yang di-hadirkan dengan gaya yang unik. Chabib menilai pemikiran ini bisa jadi bentuk refleksi ideologi dan pengetahuan. Sehingga mampu memposisikan diri untuk terus bergerak memaknai setiap isu yang ada. Pertemuan dengan Bonggal juga dinilai sebagai peristiwa seni yang berharga.“Karya Bonggal menampilkan karakter personal, liris dan soliter. Berpadu dengan Ketjil Bergerak yang sudah kuat dalam karakter yang berbeda. Secara apik keduanya menjadikan pameran ini layaknya proses negosiasi dalam segi artistik maupun konseptual,” kata Chabib.
Foto dan berta diambil dari sumber.