Ini Dia, Komunitas GoPro Indonesia

Kini, mendengar GoPro menjadi hal yang sering didengar. Yakni kegiatan dokumentasi foto objek bergerak yang sebelumnya sulit diperoleh dengan hasil baik.

Namun, GoPro memiliki kamera dengan desain khusus agar memiliki bentuk yang ergonomis, fleksibel, dan bisa mengakomodasi kebutuhan kegiatan ekstrem.

GoPro dicetuskan pendirinya, Nick Woodman pada 2002, saat menjalani aktivitas ektrem surfing di Indonesia. Lantaran kamera yang dibawanya tidak bisa mengakomodasi gambar secara sempurna, Woodman akhirnya menginovasi perangkat kamera dalam bentuk yang dirasa sangat pas dengan mobilitas tinggi.

Dengan ukuran kecil, dilengkapi aksesoris untuk meletakkan Go Pro di berbagai posisi dan tahan air. Kedatangan GoPro tentu saja disambut para penggila kegiatan ekstrem, karena dokumentasi mereka akan terasa sempurna.

Dengan semakin banyaknnya pengguna GoPro dari para “ekstrimis”, maka lahir pulalah GoProID. Komunitas para pengguna GoPro di Indonesia ini terbentuk dari usulan para founder dalam thread komunitas di forum terbesar di Indonesia.

Perkembangan GoProID juga secepat perangkat penangkap moment yang mereka gunakan.

Selain membentuk wadah di lapangan, peran social media, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Kaskus dan WhatsApp, membuat komunitas ini semakin besar.

Kesamaan kekaguman pada perangkat pendokumentasian GoPro, menjadi dasar lahirnya komunitas ini. Diskusi hasil pendokumentasian dari aksi yang tidak bisa ditangkap kamera biasa, selalu hangat dibahas dalam forum berbagai medsos.

Menurut Muhammad Islam Alwi (28 tahun), administrator komunitas GoProID, pihaknya berdiri pertama awal tahun 2014. Tepatnya, pertengahan Januari.

Muhammad Islam Alwi, administrator komunitas GoProID mengungkapkan, anggotanya kini makin hari makin bertambah.

“Kini, kurang lebih kami memiliki anggota 2000 orang dan terbagi dalam sejumlah regional di beberapa kota besar,” kata Alwi, panggilan akrabnya, seperti dihimpun FOKUSJabar.com dari berbagi sumber.

Mereka menjadikan Instagram untuk media saling sharing karena lebih menonjolkan foto. Kebanyakan fokus ke pemandangan Indonesia. Penggunanya kebanyakan adalah traveller, diver (penyelam), freediver (penyelam tanpa alat), aerial shot (penggunaan dron), ataupun kegiatan ekstrem lainnya.

Melalui perangkat ini, selfie yang dilakukan menjadi sangat tidak biasa, karena bisa dilakukan saat mobilitas tinggi.

Bayangkan saja, mereka selfie di atas pacuan sepeda motor, atau sepeda downhill dengan medan ektrem. Jika tidak dilengkapi perangkat seperti GoPro, hampir bisa dipastikan, rekaman gambar sulit didapat.

Alwi menambahkan, yang menjadikan kamera aksi ini mendapat hati dari pelaku kegiatan ekstrem adalah cara penggunaannya yang mudah. Fitur-fitur yang dimiliki GoPro sangat sederhana. Bisa kamera digital lain memiliki banyak tombol fitur yang sering kali membuat pusing si pengguna.

Atau bahkan jika lupa dioperasionalkan, maka hasil tidak maksimal; tidak berlaku untuk GoPro.

Hanya ada tiga tombol dalam perangkat GoPro. Tombol power yang juga jadi mode, tombol  shutter yang juga berfungsi sebagai enter dan satu tombol wifi. Kombinasi dua tombol awal juga pemilihan menu. Untuk isi juga tidak terlalu banyak, sehingga sangat mudah memahaminya.

Dengan sedikit tombol fitur, menjadikan GoPro kamera aksi automatis. Tidak ada pengaturan kecepatan, pengaturan rana, dan pengaturan ISO, seperti halnya kamera digital lainnya.

Bahkan GoPro tanpa dilengkapi flash sebagai penolong di saat kebutuhan cahaya mendesak.

Tapi dengan semakin simpelnya fitur dalam kamera aksi ini, membuat GoPro bisa maksimal dalam penggunaan lensa dan sensor sebagai komponen utama kamera. Nilai plus lainnya hemat baterai, sehingga bisa dipergunakan dalam waktu yang lebih lama.

Narasi dan foto diambil dari FokusJabar.com

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *