Uang receh merupakan pecahan uang kecil yang mungkin dianggap merepotkan untuk dibawa-bawa oleh sebagian orang. Biasanya, uang receh diterima saat seseorang atau sekelompok orang menerima kembalian dari tempat belanja atau makan. Ada orang yang menolak uang kembalian, ada juga yang menerimanya namun dibiarkan berceceran di dompet, tas, dan tempat-tempat yang rentan sehingga tidak sadar kalau sampai hilang. Padahal, jika dikumpulkan uang receh tersebut bisa berjumlah banyak dan dapat dirasakan manfaatnya meskipun bernilai kecil.
Untuk mendukung pengelolaan uang receh agar tak tidak terbuang, maka saat ini telah hadir sebuah komunitas receh di wilayah Sumatera Barat. Komunitas ini terbentuk oleh enam orang mahasiswa yang sedang mengikuti pelatihan beasiswa di Bandung. Keenam mahasiswa tersebut ialah mahasiswa dari UGM, Unud, Universitas Mulawarman, Universitas Samratulangi Sulawesi, dan Universitas Undana di Kupang. Keenam mahasiswa ini mendapatkan materi pelatihan mengenai kekuatan memberi. Dari pelatihan tersebut, mereka tergerak untuk membuat gerakan yang bisa diberikan untuk bangsa dan anak-anak Indonesia yang dilatarbelakangi receh banyak tidak digunakan dan terbuang begitu saja dan alangkah baiknya disumbangkan untuk pendidikan dan kegiatan sosial di Indonesia.
Pendiri dari Komunitas receh tersebut ialah Andre Rianda. Andre merupakan mahasiswa Agroekoteknologi angkatan 2012. Komunitas Receh didirikan pada tanggal 8 Oktober 2015 di Bandung. “Saya mendirikan komunitas receh ini didasarkan atas inisiatif sendiri. Kemudian, bekerja sama dengan teman-teman yang punya jiwa relawan,” paparnya.
Komunitas receh ini memiliki empat bidang, yakni bidang Humas, Desain, PSDM, dan logistik. Masing-masing bidang memiliki fungsi yang berbeda-berbeda namun tetap pada tujuan yang sama yakni mensejahterakan anak-anak bangsa. Kegiatan yang pernah dilakukan Komunitas Receh seperti mengunjungi Sekolah Dasar (SD) untuk menanamkan semangat menabung sejak dini ke anak-anak. Hal menarik lainnya yang dilakukan Komunitas Receh yaitu penggalangan dana dan buku. Di sumbar sendiri, komunitas Receh telah melakukan kegiatan tersebut sekali yaitu di daerah batu Busuk, Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Program yang dijalankan Komunitas Receh berkaitan dengan kegiatan sosial semacam menghadirkan mentor untuk memberikan semangat menabung sejak dini kepada anak-anak. Hal tersebut dilakukan karena pada zaman sekarang anak-anak Indonesia terlalu konsumtif dan sudah saatnya anak-anak Indonesia harus berhemat dan lebih produktif. Yang kedua, Positif Fighter. Dalam hal ini Kamunitas Receh mencari receh dan donasi ke orang-orang dan bertemu dengan masyarakat luas dengan turun langsung ke lapangan. Yang ketiga, bekerja sama dengan perorangan, cafe atau perusahaan yang nantinya hasil kerja sama tersebut digunakan untuk mengunjungi sekolah-sekolah. Yang keempat, baru pemberian donasi ke anak-anak yang membutuhkan.
Harapan dari beberapa program tersebut ialah agar anak-anak Indonesia bisa bersekolah dengan aman dan nyaman, tidak malu ke sekolah karena banyak yang tidak punya sepatu, tas sekolah dan perlengkapan sekolah lainnya,serta memotivasi mereka untuk menggapai cita-cita setinggi-tingginya. “Kami Komunitas Receh Indonesia menggerakan anak muda untuk menjadi relawannya. Hal tersebut dilakukan agar semua anak-anak Indonesia bisa bersekolah dan menjadi anak muda yang tidak konsumtif tapi produktif dan semangat bersekolah,” jelas Andra.
Satu hal yang lagi perlu diapresiasi dari komunitas ini yaitu komunitas ini tidak mencari prestasi dari setiap hal yang dilakukannya, mereka hanya ingin memberikan sesuatu untuk bangsa ini. “Ini yang menjadi penguat kami sebelum meninggalkan semua ini, ada yang kami tinggalkan untuk bangsa,” katanya.
Selain itu, Andre mengatakan banyak hal menarik yang dapat dilakukan selama berkecimpung di Komunitas receh. Salah satunya saat melakukan kegiatan pembuatan celengan dan semangat menabung di SD. “Kami yang latar belakangnya bukan pengajar, tidak menyangka akan menghadapi anak-anak yang sedikit susah untuk diatur, namun karena semangat yang menggelora dari kami para relawan, akhirnya kami bisa meluluhkan anak-anak tersebut dan membuat mereka nurut. Hal tersebut sangat menyenangkan dan tak terlupakan,” cerita Andre.
Target Komunitas Receh ke depan ialah mencari 1000 followers instagram di setiap region yang ada dan sampai bulan Mei masing-masing region sudah menjalankan minimal tiga projek. Followers dijadikan sebagai target karena mereka ingin memberikan semangat anak muda ini kepada orang banyak yang memiliki semangat untuk menjadi relawan.
Sistem perekrutan mahasiswa untuk bergabung di Oprec tergolong mudah. Saat ini, Komunitas receh telah melakukan Open Recruitmen (Oprec) batch pertama dan dipilih setelah mengisi formulir dan wawancara. Dalam Oprec batch pertama ini, Komunitas Receh memilih relawan untuk Komunitas Receh Region Sumbar. Ternyata Oprec ini bukan hanya untuk Sumbar, tetapi juga terbuka untuk seluruh mahasiswa yang ada diluar Sumbar seperti, Aceh, Meda, Bali dan Semarang. “Untuk sekarang masih Oprec Batch pertama, nanti bakal buka lagi Oprec Batch kedua dan masing-masing batch harus melakukan sesuatu kegitatan sosial, baik ke sekolah, panti asuhan, dan masyarakat. Info Oprec-nya ada di instagram,” jelas Andra.
Saat ini sudah ada 24 orang anggota Komunitas Receh di sumbar, yakni enam orang anggota PSDM, 6 orang anggota Humas, 6 orang anggota Logistik, 3 orang anggota Desain dan 3 lainnya anggota ini yaitu ketua, sekretaris dan bendahara.
Baru-baru ini Komunitas Receh telah melakukan galang dana di car free day. Selanjutnya, memberikan motivasi menabung di Aceh, Semarang, dan Padang. Hal tersebut dilakukan pada, Minggu (17/4).
Agenda tahunan yang diadakan komunitas receh yaitu kegiatan sosial serentak se Indonesia dan Musyawarah nasional (Munas). Kegiatan tersebut akan diadakan pada ulang tahun Komunitas Receh pada 8 Oktober 2016 nanti. Ke depannya, Andre berharap semua anak muda bisa sama peduli dengan pendidikan Indonesia dan sosial.
Sumber: Genta Andalas