Komunitas “Telolet”; Wadah Para Pemburu Klakson

Aksi bocah dan remaja tanggung merekam laju bus di jalan raya dengan telepon genggamnya demi mendapatkan suara klakson atau biasa disebut “telolet” dari sang sopir bus menjadi tren. Mereka lalu mengunggah rekamannya ke media sosial, mulai dari Facebook sampai YouTube.

Aksi para bocah pemburu “telolet” ini tak cuma iseng. Mereka bergabung dalam komunitas khusus dan membuat akun khusus, di YouTube misalnya, sebagai wadah mengunggah video-video rekaman “telolet”.

Mereka tersebar di berbagai lokasi di Jawa, seperti Wonosobo, Yogyakarta, Magetan, Bekasi dan Ungaran.

Sebuah video misalnya ditayangkan di Youtube oleh pemilik akun “Salam telolet Area Kudus”. Video berdurasi 9 menit 25 detik berjudul “Telolet Bus Mania” ini terdiri dari kompilasi rekaman hasil berburu “telolet” di Terminal Kudus pada tanggal 28 Maret 2016 ini.

“Sore menjelang malam kesibukan bus Di Terminal Kudus. pada pukul 16.00 wib PO. Madu Kismo sudah berada di Terminal. Disusul hingga menjelang malam oleh PO. Haryanto, PO. Bejeu, PO. Shantika. pemberangkatan penumpang pada pukul 17.55 wib. dengan tujuan Jakarta, Bandung. ‘Salam Telolet Bus Mania Kudus’ by Anang Fanani” demikian tertulis dalam keterangan video tersebut.

Tak hanya di YouTube, aktivitas pemburu “telolet” ini pun bisa ditemukan di Instagram, misalnya akun “Telolet Bismaniacommunity”

Di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, para pecinta klakson “telolet” ini juga mempunyai sebuah wadah untuk berkomunikasi, yakni Ungaran Bus Lovers (UBL). Jumlah anggotanya sudah puluhan orang.

Aji (15), salah satu anggota UBL, menuturkan, dirinya sudah melakukan aksi ini sejak setahun yang lalu. Selama itu, dia mengaku sudah enam kali mengikuti pertemuan rutin UBL.

Selain menjalin keakraban, dalam pertemuan itu, sesama pecinta klakson “telolet” juga bisa saling bertukar informasi dan pengetahuan tentang klakson “telolet” bus.

“Sudah enam kali saya ikut pertemuannya. Ketuanya orang Pudakpayung (Semarang). Di grup BBM juga ada, anggotanya banyak,” kata Aji, saat dijumpai tengah beraksi di halte BRT Jl Diponegoro Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (11/5/2016) sore.

Tak hanya bocah dan remaja tanggung, orang dewasa juga ikut menekuni hobi nyeleneh ini.

“Kalau di sini paling banyak anak SD dan SMP. Tapi ada juga yang kelas 3 SMA,” tambah Lingga (12), siswa kelas IV di Ungaran Barat.

Sumber: Tabloid Nova

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *