Sketchwalk Semarang; Wadah Salurkan Hobi Para Anggota Multi Profesi

Berawal dari sekedar hobi, tak jarang seseorang bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Hal inilah yang dialami anggota komunitas Semarang Sketchwalk. Meskipun sebenarnya, tujuan dari komunitas tersebut hanya sekedar menyalurkan sebuah kegemaran.

Menariknya, komunitas ini beranggotakan orang-orang dari multi profesi. Tak hanya dari kalangan seniman, melainkan berbagai jenis pekerjaan. Mulai dari seorang mahasiswa, karyawan swasta, PNS hingga Dosen.

“Tujuannya sebenarnya hanya menyalurkan hobi, tidak lebih. Adapun nanti karya atau hasil dari hobi tersebut kemudian laku maupun punya nilai jual yang tinggi, itu nomor kesekian,” ujar Tatas (42) warga asli Semarang selaku Bidang Materi komunitas Sketchwalk.

Hal tersebut diakuinya, merupakan salah satu kendala tersendiri dalam memasarkan hasil karya di komunitasnya. Pasalnya, dalam komunitas ini, setiap anggota satu dengan yang lain memiliki persepsi yang beragam. Faktor internal itulah, yang kemudian membuat karya yang dihasilkan tidak selalu berorientasi kepada uang.

“Kita sendiri yang memang kurang meng-explore. Ya memang ada salah satu dari anggota ada yang hasil karyanya dapat terjual dengan nominal yang tinggi. Namun ada pula yang memang sekedar untuk dimiliki saja. Dan itu tidak bisa dipaksakan,” terangya.

Selain itu, komunitas lain yang hampir serupa namun berbeda jenis karyanya, yakni Komunitas Lukis Cat Air Indonesia (Kocai) melalui ketuanya Harry Suryo, meyatakan hal yang sama. Komunitas yang berkantor di Jalan Seteran Tengah I Nomor 9 Semarang itu tak jarang melakukan gathering, paling tidak setiap tiga minggu sekali.

“Kegiatan ini masih dipersepsikan sebagai hobi, tidak bisa sebagai mata pencaharian pokok. Untuk orang-orangnya tak jauh beda dengan Semarang Sketchwalk. Sedangkan teknis pembuatannya dibuat secara spontan dan langsung di depan titik objek,” kata Harry.

Lanjutnya, saat disinggung jenis hobi tersebut yang dinilai mahal, ia tak sependapat. Menurut Harry, terkait harga peralatan menggambar yang harus dipunyai untuk bisa menyalurkan hobi ini, dikatakannya beragam.

“Alat mahal atau tidak itu tergantung kebutuhan. Untuk sebuah kertas yang dijadikan media menggambar misalnya, ukuran A3 harganya bervariasi. Mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta. Demikian pula alat yang lainnya, semisal cat, kanvas, kalau yang mahal bisa mencapai Rp 3 juta. Tapi itu kan tidak sekali pakai, masih bisa digunakan untuk selanjutnya,” tandas Harry.

Sementara itu, Bastomi Huda, salah satu anggota di komunitas itu menyebut, dalam waktu dekat ini akan menggelar gathering yang rencananya akan dilaksankan pada 15 Mei mendatang di dekat kawasan Gedung Jamu Jago di Jalan Karang Wulan Semarang.

“Kalau komunitas Kocai sendiri baru berdiri dua bulan lalu. Biasanya tiap minggu ketiga, kita adakan gathering. Untuk tempatnya berpindah-pindah, biasanya diikuti tiga puluh hingga lima puluh anggota,” pungkasnya.

Sumber: Berita Jateng

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *