Velo Girls Indonesia; “Ride more, Give more”

Ride more, give more. Begitulah moto yang dipegang para anggota komunitas sepeda khusus perempuan, Velo Girls Indonesia. Sebab, selain bersepeda, komunitas itu mengusung misi berbagi kepada sesama.

Dibentuk pada 2011, anggota Velo Girls yang aktif kini mencapai 65 orang. Tentu saja, semuanya perempuan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang profesi dan usia yang berbeda. Mulai karyawan, mahasiswa, ibu rumah tangga, pengusaha, sampai penghobi. Intinya, semua kompak memasyarakatkan kegiatan bersepeda bagi para perempuan.

Berpusat di Mataram, Nusa Tenggara Barat, anggota termuda berusia 20-an dan tertua berumur lebih dari 50 tahun. Mereka aktif gowes pada hari libur maupun di waktu-waktu senggang.

Biasanya, mereka rutin bersepeda dua hingga tiga kali seminggu. Anggotanya pun bebas memilih antara MTB, cross-country, ataupun road bike. Sebab, Velo Girls punya rute-rute tersendiri sesuai dengan jenis sepeda.

Para perempuan tersebut gowes secara mandiri tanpa ditemani marshal maupun mekanik. ’’Kami sudah terbiasa sendiri, mandiri, dan tidak mengandalkan orang lain. Anggota juga harus prepare sejak awal menyiapkan ban dan segala macamnya,’’ kata Ketua Velo Girls Widi Nugrahanti.

Bagi anggota yang lebih suka MTB, biasanya rute favorit gowes terdapat di Bukit Velo, Desa Bengkaung. Sementara itu, rute road bike diawali dari Pusuk hingga Malimbu sejauh 65 km.

’Yang ikut gowes hanya perempuan. Sudah banyak tahu dan hafal rute juga. Kalau Velo Girls yang di Bali, rute favoritnya di Desa Argantaka,’’ imbuh Widi.

Bedanya dengan komunitas sepeda yang lain, di Velo Girls para anggota menganut semboyan Pemula Adalah Raja. Jadi, yang baru awal ikut gowes tidak perlu khawatir ditinggal bila tidak kuat. ’’Para pemula akan lebih diajari, ditungguin, dan diperhatikan,’’ tambahnya.

Menurut Widi, dari tahun ke tahun, Velo Girls semakin berkembang. Bila dulu pada awal terbentuk banyak didominasi MTB riders, jenis sepeda Velo Girls yang sekarang lebih beragam. Tak hanya di Lombok, kini Velo Girls juga punya banyak cabang di Jakarta, Makassar, Kutoarjo, Purworejo, dan kota lainnya.

’’Tapi, yang tetap nggak berbeda itu semangat ride more, give more. Itu Velo-sophy kami. Lebih mengajak wanita bersepeda dan bersedekah,’’ imbuh perempuan asal Salatiga itu.

Menurut Widi, Velo Girls merupakan komunitas sepeda nonkompetitif. Kalaupun para anggota ingin ikut event cycling tour itu opsional. Lebih lanjut, Widi menambahkan bahwa Velo Girls bukan komunitas yang jor-joran sepeda, mahal-mahalan, dan membanding-bandingkan sepeda paling bagus.

Anggota yang memakai sepeda lipat bisa bergabung. Sepeda mini juga boleh bergabung. ’’Malahan ada anggota pakai sepeda mini bisa gowes sampai 70 km. Itu membuktikan bahwa sepedaan itu yang penting tujuannya apa, bukan sepedanya. Mau sehat bareng, ayo. Pengin kurus dan nggak punya perut, ayo,’’ tambah ibu tiga anak itu.

Pada hari ulang tahun Velo Girls pada 10 November, mereka akan melakukan gathering dari seluruh cabang di berbagai kota. Acara tersebut bakal diadakan di Jogjakarta. Para anggota akan diajak gowes bersama sejauh 30 km.

’’Kebetulan saja ulang tahunnya pas di Hari Pahlawan. Rute gathering-nya masih surprise. Yang jelas di Jogja dan bakal nanjak terus. Ketua-ketua tiap cabang sudah kami kasih tahu untuk persiapan karena tanjakannya nanti tinggi sekali. Tanjakannya mirip dengan event Jawa Pos Cycling Bromo 100,’’ ucap finisher Jawa Pos Cycling Bromo 100 2016 itu.

Sumber: Jawa Pos

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *