Sahabat Pulau; Membangun Bangsa dan Membantu Sesama

Indonesia masih memiliki banyak pemuda-pemudi yang peduli akan kelangsungan bangsa dan ikut berkontribusi dalam memajukan Indonesia. Kepedulian itu pun diwadahi dalam suatu komunitas. Salah satunya adalah sebuah komunitas kepemudaan yang bergerak untuk membangun bangsa dan membantu sesama, yang dikenal dengan nama Sahabat Pulau. Sahabat Pulau adalah komunitas relawan yang rata-rata diisi oleh pemuda, umumnya mahasiswa dan alumni yang peduli akan pendidikan anak-anak Indonesia di pesisir pantai dan pulau-pulau kecil. Komunitas ini didirikan pada tanggal 25 Maret 2012 oleh Hendriadi.

Hendriadi merupakan merupakan salah seorang peserta yang mengikuti acara kapal kepemudaan yang mengunjungi berbagai tempat di Indonesia. “Para peserta kapal pemuda saat itu berlayar dari Makassar ke Banda Naira lalu homestay di Wakatobi selama lima hari. Kami berkesempatan bertemu dengan Suku Bajo yang diisi oleh pelaut ulung, juga berkesempatan melihat kesenian daerahnya. Saat mengunjungi daerah pesisir itulah saya melihat bahwa edukasi masyarakat pesisir sangat minim, tidak heran bahkan mereka tidak mengetahui siapa presiden Republik Indonesia,” ungkap Hendriadi. Berangkat dari hal itulah akhirnya Hendriadi mendirikan komunitas Sahabat Pulau.

Sahabat Pulau didirikan pertama kali di Sulawesi Selatan, tepatnya di kabupaten Pinrang. Sulawesi Selatan pun menjadi chapter pertama Sahabat Pulau. Dalam waktu singkat, berselang dua tahun, Sahabat Pulau berhasil didirikan hampir sebanyak 30 chapter yang diisi oleh 462 orang relawan di seluruh Indonesia. Chapter Sahabat Pulau di Padang sendiri, merupakan chapter ke 24 yang berdiri tanggal 27 Mei 2014. Dalam waktu kurang dari lima bulan, telah banyak relawan yang bergabung di komunitas ini.

Kegiatan Sahabat Pulau antara lain mengedukasi kalangan masyarakat pesisir terutama anak-anak, diwujudkan dalam bentuk rumah baca. Sementara bagi orang dewasa dilakukan pembinaan enterpreneurship. Salah satunya di Pahawang, Provinsi Lampung, Sahabat Pulau mengadakan kelas memasak untuk kaum ibu. Dengan bantuan relawan Sahabat Pulau, akhirnya daerah ini dapat memproduksi abon sekat, serta ikan asin dalam kemasan sehingga berdaya jual tinggi. Selain itu juga diadakan pengajian bulanan, arisan bulanan, perencanaan keuangan, penyuluhan kesehatan, dan perencanaan masa depan.

Tidak hanya peduli akan masyarakat, komunitas ini juga bergerak sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Selain edukasi dan enterpreneurship, ada kegiatan lain berupa konservasi lingkungan, khususnya di laut. Sebanyak sepuluh sampai dua puluh persen dana Sahabat Pulau yang terkumpul digunakan untuk konservasi mangrove, yang direalisasikan dengan melakukan penanaman tranplantasi.

Hendriadi juga ingin agar masyarakat kembali melihat laut. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di pesisir membangun rumah dengan membelakangi laut. Padahal di luar negeri, orang-orang membangun rumah menghadap ke laut. Ia ingin agar hal itu terjadi di sini, agar masyarakat menjadikan laut sebagai halaman.

Program lain Sahabat Pulau ialah “kakak panda” dan “adik panda”. Panda di sini merupakan kependekan dari Harapan Anak Indonesia. “Satu orang kakak panda menjadi kakak asuh bagi satu adik panda. Kakak panda menjadi motivator, mentor, sekaligus donor atau pemberi beasiswa bagi adik pandanya. Dengan terbentuknya Sahabat Pulau ini, diharapkan anak-anak dan masyarakat pesisir mendapatkan gizi yang lebih, pendidikan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih sejahtera,” jelas Hendriadi yang pernah menjadi peserta pertukaran pelajar ke Kanada pada tahun 2009 ini .

Sahabat Pulau diasuh oleh beberapa orang pembina, salah satunya adalah Rita M. Darwis. Berawal dari hobinya dalam melakukan perjalanan dan rasa tanggung jawab pada sesama, akhirnya Rita melaksanakan aksi pedulinya di tempat-tempat yang dikunjunginya dan turut menjadi pembina Sahabat Pulau. Ia juga menyediakan rumahnya yang berada Jakarta sebagai base camp Sahabat Pulau, yang diisi oleh mahasiswa. Di sana mereka melakukan rapat, koordinasi, memilah-milah buku yang disumbangkan ataupun disalurkan ke rumah baca, dan lain-lain. “Rumah Baca sudah ada sebanyak 23 di tujuh provinsi. Tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Lombok,” ujar Rita ketika ditemui kru Genta Andalas.

Selain Rita, seorang lagi pembina Sahabat Pulau, Kolonel Adi Suyoso. Baginya, pemuda adalah harapan bangsa. Ia ingin mengetuk rasa hati dan merajut pemuda bangsa Indonesia untuk menjaga NKRI. Menurut Kol. Adi kini sebagian pemuda kurang dalam pengalaman, namun memiliki semangat dan potensi yang luar biasa. Ia berharap agar pemuda-pemudi Indonesia benar-benar siap untuk bangsanya.

“Apapun background kamu, apapun passion kamu, kamu bisa bergabung di Sahabat Pulau. Karena dengan itu kamu bisa berbagi dengan orang lain. Virus ini harus diteruskan oleh mahasiswa, ” ujar Hendriadi.

Sumber: Genta Andalas

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *