FEBRIANI WULANDARI: BERUSAHA MENJADI PANUTAN PEMUDA BANTEN

Ia memang hanya seorang mahasiswa biasa di kampus tempatnya menuntut ilmu. Gayanya pun sama saja seperti anak muda seusinya. Tapi satu hal yang membuatnya spesial yaitu aksinya untuk orang banyak, terutama dalam pemberdayaan pemuda-pemudi Banten. Ia adalah Febriani Wulandari, pendiri komunitas kerelawanan pemuda-pemudi Banten, Youth Banten.

Komunitas ini didirikan bersama lima orang temannya yang punya kesamaan mimpi dan visi dengannya, yaitu ingin memberdayakan pemuda-pemudi Banten untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya, agar tak hanya menunggu dan komplain soal kebijakan pemerintah.

“Aku pikir kita tidak perlu serba menunggu pemerintah. Masyarakat juga harus bergerak jika mau ada perubahan. Anak muda kan bagian dari masyarakat, ya harus bergerak dan peka dengan keadaan lingkungan sekitarnya,” ujar mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat ini.

Komunitas yang resmi dibangun tiga tahun silam ini memiliki dua wilayah binaan, yaitu Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang, tepatnya di Desa Rajeg dan Desa Kasemen. Pemilihan wilayah ini didasarkan pada survey yang dilakukannya bersama para anggota dan relawan berdasarkan dari tingkat pendidikan anak-anaknya.

“Sejauh ini program yang diberikan adalah pendidikan bagi anak-anak, meliputi bahasa Inggris dan komputer. Dua keterampilan tersebut dipilih demi mempersiapkan anak-anak dalam menghadapi globalisasi. Supaya mereka nggak kagok dan tahu dasar-dasarnya. Kalau pelajaran seperti matematika dan lainnya kan pasti mereka dapatkan di sekolah formal,” paparnya.

Tak hanya keterampilan komputer dan bahasa Inggris, komunitas yang memperoleh dana dari iuran anggotanya ini juga memberikan pelajaran softskill kepada anak- anak binaannya, seperti membuat kerajinan tangan. Tak hanya itu, komunitas ini juga menghelat kegiatan untuk mengakrabkan pemuda di masing-masing desa tempat mereka mengajar, seperti kegiatan buka puasa bersama.

Bahkan dikatakan Febi –sapaan akrabnya- setelah beberapa kegiatan yang mereka lakukan, para pemuda dan pemudi desa tersebut terlihat mulai membuka diri dan tak lagi pemalu. Anak-anak di daerah ini juga kini terlihat lebih semangat dan ceria.

“Pernah kami mengajak adik-adik binaan jalan-jalan ke Jakarta. Saat itu mereka sangat senang dan bersemangat. Wajah mereka pun begitu ceria. Nah, hal seperti ini yang bikin kami ketagihan untuk terus melakukan kegiatan seru dan berbagi tawa bersama mereka,” ujarnya seraya tertawa mengenang kejadian saat itu.

Tak hanya para pemuda desa dan anak-anak didik yang mengalami dampak positif dari aksi Youth Banten, Febi pun merasakan hal yang hampir serupa. Ia akui dirinya kini makin terbuka dan makin peka terhadap permasalahan sosial dan kehidupan orang-orang di sekitarnya.

Ketika ditanya soal tantangan, perempuan yang sedang menempuh semester terakhirnya di Universitas Indonesia ini menjawab, “Hingga saat ini tantangan terberat rasanya sama seperti yang dialami banyak komunitas yaitu soal SDM yang meliputi anggota dan relawan. Banyak di antaranya yang sulit membagi waktu untuk beraktivitas di komunitas karena kesibukan masing-masing, mulai dari pekerjaan hingga tugas kuliah.”

Hingga saat ini Febi masih terus aktif berkegiatan dan ingin terus berkegiatan bersama komunitasnya. Bahkan ia berusaha untuk jadi panutan bagi semua anggota komunitasnya dan semua pemuda di Banten agar tergerak juga melakukan perubahan untuk daerahnya masing-masing.

“Pada kenyataannya, pendidikan di daerah-daerah pelosok masih sangat timpang dengan kota-kota besar. Permasalahan utama adalah kurangnya tenaga pengajar, minimnya fasilitas belajar dan tingkat perekonomian penduduknya yang rendah. Padahal kemauan dan potensi generasi mudanya tak kalah denga di kota-kota besar. Maka itu aku mengajak semua anak muda Indonesia untuk bahu-membahu membangun daerahnya masing-masing,” ungkapnya optimis.

Febi berharap ia dan komunitasnya bisa menginspirasi banyak pemuda untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan bisa mendirikan sebuah taman bacaan bagi anak-anak di daerah pelosok.

“Saya punya mimpi untuk bisa terus mengabdikan diri kepada masyarakat, apapun cara dan bentuknya,” harapnya seraya menutup percakapan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *