Nias adalah sebuah kepulauan yang terletak di sebelah barat laut Pulau Sumatera dan menjadi bagian dari Propinsi Sumatera Utara. Kepulauan ini terdiri dari empat kabupaten dan satu kotamadya yang terpisah oleh selat dengan pulau Sumatera.
Selama ini, nama Nias barangkali lebih dikenal dengan tradisi adat “Lompat Batu” dan potensi ombaknya yang di mata dunia dikenal sebagai surganya para peselancar. Meski terletak di ujung barat Indonesia, masyarakat nias atau yang dalam bahasa setempat dikenal dengan “Ono Niha”, ternyata juga memiliki semangat mobilitas untuk merantau yang cukup tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat suku ini yang sudah melanglang buana dan menyebar di berbagai wilayah mulai dari Jawa, Kalimantan, Bali, hingga sejumlah wilayah di Sumatera. Bahkan, tak sedikit yang sudah mereguk sukses lewat berbagai bidang usaha yang dtekuni di tanah perantauannya.
Namun, ada satu hal yang mengundang decak kagum dari masyarakat “Ono Niha” ini. Meski mereka mengais rezeki dan sukses di tanah rantau, semangat dan ikatan mereka untuk membangun tanah kelahiran ternyata tak pernah lekang. Salah satu wujudnya adalah dengan membentuk komunitas dan yayasan yang menaungi masyarakat “Ono Niha” di masing-masing wilayah perantauan.
Yayasan yang dirintis pada tanggal 22 Desember 2015 di Solo ini diberi nama yayasan Harapan Masyarakat Kepulauan Nias (HMKN). Ketua Yayasan HMKN Indonesia, Mezaro Ndraha mengatakan HKMN dirintis karena masyarakat “Ono Niha” di perantauan sadar bahwa kondisi tanah kelahirannya di Nias masih jauh tertinggal di banding daerah lain.
Adanya HMKN itulah diharapkan bisa menyatukan tekad dan semangat untuk bisa berkontribusi untuk membangun daerah Nias agar bisa setara atau bahkan lebih maju dari daerah lain.
“Yayasan HMKN ini sebagai bentuk kepedulian kami akan keadaan daerah kami yang memang masih jauh dari harapan. Karena kalau bukan kita yang peduli siapa lagi. Fokus yayasan ini adalah ikut mendorong dan ikut bertindak nyata dalam pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dan Sumber daya alam (SDA) di kepulauan Nias,” paparnya Minggu (3/4).
Sebagai realisasinya, HMKN untuk pertama kalinya telah melaksanakan NEF (Nias Economic Forum) jilid 1 pada tanggal 21-22 Feb 2016 di Hotel Asia Solo Jawa Tengah. Sebagai kelanjutannya akan digelar kegiatan NEF jilid 2 yang dijadwalkan di Kepulauan Nias pada awal 2018 mendatang.
“Masyarakat Nias yang tergabung di HMKN berasal dari berbagai kota di wilayah Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Jogya, Solo, Malang, Surabaya, Bali, Samarinda, Medan, Bengkulu, Labuhan Batu, Riau sampai Batam. Bahkan komunitas Ono Niha yang juga berasal dari luar negeri,” jelasnya. Di masing-masing daerah tersebut, juga sudah dibentuk komunitas dan dirintis kepengurusan yang bernaung di bawah Yayasan HKMN.
Sumber: Joglosemar