Komunitas Fly to Sky; Perkenalkan Parkour di Semarang

BIASANYA, orang memanfaatkan Taman Menteri Supeno atau yang biasa disebut Taman KB sebagai tempat beristirahat dan bersantai. Tapi, sekelompok anak muda di Semarang malah berlari, melompat, bahkan sesekali berguling saat melewati tangga, kursi, dan pembatas taman. Mereka adalah anggota komunitas yang menamakan diri Fly to Sky (F2S).

Komunitas ini merupakan pecinta parkour, seni melewati rintangan asal Perancis. Kelompok yang resmi dideklarasikan 3 Maret 2009 itu berawal dari sekumpulan anak-anak penyuka musik hip hop (B-boy) yang menginginkan suasana berbeda. Mereka ingin mencoba sesuatu yang ekstrim. Akhirnya, mereka mencoba parkour.

Lantaran hal baru, mereka belajar gerakan dari video di YouTube dan film sambil mengumpulkan orang-orang yang punya minat sama sebelum akhirnya membentuk komunitas.

“Kami sempat berganti-ganti identitas. Dulunya bernama Semarang Extreeme, kemudian berganti menjadi Free Run Semarang. Pada 13 Maret 2009, kami resmi berganti nama menjadi Fly to Sky,” papar ketua F2S Nikolas Deni.

Untuk mengasah ketangkasan dalam melakukan gerakan, F2S menggelar latihan rutin setiap minggunya. Bahkan, jika memungkinkan, mereka berlatih lima kali dalam sepekan. Latihan mereka lakukan sore sekitar pukul 16.00. Untuk Selasa dan Kamis, latihan dilakukan di kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Sementara di Taman KB, latihan digelar setiap Rabu. “Jumat kami latihan di Widya Pura Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang, Semarang. Sedangkan Sabtu kami melakukan latihan di Gedung Olahraga Theresiana,” jelas Nur Rahmadi, anggota F2S.

Saat latihan, mereka mengasah keluwesan melompat, berguling, dan terjun. Evaluasi dan sharing teknik dilakukan setelah latihan. “Selesai latihan, kami biasanya membagikan pengalaman di tempat makan. Belajar teori-teori parkour sambil mengisi perut setelah lelah berlatih,” kata Niko.

Keberadaan F2S pun mulai diakui publik Semarang. Beberapa kali mereka dipercaya menunjukkan kemampuan berpindah tempat secepat mungkin untuk memeriahkan acara yang digelar. Anggota F2S juga berpartisipasi aktif dalam lomba-lomba nasional yang diselenggarakan.

Sementara, kesungguhan mengembangkan dunia parkour mereka tunjukkan melalui even berskala nasional yang mereka adakan September tahun lalu. “Kami mengundang komunitas parkour yang ada di Indonesia tanggal 13-15 September dalam acara Free Motion. Dalam acara tersebut kami mengadakan gathering, sharing, dan jamming,” terang dia.

Sampai saat ini, ada ratusan pemilik akun di Facebook yang tergabung dalam grup F2S. Namun, hanya sekitar 30 orang yang rutin latihan. “Kami terbuka bagi siapa saja yang ingin mempelajari atau sekadar melihat latihan kami,” kata Niko.

Menurut Niko, anggota F2S berasal dari berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, juga karyawan. Bagi yang berminat bergabung di F2S, Niko mengajak mereka datang saat latihan. “Kami juga memiliki akun twitter @ParkourSemarang,” tambah Niko.

Sumber: Tribun News JATENG

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *