Belakangan ini di Kota Bandung semakin banyak kalangan anak muda yang mulai peduli dengan kebudayaan sunda yang sudah mulai di tinggalkan di era digital ini. Salah satunya adalah Komunitas Karinding Sagala Awi. Komunitas ini adalah sebuah wadah atau jembatan bagi grup anak-anak bangsa yang kreatif dalam pelestarian seni budaya sunda khususnya alat musik buhun sunda yang terancam punah keberadaannya. Alat musik tradisional ini sebagian besar berbahan baku dari awi atau bambu seperti karinding, celempung tunggal, celempung renteng, gongti, saluweng, kohkol, tarawangsa dan lain-lain.
Komunitas yang berdiri pada tanggal 21 Desember 2013 ini didirikan atas inisiatif dan dukungan berbagai grup kesenian sunda di Jawa Barat sebagai salah satu wadah budaya yang memiliki beragam kesenian tradisional yang mempunyai nilai dan berpotensi untuk dilestarikan dan dikembangkan.
“Untuk mewujudkan hal tersebut harus dilaksanakan secara konsepsional, sistematik dan berkelanjutan agar dapat dijadikan pilar budaya. Kita harus menghargai, melestarikan, menjaga budaya asli Negara kita yang sudah ada sejak dulu karena kebudayaan dan kesenian di Indonesia semakin hari semakin terkikis oleh pengaruh kebudayaan luar atau asing. Melalui perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga melupakan kebudayaannya sendiri yang mengakibatkan berkurangnya perhatian, kesadaran, minat, serta ketertarikan terhadap kesenian dan kebudayaan tradisional,”ujar ketua Komunitas Karinding Sagala Awi, Feriyanto yang biasa di sapa kang Ipey ini.
Menurut Kang Ipey Komunitas Karinding Sagala Awi, Sebagai wadah berhimpun bagi seniman dan budayawan dengan tanpa membedakan asal-usul, suku, golongan, agama, dan aliran kepercayaan. Selain itu Sebagai wahana koordinasi dan komunikasi seni bagi seniman budayawan dan salah satu sarana untuk meningkatkan apresiasi seni masyarakat
Sementara itu Pembina Komunitas Karinding Sagala Awi Abah Pupunk Punky, mengatakan untuk mencapai fungsi tersebut perlu dibentuk komunitas yang berperan memelihara, melestarikan dan mengembangkan kehidupan berkesenian dan berkebudayaan.
“Jadi Komunitas Karinding Sagala Awi bukan sekedar organisasi atau kelompok semata. Tapi merupakan komunitas masyarakat yang berkeinginan dan ikut serta dalam memperjuangkan tegaknya kesenian dan kebudayaan Indonesia khususnya seni dan budaya sunda,” ujarnya.
Komunitas yang berjumlah 5610 orang sudah sering tampil mentas di berbagai event seperti pentas di Car Free Day (CFD ) Dago , Konferensi Asia Afrika, Acara music di Sabuga dan di acara lauching sebuah Perusahaan.
Bagi anda yang berminat ingin bergabung atau penasaran dengan kegiatannya bisa datang langsung ke jalan Jurang di kota Bandung. Atau melalui akun twitter @Sagalaawi no telpon : (022) 932 32 887 atau 0857 9422 4667.
Sumber: Destinasi Bandung