Freedom Faithnet Global (FFG) Surabaya; Bergerak Untuk Kemanusiaan Berskala Internasional

Aksi-aksi kemanusiaan serentak secara global selama ini sering digawangi organisasi internasional. Kali ini, ada komunitas lokal yang melakukan kegiatan sosial hingga ke luar negeri.

Ailing mengulurkan tangannya kepada petugas berseragam PMI. Dia adalah salah seorang donor yang ingin menyumbangkan darahnya. Bersama dia, ada puluhan orang lain dengan maksud serupa. Sebagian besar donor itu memakai baju dengan tulisan FFG Love Movement.

Ailing memang anggota komunitas FFG. Yakni, Freedom Faithnet Global, sebuah komunitas kemanusiaan yang berasal dari Indonesia. Hari itu bertepatan dengan World Blood Donor Day. Seluruh kantong akan diserahkan untuk stok darah di PMI yang sering menipis saat bulan puasa.

”Ini serentak dilakukan di 82 titik yang tersebar di 27 negara,” ujar Ailing. Menurut dia, jarang ada komunitas kemanusiaan dari Indonesia yang menyebarkan ’’virus’’ charity-nya hingga ke mancanegara secara serentak dalam sehari. Kegiatan donor darah di puluhan negara tersebut dikoordinasi dari Indonesia. Termasuk di Surabaya yang dilaksanakan di Jalan Pucang Rinenggo.

Donor darah tersebut bakal diadakan tiga bulan sekali. Targetnya, ada seribu titik di 70 negara anggota FFG. Sekali kegiatan itu, minimal ada puluhan kantong yang disetor.

Misalnya, pada Selasa lalu. Yang datang untuk mendonorkan darahnya sebenarnya banyak. Namun, hanya 30 yang bisa diberikan kepada PMI Surabaya. Sebab, banyak yang tidak lolos tes lantaran syarat kadar hemoglobinnya tidak terpenuhi. ’’Yang kurang 0,1 saja nggakboleh,’’ ujar Ailing, lantas tertawa.

Donor darah hanyalah satu kegiatan kecil di antara beragam aksi sosial yang dilaksanakan FFG. Menurut Ailing, komunitas yang berdiri sejak 2003 itu juga punya kegiatan lain di dalam dan luar negeri. Selama setahun terakhir, setidaknya ada beberapa negara yang disambangi anggota FFG Surabaya. Contohnya, Senegal dan Kamerun. Para anggota komunitas terbang dari Juanda menuju negara di Afrika itu.

Mereka mengunjungi panti asuhan dan melakukan berbagai aksi kemanusiaan. Ailing lantas menunjukkan foto-foto kegiatan anggota FFG di sana. Senyum anak-anak berkebutuhan khusus terlihat jelas di wajah mereka. Perbedaan warna kulit tidak menghalangi mereka untuk saling menolong.

Ailing mengungkapkan, keanggotaan FFG bersifat sukarela. Menyebut diri sebagai agent of change, para anggotanya selalu merogoh kocek sendiri ketika mengadakan bakti sosial, baik di dalam maupun luar negeri.

Contohnya, saat di Senegal. Anggota komunitas mengumpulkan sendiri dana untuk membeli bahan kebutuhan pokok, seperti makanan dan pakaian, untuk anak-anak panti asuhan. Setiap anggota FFG juga membagikan kemampuan dan pengetahuan yang mereka miliki sesuai dengan latar belakang setiap orang.

Yang dokter melakukan pemeriksaan kesehatan. Yang psikolog melayani konsultasi. Yang insinyur ikut bersih-bersih desa. Ada juga yang membantu menanam sayur-mayur agar bisa dijual untuk mengajarkan kemandirian.

Saat itu hadir juga Dubes Indonesia untuk Senegal Andradjati yang mengikuti langsung kegiatan tersebut. ’’Tidak ada yang digaji. Teman-teman Surabaya meluangkan waktu mereka berhari-hari di sana untuk menghibur anak-anak,’’ ucap perempuan berusia 38 tahun itu.

FFG diprakarsai Onggy Hianata. Bisa dibilang, founder FFG tersebut juga arek Suroboyo. Onggy pernah besar, kuliah, dan bekerja di Surabaya. Saat mendirikan FFG, dia ingin mengubah image tentang Indonesia. Bahwa anak bangsa juga bisa mengubah dunia.

Bagi sebagian orang, membantu tanpa mendapatkan sesuatu adalah tindakan yang aneh. Namun, anggota komunitas itu melakukan aksi kemanusiaan dengan ikhlas lantaran ada yang menggerakkan mereka. ’’Kami percaya, the more you give, the more you receive,’’ ucap salah seorang anggota komunitas, Wardhani Indriati.

Perempuan yang akrab disapa Iin tersebut mengungkapkan, melalui FFG, keluarganya mengalami perubahan. Dari yang awalnya pernah bermasalah dengan keluarga kini harmonis kembali bersama sang suami.

Sebab, komunitas FFG juga berfokus pada pengembangan diri melalui pelatihan rutin untuk anggotanya. Namanya super soft skill bootcamp value your life. ’’Saya merasa adamovement dalam keluarga. Dan, saya bertanya kepada Pak Onggy Hianata, gimana caranya berterima kasih? Jawabannya, ya kepada Tuhan dan dengan menolong orang lain,’’ katanya.

Sementara itu, Koordinator Global FFG Indonesia Sun King mengungkapkan, anggota FFG yang asli Indonesia sekarang mencapai ratusan ribu di 70 negara. Antara lain, Australia, Brasil, Prancis, Ghana, Kenya, India, Jepang, Rusia, Papua Nugini, dan Inggris.

Kegiatan FFG juga beragam. Misalnya, bedah rumah, bersih-bersih desa, tanam pohon, dan penyuluhan kesehatan. Ada lagi kegiatan tanggap darurat seperti letusan Merapi dan banjir Jakarta. Di Surabaya, kegiatan yang dilakukan, antara lain, donor darah dan mengunjungi panti asuhan.

Di Kamerun, FFG mendapat penghargaan nasional untuk humanity. ’’Karena banyak sekali kegiatan sosial kami di sana. Bulan delapan mendatang kami ada rencana ke sana lagi. Indonesia juga bisa semakin dikenal dengan positif di dunia internasional,’’ ucap King.

Dia menambahkan, kata Faith yang merupakan kependekan dari From Asia Into Humanity diharapkan benar-benar tercapai. Sesuai dengan visi-misi FFG, dari Asia, komunitas tersebut bisa melakukan aksi kemanusiaannya sampai ke lima benua. Apalagi, slogan FFG Love Movement yang dipakai bukan tanpa arti. Maksudnya, supaya semua anggota komunitasnya menyebarkan rasa cinta dan kepedulian secara berantai. Bukan hanya di Surabaya, tapi di seluruh negara.

Sampai sekarang, masih ada satu impian yang ingin diwujudkan komunitas FFG. ’’Kami pengin nanti ada FFG Love Movement Day. Hari saat semua orang berbuat kebaikan untuk kemanusiaan di seluruh dunia,” kata King.

FFG tidak membatasi keanggotaannya. Mulai mahasiswa, wiraswasta, pegawai, banker, hingga dokter. Para anggota komunitas tersebut pernah memecahkan tiga Rekor Guinness World Records pada 2009 dan 2011. Yaitu, untuk jumlah peserta pawai obor terbanyak. Lalu, menyalakan obor dengan formasi huruf membentuk gambar FFG Love Movement. ’’Setiap anggota komunitas memiliki pemahaman harus value your life dengan membantu sesama,’’ kata King.

Sumber: Jawa Pos

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *