Rumah Teman; Tularkan Gaya Hidup Makan Bersih Lewat Gerakan “Kembali Ke Dapur”

Pestisida membunuh serangga selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Bukan hanya hama tanaman yang jadi sasaran, tetapi juga serangga lain. Ujungnya, membahayakan manusia yang mengonsumsi produk pertanian dengan pestisida.

Itulah kesimpulan Rachel Carson dalam bukunya “Silent Spring” (1962). Buku itu menjadi peringatan keras atas maraknya penggunaan pestisida dalam konsep Revolusi Hijau pasca-Perang Dunia kedua. Tercetuslah pertanian organik, sebagai antitesis Revolusi Hijau.

Tapi pestisida bukan satu-satunya persoalan bagi manusia. Berikutnya adalah makanan olahan yang berlebihan. Produk pertanian organik sekalipun, akan membahayakan kesehatan bila diolah secara berlebihan.

Gerakan lain pun muncul, salah satunya praktik pola makan yang populer dengan istilah clean eating. Clean eating merupakan pola makan dengan mengonsumsi makanan sealami mungkin; bersih dari pengolahan secara berlebihan.

Misalnya memperbanyak asupan buah dan sayur, gandum utuh, protein tak berlemak, juga menghindari makanan dalam kemasan serta hidangan cepat saji. Demikian menurut pegiat pola makan bersih di Bandung, Farah Mauludynna (31).

“Aku mengedukasi masyarakat tentang clean eating. Clean eating itu makan makanan bersih yang bebas 4P (penyedap, penambah rasa, pewarna dan pengawet),” tutur perempuan yang akrab disapa Dynna ini.

Dyna bersama rekan-rekannya menularkan gaya hidup makan bersih lewat kegiatan “Kembali ke dapur” (ditulis #baliklagikedapur). Komunitas ini lalu menamakan dirinya Rumah Teman. Mereka mulai aktif berkegiatan sejak Oktober 2014.

Menurut inisiator #baliklagikedapur ini, kegiatan tersebut bertujuan menghadirkan semangat dalam mengedukasi pola makan clean eating. Selain itu memberdayakan semua lapisan masyarakat untuk kembali ke dapur dan memasak makanannya sendiri.

“Sejauh yang kami pelajari, clean eating adalah salah satu solusi tepat untuk memiliki gaya hidup sehat yang berkualitas,” ungkapnya.

Tak kurang dari 10 orang menghadiri sesi berbagi pengalaman tentang makan bersih dan manfaatnya. Sejauh ini sudah 12 kali acara tersebut digelar di beberapa kota, antara lain di Bandung, Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Tangerang.

Menurut Dynna, kembali ke dapur merupakan wadah berbagi pengalaman tentang pola makan bersih. Salah satu prinsip makan bersih yakni memasak makanan sendiri. “Jadi kita tahu mau makan apa. Kita juga mengajak orang untuk memposting masakannya dari rumah,” imbuhnya.

Selain #baliklagikedapur, Dynna dan rekan-rekannya juga menggelar acara Ngariung di Bandung. Di acara itu, Rumah Teman mengajak para pemilik toko makanan bersih untuk memajang produknya.

Dynna mengungkapkan, alasan dipilihnya Bandung sebagai tempat acara Ngariung karena kota ini dianggap memiliki kontur perkebunan namun sayangnya belum ada pasar lokal yang mendukung artisan (KBBI: ahli membuat kerajinan tangan) lokal dan petani lokal.

“Saya sengaja nggak bikin label sehat atau organik, dan bentuknya bukan komunitas (terlembaga) agar suasananya lebih cair. Kita ingin produk petani bisa dikemas dengan lebih keren,” tandasnya.

Sumber: Beritagar.id

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *