Aliansi yang terdiri dari SMI, GPMJ, FMK, dan LMND ini menuntut agar pemerintah memberikan jaminan sosial terhadap seluruh rakyat Indonesia tanpa adanya diskriminasi. Hasyim, salah satu peserta aksi yang merupakan perwakilan dari FMK, dalam orasinya menyoroti kesenjangan sosial ekonomi masyarakat yang kian parah, terutama pada masyarakat pedesaan.
“Momentum Sumpah Pemuda adalah tonggak pemersatu perjuangan para pemuda dan rakyat Indonesia dalam pembebasan nasional melawan kolonialisme. Namun, sejak 71 tahun Kemerdekaan RI, jumlah orang miskin meningkat hingga 28,51 juta jiwa, seiring tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan memburuk, terutama di perdesaan,” kata Hasyim di depan Istana kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
Hal senada juga disampaikan oleh Sekjend LMND, Arif Hidayatullah, yang mempertegas bahwa angka keluarga miskin di Indonesia tiga kali lipat dari angka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Mengingat dalam kurun satu dekade kenaikan harga sembako, pencabutan subsidi BBM dan listrik, politik upah murah, pencabutan subsidi pendidikan dan kesehatan, juga ketersediaan lapangan kerja bagi rakyat semakin jauh dari standar kesejahteraan dan hidup layak,” terangnya.
“Belum lagi paket kebijakan RJPMN Jokowi-JK telah menimbulkan krisis sosial yang semakin parah seperti, penggusuran lahan, pengangguran tinggi akibat PHK massal, angka putus sekolah dan kuliah yang tinggi, dan lain-lain,” pungkasnya.
Sumber: KLIK Anggaran