Erik Andrianto: Pernah Punya Mimpi Jadi Rock Star

Kesamaan hobi mendengarkan dan memainkan musik Jazz, menuntun Erik Andrianto, seorang instruktur musik di sekolah musik Chic di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, dan ketujuh kawannya mendirikan sebuah komunitas musik yang diberi nama Komunitas Jazz Chic. Didirikan delapan tahun silam, komunitas ini rutin menggelar penampilan musik jazz di lapangan parkir sekolah musik tersebut.

Bukan hanya untuk menyalurkan kesenangan dan minat akan musik jazz sesama instruktur, murid dan orang umum saja, komunitas ini juga jadi wadah pembelajaran musik jazz, mulai dari teori hingga praktiknya. Karena di Indonesia, wadah untuk belajar dan praktik langsung musik Jazz masih sangat sulit ditemukan.

“Kebanyakan kalau orang mau main musik Jazz itu pasti di kafe, tapi biasanya yang main di kafe itu yang sudah profesional. Dan disana adalah tempat untuk penampilan saja. Nah kalau di komunitas kan beda, selain unjuk kebolehan, tempat ini juga jadi tempat belajar, karena kita juga ada sesi sharing untuk berbagai kalangan. Yang berbagi ilmu pun ada yang sudah profesional,” Ujar pria asli Mojokerto ini.

Mengubah Pandangan Soal Musik Jazz

Tak cukup sampai disitu, kata Erik, melalui komunitas Jazz Chic, ia dan kawan-kawannya juga ingin mengubah pandangan masyarakat atas musik jazz, pasalnya jenis musik ini masih dianggap sebagai musik kelas atas dan kelas tertentu saja. Padahal jika dilihat dari sejarahnya, musik ini justru lahir dari kalangan bawah kulit hitam Amerika Serikat, sehingga musik ini layak dinikmati siapa saja.

Tambahnya, “Ya itu. Kita berusaha menghilangkan pandangan itu. Kita aja kalau tampil kan di lapangan parkir dan yang nonton, dari yang profesional, penikmat, masyarakat umum, sampai tukang bakso dan tukang-tukang lainnya juga menikmati musik kami.”

Pendirian komunitas ini diakui Erik tak menemukan kendala berarti. Kegiatannya cenderung mengalir begitu saja. Bahkan baginya, komunitas ini jadi sarana pembelajaran buatnya. Kemampuannya makin terasah.  Hal itu didapatkan dari masukan-masukan dan ilmu yang dibagikan saat gathering komunitas. Dalam kegiatan ini, para musisi biasanya akan berbagi pengetahuan soal musik Jazz.

Awalnya ingin jadi Bintang Rock

Awalnya Erik mengaku tak pernah terpikir untuk terjun dan mendalami musik jazz, malahan ia menekuni musik Rock. Bahkan ia pernah punya keinginan untuk jadi seorang bintang Rock. Maklum, di masa mudanya kala itu sekitar tahun 1999-2000, jenis musik ini memang sedang naik daun. Tak ingin sekedar jadi angan-angan, Erik mulai langkah awal mewujudkannya dengan belajar instrumen gitar melalui kursus privat.

Lantas kenapa kini Erik jatuh cinta dengan musik jazz? Jawaban untuk pertanyaan ini katanya agak sulit ia gambarkan, tapi bisa ia jelaskan cikal-bakalnya. Ia teringat kala itu ada seorang teman yang memberikan dorongan soal kemampuan bermusiknya.

“Ia menyarankan saya untuk mengembangkan bakat musik saya, terutama dalam gitar. Nah kata dia, untuk makin mendalaminya, musik jazz adalah jenis musik yang tepat,” tukas pria dua anak ini seraya mengingat-ingat.

Tak disangka, jenis musik yang ia pelajari ternyata memikatnya hingga kini. Dan baginya musik ini memang benar-benar berbeda dari jenis musik lainnya. Kata Erik, jenis musik ini lebih bebas dan tidak memiliki pakem seperti musik pop, Rock, blues dan lainnya. Musik ini bisa diimprovisasi, digabungkan atau dikolaborasikan dengan jenis musik apapun.

Rehat Sejenak dan Bebenah Komunitas

Meski saat ini Komunitas Jazz Chic sedang rehat dari kegiatan rutin karena kesibukan masing-masing pengurusnya, kedepannya Erik berharap, komunitas ini makin bermanfaat untuk banyak musisi dan penikmat musik Jazz, terutama sebagai wadah pembelajaran dan bertukar ilmu.

“Saya juga ingin pecinta musik Jazz, musisi atau hanya penikmat saja nggak musti keluar uang banyak untuk menikmati musik ini. Mereka nggak musti ke restoran atau kafe yang mahal,” ujarnya

Erik yang kini disibukan dengan kegiatan mengajar instrumen gitar di Sekolah Musik Chic ini sekarang sedang menyusun kepengurusan baru yang rencananya akan ia realisasikan tahun depan.

Tutupnya, “Saya nantinya nggak akan turun langsung jadi pengurus sepertinya. Saya akan pandu dari belakang saja.”

Dokumentasi: Erik Andrianto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *