Usai pembukaan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-11 yang berlangsung meriah, Senin (28/11) malam, film-film Asia Pasifik diputarkan di hari kedua. Mulai dari film Jepang hingga ‘Focus on Djenar Maesa Ayu: Mereka Bilang Saya Monyet’.
Bertempat di Empire XXI Yogyakarta, JAFF memutar film yang berjudul ‘Fuchi Ini Tatsu/ Harmonium’ karya Koji Fukada. Film yang meraih Juri Prize di Cannes Film Festival 2016 dalam kategori Cannes Prize in the A Certain Regard itu menceritakan seorang lelaki bernama Toshio yang mempekerjakan temannya Yasaka di bengkel kerjanya.
Dalam keterangan yang diterima detikHOT, Rabu (30/11/2016), JAFF juga memutar film kompetisi Asian Feature: City of Jade, When The Woods Bloom, Lowlife Love, Pako, Knife in The Clean Water, dan Turah. Pemutaran perdana film Turah di Indonesia karya Wicaksono Wisnu Legowo, menjadi salah satu yang paling ditunggu.
Di tempat lainnya, di Gedung Societet, Taman Budaya Yogyakarta, JAFF juga memutar film dokumenter ‘Half a Life’ dan ‘Potraits of Mosquito Press’. Djenar Maesa Ayu pun tak mau ketinggalan dengan film ‘Mereka Bilang Saya Monyet’.
Sore harinya, film ‘Made in Taiwan’ dan ‘Moana Rua: The Raising of The Sea’ dari program Islandscape juga ditayangkan. Tak hanya film-film Asia Pasifik saja, program forum komunitas juga diselenggarakan di hari kedua. Dennis Adhiswara hadir berbicara soal video daring ‘The Power of Online Video: A Personal Story’.
“Dari tahun ke tahun, jumlah orang yang mengakses perangkat digital untuk menonton video makin besar. Menurut perhitunganku, akan ada satu titik di mana kita menonton dari media online dan meninggalkan televisi,” ujar Dennis.
Program ‘Open Air Cinema’ pun hadir di Tebing Breksi pada Selasa (29/11) yang memutarkan film-film pendek dari Indonesia. Dibuka dengan animasi ‘Namaj Utab’, film ‘Bubah, Jalan! Gilingan, Cermin’, dan terakhir film ‘Sandekala’. JAFF hadir dengan berbagai film dan program acara menarik lainnya hingga 3 Desember.
Sumber: Hot Detik